Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Keutamaan I’tikaf di Sepuluh Hari Akhir Bulan Ramadhan.
I’tikaf merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberikan kesempatan bagi diri untuk mendekatkan diri kepada Allah , dengan sejenak melepaskan diri dari kesibukan duniawi.
Oleh karena itu, disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf untuk menyibukkan diri dengan berbagai amalan ketaatan, seperti berdzikir kepada Allah, membaca al-Qur-an, shalat, serta mendalami ilmu-ilmu agama dan lainnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Perkuat Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Ramadhan
I’tikaf juga menjadi momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi. Introspeksi diri akan membuat kita semakin berhati-hati dalam bertindak dan bijak mengambil keputusan-keputusan penting dalam sebelas bulan berikutnya.
Khutbah selengkapnya silakan baca berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jum’at: Istiqamah Beramal Hingga Akhir Ramadhan
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Marilah kita semua senantiasa bersyukur pada Allah atas segala karunai yang telah diberikan sehingga kita masih diberi kesempatan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk menggapai maghfirah-Nya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam, manusia terbaik Nabi Muhammad , kepada keluarga, shahabat serta umatnya yang senantiasa mengikuti sunah-sunahnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan. Untuk itu, di akhir-akhir bulan Ramadhan ini kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah dengan dengan menunaikan ibadah dan segenap amal shaleh sebaik-baiknya, semaksimal mungkin.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pengendalian Diri sebagai Esensi Puasa Ramadhan
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul, “Keutamaan I’tikaf di Sepuluh Akhir Bulan Ramadhan.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah {2] ayat 187, yang berbunyi:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (البقرة [٢]: ١٨٧)
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Pedoman Hidup Orang Beriman
Para ulama seperti Al-Maraghi dan Sayyid Qutb Rahimahumallah menggarisbawahi, bahwa ayat di atas menunjukkan bahwa syariat Islam memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan (biologis) manusia dan penegasan akan pentingnya momen-momen istimewa bersama Allah , seperti i’tikaf.
I’tikaf mengajarkan kepada manusia, bahwa dirinya perlu menjalin komunikasi dan hubungan yang intens dengan Allah Sang Pencipta.
Dalam i’tikaf, hendaknya dijauhkan segala hal yang dapat mengganggu dan mengurangi kekhusyukan dalam ibadah.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Puasa Ramadhan dan Pendidikan Kesabaran
Ayat yang mensyariatkan I’tikaf disebutkan beriringan bersama perintah berpuasa, menurut Ibnu Katsir mengandung petunjuk bahwa orang-orang yang berpuasa agar melakukan i’tikaf di akhir bulan Ramadhan.
Adapun pelaksanaannya disebutkan dalam hadits Rasulullah .
مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفِ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ (رواه البخارى)
“Siapa yang ingin beri’tikaf denganku, maka lakukanlah pada sepuluh terakhir.” (HR. Al-Bukhari)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Tarbiyah Hati dan Jiwa
Dalam hadits lain, Ibunda Sayyidah Aisyah Radhiallahu ‘anha menceritakan, bahwa Rasulullah selalu menunaikan i’tikaf diikuti oleh istri-istrinya, juga para sahabat-sahabatnya yang mulia.
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi Rahimahullah mendefinisikan i’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tata cara yang telah disyariatkan, disertai niat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah .
I’tikaf merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberikan kesempatan bagi diri untuk mendekatkan diri kepada Allah , dengan sejenak melepaskan diri dari kesibukan duniawi.
Oleh karena itu, disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf untuk menyibukkan diri dengan berbagai amalan ketaatan, seperti berdzikir kepada Allah, membaca al-Qur-an, shalat, serta mendalami ilmu-ilmu agama dan lainnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bersama Bulan Suci Ramadhan Meraih Gelar Takwa
I’tikaf juga menjadi momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi. Introspeksi diri akan membuat kita semakin berhati-hati dalam bertindak dan bijak mengambil keputusan-keputusan penting dalam sebelas bulan berikutnya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Ada beberapa keutamaan yang akan diraih oleh seseorang yang melaksanakan i’tikaf di masjid:
Pertama, mengamalkan sunnah Rasulullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadikan Bulan Ramadhan Istimewa
Ibunda Aisyah Radhiallahu anha berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ (رواه البخارى)
“Nabi senantiasa beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau pun melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Al-Bukhari)
Dari hadits di atas, i’tikaf termasuk sunah muakkadah (sangat dianjurkan), karena Nabi tidak pernah meninggalkannya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H
Kedua, mendapat pahala beribadah selama seribu bulan.
Orang yang beri’tikaf berpeluang besar mendapatkan Lailatul Qadar, karena Rasulullah bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (رواه البخارى ومسلم)
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menyambut Bulan Ramadhan
Al-Qur’an menginformasikan tentang Lailatul Qadar, dijelaskan dalam satu surah, yakni Al-Qadr [97].
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ(٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ (٣) تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ(٤) سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ (٥) (الْقَدْرِ [٩٧]: ١ــ٥)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur’an] pada malam kemuliaan [malam Lailatulqadar] (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (3) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh [Jibril] dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (4) Sejahteralah [malam itu] sampai terbit fajar.(5)”
Lailatul Qadar juga bermakna ketentuan ilahi dalam kehidupan manusia. Itulah malam ketika Allah menentukan takdir umat manusia dan semua peristiwa yang akan terjadi pada tahun selanjutnya.
Rasulullah mengajarkan sebuah doa pada malam lailatul qadar:
اَللّٰهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي (رواه الترمذى)
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf. Maka maafkanlah aku.” (HR At-Tirmidzi)
Ketiga, setiap saat mengalir pahala.
Diam dan istirahatnya seseorang di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah mendatangkan pahala berlimpah di sisi-Nya karena ia dalam kondisi ber’itikaf.
Pada saat-saat terjaga, ia mengisi waktunya dengan shalat, tilawah, dzikir, bermunajat, tafakkur atau mengkaji ilmu. Semuanya itu merupakan amalan-amalan yang bernilai mulia di sisi Allah .
Keempat, tidak tertinggal shalat fardhu, lebih giat menunaikan ibadah sunnah.
Seorang mu’takifin pastinya tidak ketinggalan menunaikan shalat fardhu, karena ia sudah berada di masjid. I’tikaf juga membantu seseorang lebih mudah menunaikan shalat sunnah karena tidak disibukkan dengan urusan dunia.
Kelima, Mendapatkan keberkahan dengan memakmurkan masjid.
Dengan beri’tikaf, kita dapat memakmurkan masjid secara maksimal, sekaligus terhindar dari godaan syaitan. Rasulullah bersabda:
اِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْاِنْسَانَ كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَاةِ القَاصِيَةِ وَالنَّاخِيَةِ فَإِيَاكُمْ وَالشَّعَابِ وَعَلَيْكُمً بِالْجَمَاعَةِ وَالْعَامَةِ وَالْمَسْجِدِ (رواه احمد)
“Sesungguhnya Syaitan adalah (bagaikan) serigala terhadap manusia, seperti serigala yang akan menerkam kambing yang menjauh dari kelompoknya. Maka janganlah kalian menempuh jalan sendiri-sendiri dan hendaklah kalian (hidup) berjamaah, bersama orang banyak dan (hendaklah kalian memakmurkan) masjid.” (HR Ahmad)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada momentum I’tikaf ini, marilah kita mendoakan saudara-saudara kita, khususnya yang ada di Gaza, dan wilayah-wilayah lainnya yang saat ini kembali diserang oleh Zionis Israel.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada para pejuang untuk dapat mengalahkan musuh-musuh mereka, rakyat Palestina diberi ketabahan dalam menghadapi segala ujian dan musibah dan semoga Masjidil Aqsa segera kembali ke pangkuan umat Islam sehingga terciptalah kedamaian dan keadilan. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)