Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 16 menit yang lalu

16 menit yang lalu

14 Views

bendera Indonesia dan Palestina dikibarkan oleh rakyat Indonesia (foto: Halo Indonesia)

KEMERDEKAAN itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dalam upaya merefleksikan makna kemerdekaan Indonesia, untuk kemerdekaan bangsa Palestina, berikut hadir Khutbah Jumat bertema “Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina,” yang ditulis oleh Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فقال تعالى : يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia dengan Mendukung Kemerdekaan Palestina  

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Salah satu nikmat terbesar yang wajib kita syukuri adalah nikmat kemerdekaan. Sebuah anugerah yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia setelah melalui perjuangan panjang, pengorbanan jiwa dan raga, serta tumpah darah para pahlawan kusuma bangsa.

Kemerdekaan bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, namun juga kebebasan berpikir, berpendapat, beribadah, dan membangun kehidupan yang lebih baik dalam naungan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Di sinilah tanggung jawab kita sebagai generasi penerus, yaitu menjaga, mengisi, dan memaknai kemerdekaan dengan kontribusi nyata bagi agama, bangsa, dan sesama.

Semangat perjuangan, serta tekad untuk terus menjaga kemerdekaan yang telah diwariskan kepada kita dengan penuh kehormatan dan tanggung jawab, agar nikmat serupa, kemerdekaan diraih pula oleh saudara-saudara kita di Palestina.

Selanjutnya, shalawat teriring salam yang tak pernah putus senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, manusia agung yang menjadi cahaya bagi alam semesta. Beliaulah yang Allah utus untuk mengantarkan umat manusia keluar dari zaman jahiliyah, yang penuh kegelapan, kesesatan, dan pertikaian  menuju kehidupan yang penuh cahaya iman, ilmu, dan petunjuk Ilahi.

Baca Juga: Khutbah Jumat : Selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi

Dengan risalah Islam yang dibawanya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  membebaskan manusia dari penyembahan kepada makhluk menuju penyembahan hanya kepada Allah. Dari kezaliman menuju keadilan. Dari kerusakan menuju kemuliaan. Akhlaknya adalah Al-Qur’an, ucapannya adalah hikmah, dan langkahnya menjadi jejak kebaikan bagi umat hingga akhir zaman.

Selanjutnya, khatib mewasiatkan kepada dirinya sendiri dan hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada-Nya agar kita hidup bahagia, selamat dan sejahtera, di dunia hingga di akhirat kelak.

Allah memerintahkan kita di dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Pembelaan Muslim Palestina

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102).

Takwa adalah wasiat agung yang diwariskan para nabi kepada umatnya. Takwa adalah bekal terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia, dan kunci keselamatan di akhirat. Takwa bukan hanya kata, tapi sikap hidup yang meliputi ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-Nya, serta menjadikan setiap langkah penuh kesadaran akan pengawasan-Nya.

Dengan takwa, seseorang akan diberi jalan keluar dari setiap kesulitan, dan rizki dari arah yang tak disangka-sangka. Dengan takwa dapat menenangkan hati, menentramkan jiwa, dan memudahkan urusan dunia serta akhirat.

Dengan takwa pula menjadikan hidup penuh keberkahan, keluarga menjadi damai, harta menjadi berkah, dan akhir kehidupan ditutup dengan husnul khatimah. Inilah wasiat terbaik, bukan sekadar nasihat, tetapi jalan untuk hidup bahagia, selamat dan sejahtera hingga bertemu Allah kelak.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Muka Bumi Harus Dihapuskan

Sidang Jumat yang berbahagia

Tanggal 17 Agustus 2025, kita mensyukuri hari kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Kemerdekaan ini merupakan rahmat, karunia dan anugerah dari Allah yang wajib kita syukuri bersama dengan cara mempertahankan dan mengisinya dengan amal shalih.

Pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 ditegaskan, bahwa “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Oleh sebab itu, kita semua wajib mensyukuri berkah dan rahmat Allah ini dengan sebaik-baiknya, yakni dengan cara mengisinya dengan pembangunan dalam bingkai ridha Allah, dengan nilai-nilai takwa kepada-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jiwa-jiwa yang Tenang

Dengan nilai takwa inilah, suatu negeri, termasuk bangsa Indonesia, akan mendapat keberkahan dari Allah Ta’ala.

