Khutbah Jumat: Keteladanan Nabi Ibrahim dalam Mendidik Keluarga, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur

بســــــــــــــــــم الله الرحمن الرحيم

Khutbah pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Segala puji hanyalah milik Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, Pemilik alam semesta, yang telah menciptakan manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakkan. Maha Suci Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya.

Hari ini kita berada di pekan terakhir bulan Dhulhijjah. Bulan yang dimuliakan dengan berbagai amal ibadah istimewa yang Allah Ta’ala lipat-gandakan pahala dan keberkahannya, untuk pribadi dan lingkungan sekitar kita.

Maka, mari kita terus meningkatkan kualitas iman dan takwa, sebagai bentuk kesungguhan kita dalam mensucikan asma-Nya, mengagungkan bulan-Nya yang mulia.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Pada kesempatan ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Quran Surah Al-Mumtahanah [60] ayat ke-6:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ اْلاٰخِرَ ۚ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ (الممتحنة [٦٠]: ٦)

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. “

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan, sungguh pada diri Nabi Ibrahim Alaihi Salam, keluarga dan umatnya terdapat suri tauladan yang baik, yang hendaknya diikuti oleh umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam.

Orang akan bisa mengikuti teladan beliau adalah mereka berharap pahala dan keselamatan dari Allah Ta’ala pada hari Kiamat kelak (لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ اْلاٰخِرَ). Karena sesungguhnya, hanya dengan iman dan harapan kepada Allah Ta’ala, sesuatu yang sulit akan terasa mudah, cobaan yang berat akan terasa ringan, ujian yang besar akan terasa kecil.

Namun, barangsiapa yang tidak mau mengikuti teladan Nabi Ibrahim Alaihi Salam, maka sesungguhnya, hal itu hanya akan merugikan dirinya sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak rugi sedikitpun.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Beberapa pekan terakhir ini, sebagian orang tua mencarikan lembaga pendidikan terbaik untuk anak-anaknya, berharap mereka mampu meraih sukses dengan pendidikan yang ditempuh.

Bagi orang tua, hendaknya menyadari adalah, bahwa salah satu faktor utama keberhasilan pendidikan adalah keteladanan.  Pada ayat di atas disebutkan, Nabi Ibrahim Alaihi Salam sangat layak untuk kita jadikan contoh tauladan dalam mendidik generasi muda agar mampu meraih sukses dunia dan akhirat.

Hal-hal yang diteladankan dalam mendidik keluarga dan umatnya antara lain:

Pertama, memberikan pendidikan tauhid kepada mereka.

Pendidikan tauhid dalam keluarga merupakan landasan utama dalam pembentukan karakter menuju generasi yang siap menjalani masa depan penuh tantangan.

Tauhid yang kokoh akan melahirkan akhlak mulia. Tauhid yang kuat membuat seseorang tidak akan mengalami goncangan jiwa. Apalagi di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, tantangan dan godaan semakin berat bagi generasi muda kita.

Tauhid yang kokoh dan akhlak mulia akan senantiasa memberikan ketentraman dalam hati, selalu berpikir dan berperilaku positif, serta menjadi sumber motivasi dalam segala kondisi untuk tetap berbuat yang terbaik, demi meraih ridha dan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kedua, kesabaran dan keteguhan dalam berjuang.

Nabi Ibrahim Alaihi Salam mendapatkan gelar Ulul ‘Azmi, yaitu rasul yang mempunyai ketabahan dan kesabaran luar biasa dalam menghadapi segala macam ujian dan cobaan. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيَ عَلٰى حَسَبِ دِيْنِهِ (رواه الترمذي)

“Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa, lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran agamanya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya.” (HR. At-Tirmidzi).

Keteguhan Nabi Ibrahim Alaihi Salam dalam berjuang menjadikan dirinya sebagai khalilullah (kekasih Allah) dan Allah Ta’ala menjadikan anak keturunannya sebagai nabi dan rasul, pelanjut dakwah tauhid, penegak syariat Islam hingga saat ini.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Ketiga, memilihkan lingkungan terbaik.

Allah berfirman dalam surah Ibrahim [14] ayat 37:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ( ابراهيم [١٤]: ٣٧)

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Lingkungan memiliki peranan penting dalam pendidikan. Apabila anak tumbuh, berkembang, dan dididik di lingkungan Islami, maka mereka akan menjadi pribadi yang bertakwa dan berakhlak mulia. Begitupun sebaliknya, apabila anak tumbuh, berkembang, dan dididik di lingkungan yang buruk maka pribadi yang tidak peduli dengan agama dan norma-norma kebaikan.

Keempat, mendoakan mereka.

Disebutkan dalam ayat selanjutnya, Nabi Ibrahim Alaihi Salam berdoa:

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ ( ابراهيم [١٤]: ٤٠)

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Doa tersebut merupakan petunjuk bagi kita untuk terus mendoakan anak keturunan supaya menegakkan shalat, sebab shalat menjadi tolak ukur kesuksesan sejati manusia.

Maka, pendidikan terbaik yang hendaknya kita berikan kepada generasi muda adalah senantiasa memperhatikan shalat dan mendekatkan mereka dengan masjid.

Kelima, kesatuan umat adalah inti ajaran para nabi, termasuk Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Ajaran para nabi tentang kesatuan umat terdapat dalam firman Allah Ta’ala surah Asy-Syura, ayat 13:

شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ … (الشورى [٤٢]: ١٣)

“Dia telah mensyari’atkan bagimu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya,….”

Ibrahim Alaihi Salam adalah nabi yang mewasiatkan persatuan dalam menegakkan agama. Dalam rangkaian aktifitas haji dan esensi dari ibadah qurban yang merupakan legacy (peninggalan) beliau, sesungguhnya mengandung pesan yang kuat untuk mewujudkan persatuan.

Ciri pendidikan Islami menitikberatkan pada kemampuan generasi muda kita untuk dapat membangun persatuan dan persaudaraan, bukan mendahulukan ego pribadi dan golongan.

Jika umat Islam bisa bersatu, maka umat ini akan mampu mengatasi segenap persoalan, membangun dan memajukan peradaban, serta mendapatkan rahmat, ampunan dan curahan keberkahan dari Allah Yang Maha Rahman.

Semoga kita mampu meneladani keteguhan dan kesabaran Nabi Ibrahim Alaihi Salam dalam mendidik keluarga dan umatnya dan umat Islam mampu membangun persatuan, sebagaimana yang telah disyariatkan. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

(A/P2’P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.