Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat kali ini berjudul: Keutamaan Ibadah Sosial
Dalam Al Qur’an kita lebih banyak mendapati ayat-ayat yang berbicara tentang ibadah sosial dibandingkan ibadah personal. Dalam teks-teks fiqih klasik, kita dapati satu atau dua bab ibadah personal, sementara bab-bab lainnya membahas ibadah sosial.
Ibadah sosial yang banyak dibahas dalam ilmu fiqih antara lain: mu’amalah (ekonomi dan sosial), munakahah (perkawinan dan keluarga), jinayah (hukum dan pidana), qadha (peradilan), imamah (kepemimpinan dan kemasyarakatan) dan lainnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Perjuangan untuk Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Dzulqa’dah
Khutbah selengkapnya silakan simak berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Barometer Cinta Allah Kepada Manusia
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada kita, khususnya nikmat iman dan Islam sehingga kita dapat terus beribadah dan beramal shaleh, mengharapkan ridha dan ampunan dari Allah .
Dengan terus berusaha dan istiqamah beribadah dan beramal sholeh, mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita, dalam kehidupan dunia, hingga Yaumil Qiyamah nanti.
Maka, mari kita terus tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menunaikan ibadah dan amal shaleh dengan niat melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, berharap dapat terhindar dari siksa-Nya yang sangat pedih.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mereka yang Menyerahkan Seluruh Hidupnya untuk Allah Ta’ala
Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan judul “Keutamaan Ibadah Sosial.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah An Nisa’ [4] ayat ke-36, yang berbunyi:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا (النساء [٤]: ٣٦)
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat. anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar menyembah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukannya. Karena sesungguhnya Dialah Yang Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, Yang memberi nikmat, Yang memberikan karunia kepada makhluk-makhluk-Nya di setiap waktu dan keadaan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Al-Quds Wilayah yang Terluka
Selain itu, melalui ayat di atas, Allah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada manusia.
Dari ke-10 perintah Allah pada ayat di atas, hanya satu yang berdimensi hablumminallah. Sementara sembilan yang lain, berkaitan dengan hablumminannas. Artinya, Allah begitu memperhatikan ibadah sosial selain ibadah yang bersifat personal.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Dalam Al Qur’an kita lebih banyak mendapati ayat-ayat yang berbicara tentang ibadah sosial dibandingkan ibadah personal. Dalam teks-teks fiqih klasik, kita dapati satu atau dua bab ibadah personal, sementara bab-bab lainnya membahas ibadah sosial.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meraih Keikhlasan dalam Beramal
Ibadah sosial yang banyak dibahas dalam ilmu fiqih antara lain: mu’amalah (ekonomi dan sosial), munakahah (perkawinan dan keluarga), jinayah (hukum dan pidana), qadha (peradilan), imamah (kepemimpinan dan kemasyarakatan) dan lainnya.
Dalam kitab-kitab hadits juga kita lihat bahwa bab ibadah personal lebih sedikit dibanding bab-bab ibadah sosial. Dari 20 jilid kitab Fathul Baari Syarah Shahih Al-Bukhari -sebuah kitab hadits paling populer- hanya mengupas persoalan ibadah personal dalam 4 jilid, sementara 16 jilid lainnya membahas tentang ibadah sosial. Demikian pula kitab-kitab lainnya.
Hal itu menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berbicara dan mengatur soal-soal ibadah personal belaka, melainkan juga banyak membahas persoalan-pesoalan sosial, memberi solusi dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan, “Ibadah yang memberi manfaat yang luas lebih utama daripada ibadah yang membawa manfaat yang terbatas pada personal atau kelompok tertentu saja.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ibadah Paska Bulan Ramadhan
Ibadah sosial seperti memberi kebahagiaan kepada orang lain, atau meringankan beban dan kesulitan hidup orang lain memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ (متفق عليه)
“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.” (HR: Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist lain, Dari Ibnu ‘Umar Radhiallahu anhu, Nabi ﷺ bersabda, yang artinya “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lain.” (HR: At-Thabrani)
Karena itu, jangan sampai kita hanya shaleh secara personal, tetapi gagal dalam membangun keshalehan sosial. Jika seseorang hanya berfokus kepada ibadah personal saja, tanpa memperdulikan kondisi sosial, maka bisa jadi keshalehan personalnya akan sia-sia. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ (رواه البخارى)
“Tidaklah dikatakan mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR Al-Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan, Persatuan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa
Pada surat An-Nisa ayat 36 di atas, terdapat sepuluh perintah Allah yang apabila dikerjakan maka seseorang dapat dikategorikan sebagai seorang yang shaleh.
Pertama, Tidak menyekutukan Allah. Ketika shalat, kita baca inna shalati, wa nusuki, wa mahyaya, wa mamati, lillahi rabbil alamin, kemudian kita tidak akan melakukan kemusyrikan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita yang lain.
Kedua, berbuat baik kepada orang tua yakni bapak dan ibu. Ditegaskan bahwa keshalehan seseorang itu bukan hanya diukur dari ibadah shalat saja, tetapi juga dilihat dari baktinya kepada kedua orang tua.
Berbakti kepada orang tua memiliki beberapa keutamaan, di antaranya dapat menghilangkan kesulitan di dunia dan akhirat karena ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Idul Fitri dengan Mensyukuri Nikmat Ibadah Bulan Ramadhan
Ketiga, berbuat baik kepada kerabat dekat. Kerabat adalah orang yang paling dekat dengan kita. Maka mereka harus dijaga dan diperhatikan.
Nabi Muhammad ﷺ mengatakan kepada Abu Thalhah yang ingin menyedekahkan kebun kurma terbaik miliknya,
“Saya berpandangan bahwa yang terbaik adalah engkau berikan sedekahmu itu kepada kerabatmu.” (HR. Al-Bukhari)
Keempat, berbuat baik kepada anak yatim. Wujud dari ketakwaan seorang hamba adalah dengan berbuat baik kepada anak yatim.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Perkuat Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Ramadhan
Dalam surat Al-Ma’un dikatakan, bahwa seorang pendusta agama adalah mereka yang tidak peduli dengan anak yatim. Walau mereka melaksanakan shalat dan ibadah lainnya.
Kelima, berbuat baik orang-orang miskin. Menafkahkan sebagian harta kepada mereka yang membutuhkan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, yang dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita dan mereka.
Keenam, berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah ﷺ memberikan ukuran, ukuran keimanan seseorang dapat dilihat dari kebaikan atau hubungannya dengan tetangga. Beliau bersabda, yang artinya, “Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakan tetangganya”.
Ketujuh, berbuat baik kepada teman sejawat. Teman sejawat bukan hanya mereka yang seakidah, melainkan kepada teman non-Muslim pun kita diperintahkan berbuat baik.
Imam Ahmad mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda: yang artinya, “Sebaik-baik teman di sisi Allah ialah orang yang paling baik kepada temannya.”
Kedelapan, berbuat baik kepada ibnu sabil, yaitu para musafir yang sedang dalam perjalanan. Berbuat baik kepada mereka bisa dengan memberi makan, memberi tempat singgah ataupun memberi hal-hal lain yang membantu meringankan perjalanannya.
Kesembilan, berbuat baik kepada hamba sahaya atau orang-orang yang memiliki status sosial lebih rendah. Seperti seorang tuan yang peduli kepada pembantunya atau atasan kepada bawahannya.
Mudah-mudahan kita semua bisa meningkatkan ibadah personal dengan baik, juga mampu memberi manfaat kepada orang lain dengan ibadah sosial yang kita lakukan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهpِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)