Sebagaimana firman-Nya:

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Q.S. Al-A’raf [7]: 96).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Karunia Umur

Dengan kesyukuran dan ketakwaan itulah, akan mengantarkan negeri kita menjadi negeri yang baik dalam ampunan Allah. Seperti firman-Nya:

 بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬

Artinya: “Negeri yang baik dan [Tuhanmu] adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (Q.S. Saba’ [34]: 15).

Hakikat dari “Baldatun Ṭoyyibatun Wa Rabbun Ghafūr” yang kita idam-idamkan adalah negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya, negeri yang alamnya subur dan makmur, dengan penduduknya yang pandai bersyukur.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Pendusta Agama

Itulah negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya, negeri yang aman dari ancaman musuh yang hendak memecah belah, baik dari dalam maupun dari luar. Negeri yang melesat maju, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

Serta yang paling utama adalah negeri dengan penguasa yang adil dan shalih, taat kepada Allah, dengan penduduknya yang penuh kesantunan, kepatuhan dan kedamaian.

Gambaran negeri yang di dalamnya terjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya, dengan terwujudnya saling menasihati dan mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Korelasi Mukmin Sejati dengan Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina

Selanjutnya, jangan dilupakan juga bahwa semangat kemerdekaan yang digelorakan dalam jiwa kaum Muslimin di Indonesia hingga mencapai kemerdekaannya, tidak lepas dari kalimat Tauhid, yang terwujud dari pekik takbir “Allahu Akbar!”. Kalimat pembakar semangat yang dikumandangkan para ulama, kyai dan tokoh Islam, para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Tidaklah mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan suatu bangsa. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat.

Menurut Buya Hamka, tidak mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan bernegara. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat. Dengan dua kalimat syahadat itu, bagi kehidupan Islam sangat besar. Karena dengan kalimat itu, tidaklah ada yang kita sembah, melainkan Allah.

Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Yahudi, Bani Israil dan Ahli Kitab

Begitulah, memang sesungguhnya Islam hadir membawa misi pembebasan bagi manusia dari segala bentuk penjajahan dan penindasan. Islam hadir untuk memperbaiki akhlak umat manusia dan selanjutnya hanya menghamba kepada Allah. Termasuk dalam hal ini membebaskan manusia dari kungkungan hawa nafsu yang mendorong manusia bersikap destruktif atau merusak menuju manusia konstruktif atau membangun.

Misi Islam juga sesungguhnya untuk memanusiakan manusia, yaitu menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam artian, menempatkan manusia sebagai hamba Allah yang mempunyai misi untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini, membawa sebagai ajaran yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Hijrah dalam Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina

Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107).

Karena itu, tidaklah sempurna iman seorang, manakala kesalehan ritual yang ditunjukkan dengan shalat, puasa, dan lainnya, tidak membawa implikasi positif bagi proses kemanusiaan pada sekelompok masyarakat marginal (dhu’afa).

Juga nilai-nilai rahmat Islam yang mengajak manusia untuk saling menjaga persatuan walau di tengah berbagai perbedaan yang ada. Juga saling menolong antar sesamanya. Termasuk mendorong pembebasan negeri-negeri terjajah. Seperti saat ini Palestina, satu-satunya negeri di dunia ini yang masih terjajah oleh kolonialisme Zionis.

Lebih dari setengah abad lalu, tepatnya tahun 1953, Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan umat Islam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin, telah mengeluarkan Maklumat I yang isinya, “Jama’ah Muslimin (Hizbullah) tegak berdiri di dalam lingkungan kaum muslimin, di tengah-tengah antar golongan, menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar. Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan, kedzaliman suatu bangsa di atas bangsa lain dan mengusahakan ta’aruf antar bangsa-bangsa”.

Kaum Muslimin yang Allah muliakan

Untuk itu, marilah kita semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan umat dan bangsa, kita perkokoh kehidupan berjama’ah, kita tinggalkan segala pertikaian dan permusuhan, kita songsong tantangan masa depan dengan semangat membangun negeri dalam ridha ilahi.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ

Artinya; “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS Ali Imran [3]: 103).

Pada ayat lain Allah menegaskan:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

Artinya: “Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al-Anfal [8]: 46).

Semoga nilai-nilai ketauhidan, persatuan dan kesatuan, yang pernah mengantarkan kemerdekaan Indonesia, dapat mengantarkan pula kemerdekaan bangsa Palestina. Aamiin. []

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat