Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Keutamaan Ibadah Jumat, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur

Insaf Muarif Gunawan - Kamis, 16 Desember 2021 - 10:45 WIB

Kamis, 16 Desember 2021 - 10:45 WIB

58 Views

Ditulis di Ponpes Al-Fatah Cileungsi-Bogor, Jumat 12 Jumadil Awal 1443 H/17 Desember 2021 M

Khutbah ke-1:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، مَاشَآءَاللهُ كَانَ وَمَالَمْ يَشَأْلَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلاَّ بِا اللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ:  فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ،  فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَالله، فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ، أَعُوْذُبِاللّٰهِ مِنَ اْلشَّيْطَنِ اْلرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يَآأَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Jamaah Jumuah yang di Muliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hadirin jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam dan sehat, ini adalah karunia yang teramat besar, Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan iman dan Islam hingga akhir hayat.

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih diberikan kepada kita, sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata.

Sebagai bentuk syukur itu, marilah senantiasa semaksimal mungkin kita melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Sebagai bentuk komitmen taqwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, marilah kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Taala Q.S. Al-Isra’ [62]: 9.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (الجمعة [٦٢]: ٩

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Hari Jumat adalah hari yang mulia dalam Islam. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjadikannya sebagai hari raya, selain hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu alahi Wasalam bersabda dalam bahwa sebaik-baik matahari terbit adalah pada hari Jumat, yaitu hari Nabi Adam diciptakan, hari kita dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan dari neraka.

Jumat sendiri diambil dari kata ijtima’ yang bermakna berkumpul. Karena di hari itulah umat Muslimin berkumpul dan beribadah shalat Jumat.

Syariat shalat Jumat itu datang karena Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ingin menyelisihi hari raya kaum kuffar, yaitu Yahudi yang berkumpul pada hari Sabtu dan Nasrani yang berkumpul pada hari Ahad.

Sebelum datangnya Islam, orang-orang pada masa Jahiliyyah menyebut hari Jumat dengan hari ‘Arubah (rahmah atau kasih sayang). Dalam kitab “Raudhul Unuf” karya Abu Qosim As-Suhaili dituliskan bahwa orang yang pertama kali mengumpulkan kaum Quraisy di hari ‘Arubah adalah kakek nabi, Ka’b ibn Lu’aiy.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Beberapa riwayat mengatakan bahwa beliaulah yang pertama kali memberi nama hari Jumat.

Banyak sunnah dan adab yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pada hari Jumat. Seperti mandi jinabat, mengenakan pakaian terbaik, memakai wewangian, bersiwak, dan memperbanyak shalawat dan tilawah Al-Quran.

Rangkaian ibadah Jumat memiliki peran yang sangat penting bagi kaum Muslimin karena di sanalah mereka berkumpul dan saling menasehati. Khutbah dalam rangkaian shalat Jumat juga merupakan sarana untuk berdzikir dan pengingat agar tidak banyak kaum Muslimin yang melenceng dari agamanya.

Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits:

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.”

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Di setiap tahun, ada bulan-bulan utama, di tiap bulan ada hari-hari utama, dan di tiap hari ada waktu-waktu utama. Masing-masing keutamaan memiliki kekhususan sehingga menjadi momentum yang sangat baik untuk merenungi diri, berdoa, bermunajat, berdzikir, dan meningkatkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam Al-Hawi Kabir karya al-Mawardi, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa shalat Jumat dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Mandi adalah simbol kebersihan dan kesucian diri. Setelah mandi, seseorang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, terutama warna putih, sebelum berangkat menuju shalat Jumat.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Dalam hal ini, umat Islam diperingatkan untuk menyambut hari istimewa itu dengan kesiapan dan penampilan yang juga istimewa.

Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebut hari Jumat sebagai hari raya kaum mukmin (‘idul mu’minin). Imam al-Ghazali bahkan menyarankan agar umat Islam mempersiapkan diri menyambut hari Jumat sejak hari Kamis, dimulai dengan mencuci baju, lalu memperbanyak membaca tasbih dan istighfar pada Kamis petang karena saat-saat tersebut sudah memasuki waktu keutamaan hari Jumat.

Setiap umat Islam laki-laki yang tak memiliki uzur syar’i wajib ‘ain melaksanakan Shalat Jumat. Artinya, Jumat adalah momen konsolidasi persatuan umat, sekaligus memupuk ketakwaan melalui nasihat-nasihat positif dari sang khatib.

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Dengan demikian, umat Islam diajak untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari khusus untuk memperbanyak ibadah. Tidak jarang, Jumat dijadikan oleh para ulama untuk mengistirahatkan diri sejenak dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi, untuk mengkhususkan diri beramal saleh di hari Jumat.

Sebagaimana dilakukan Rasulullah Shallallahu alahi Wasalam, hari Jumat bukan semata untuk meningkatkan ritual ibadah kepada Allah semata, tapi juga berbuat baik kepada sesama, seperti bersilaturahim, berempati kepada orang yang kena musibah, dan lain-lain.

Karena itu pula, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Qadha’i dan ibnu Asakir dari Ibnu Abbas disebutkan:

  الجمعة حج الفقراء

Jumat adalah hajinya orang-orang fakir.”

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

Menurut AI Iraqi, hadits ini sanadnya doif. Hadits tersebut adalah penegasan tentang betapa istimewanya hari Jumat dibanding hari-hari biasa lainnya. Karena itu patut bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak untuk berkontemplasi (muhasabah), menaikkan kualitas ibadah kepada Allah, memperbaiki hubungan sosial, serta memperbanyak amal-amal sunnah lainnya.

Cukuplah enam hari kita sibuk dan larut dalam kesibukan duniawi. Apa salahnya menyisihkan satu hari untuk menyegarkan kondisi rohani kita agar tidak layu, kering, atau bahkan mati.

Manusia ditakdirkan hidup di dunia ini sebagai makhluk sosial. Dengan status tersebut, tidak ada manusia yang mampu untuk menjalani kehidupan sendiri memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Ia butuh orang lain, butuh partner, dan Islam pun mensyariatkan kepada manusia dalam beberapa ibadah untuk bersama-sama.

Semoga kita semua dapat memuliakan hari Jumat ini sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya memuliakannya. Semoga kita semua mendapatkan keutamaan hari Jumat ini sebagaimana Rasulullah dan para shabatnya mendapatkan, dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua taufik dan hidayah-Nya di hari Jumat ini sehingga kita bisa istiqomah melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, Aamiin Ya Rabbal Alamiin

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah ke-2:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا  أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ،  فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُونَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسى بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

(R/R8/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat