Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat pada pekan ini berjudul: Keutamaan Rapatnya Shaf dan Shaf Pertama dalam Shalat Berjamaah.
Salah satu perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya ketika melaksanakan shalat berjamaah adalah dengan meluruskan dan merapatkan shaf shalat. Lurus dan rapatnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.
Shaf pertama dalam shalat berjamaah adalah yang paling utama. Maka hendaknya kaum Muslimin ketika mendengan adzan shalat bersegera mendatanginya sehingga dapat berada di shaf pertama dan memperoleh keutamaannya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Rasulullah dalam Memimpin Umat
Untuk lengkapnya, para pembaca bisa menyimak khutbah berikut. Selamat membaca.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Puji dan Syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga kita dapat melaksanakan salah satu bagian dari perintah-Nya yaitu Shalat Jumat berjamaah dan tetap konsisten melaksanakan syari’at Al-Jama’ah.
Sebagai wujud syukur tersebut, mari kita selalu memotivasi diri untuk terus-menerus memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala seraya menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Di antara bentuk takwa adalah kita menjalankan shalat lima waktu, Bagi laki-laki dewasa dan bermuqim, dianjurkan shalat berjamaah lima waktu di masjid dengan shaf yang rapih dan teratur.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Nabi Muhammad Sebagai Teladan Utama
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul, “Keutamaan Rapatnya Shaf dan Shaf Pertama dalam Shalat Berjamaah.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaff [61] ayat 4, yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ (الصف [٦١]: ٤)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memahami Makna Toleransi
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan, melalui ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kecintaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Salah satu ciri keimanan seorang hamba adalah, ketika mereka berbaris dengan teratur menghadapi musuh-musuh Allah Ta’ala di medan pertempuran.
Imam Qatadah dan Ibnu Hatim mengatakan, ayat di atas tidak hanya memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berbaris dengan rapi dalam peperangan saja, tetapi juga untuk merapatkan shaf- shaf dalam shalat berjamaah.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam pernah bersabda, “Ada tiga macam orang yang Allah ridha kepada mereka, yaitu seorang yang mengerjakan shalat di malam hari (Tahajud), kaum yang melaksanakan shalat dengan shaf-shaf yang lurus lagi teratur, dan kaum yang berperang di jalan Allah dengan membentuk barisan yang rapi.”
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneguhkan Konsep Ummatan Wasathan
Shalat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia. Karena shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak. Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ… (رواه الترمذى)
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi…” (HR. At-Tirmidzi)
Maka hendaknya kita dapat memperhatikan ibadah shalat ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan mengikuti tata cara shalat yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Islam Memandang Kekuasaan
Salah satu perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya ketika melaksanakan shalat berjamaah adalah dengan meluruskan dan merapatkan shaf shalat, sebagaimana surah Ash-Shaf ayat ke-4 di atas.
Lurus dan rapatnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ, فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاةِ (رواه البخارى ومسلم)
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah bagian dari kesempurnaan shalat (berjama’ah).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keagungan Akhlak Rasulullah
Selain merupakan bagian dari kesempurnaan shalat, rapatnya shaf juga memiliki keutamaan lain, yaitu dapat menyatukan hati para jamaah, menghindari perselisihan dan menciptakan keharmonisan di antara mereka, terhindar dari godaan syaitan, lebih khusyu dan mendapat pahala yang besar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Luruskan (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula” (HR. Muslim)
Rapatnya shaf shalat digambarkan sebagaimana Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata;
كَانَ أَحَدُنَا يَلزِقُ مَنكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ، وَقَدْمَهُ بِقَدَمِهِ (رواه البخارى)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan dan Hubungannya dengan Dukungan Perjuangan Palestina
“Dan adalah salah seorang dari kami (para sahabat) menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kakinya dengan telapak kaki temannya.” (H.R. Al-Bukhari)
Rapatnya shaf akan berpengaruh pada rapatnya tali persaudaraan antar umat. Begitu pula renggangnya barisan menjadi indikasi renggangnya keutuhan umat Islam.
Meluruskan shaf dan merapatkan shaf juga dilakukan para malaikat ketika mereka menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami, lalu berkata, ‘Maukah kalian bershaf seperti bershafnya para malaikat di hadapan Rabb-Nya?’ Maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah malaikat bershaf di hadapan Rabb-Nya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf pertama dan saling merapatkan shafnya.’” (HR. Muslim)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Rasulullah Dalam Membangun Peradaban
Mereka pun menyempurnakan shaf yang pertama dan merapatkan shafnya, sehingga tidak ada celah di dalam shaf-shafnya.
Shaf pertama dalam shalat berjamaah adalah yang paling utama. Maka hendaknya kaum Muslimin ketika mendengan adzan shalat bersegera mendatanginya sehingga dapat berada di shaf pertama dan memperoleh keutamaannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda terkait keutamaan shaf pertama:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ اْلأُوَلِ (رواه ابو داود)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Permusuhan Yahudi dan Komunis Terhadap Umat Islam
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang shalat di shaf pertama.” (HR. Abu Dawud)
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala menjawab azan dan berada shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya melainkan dengan mengadakan undian, pasti mereka melakukannya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Dikisahkan, seorang tabi’in yang shaleh, Said bin Al-Musayyib (715 M) salah seorang ulama ahli hadits dan ahli fiqih dari Madinah.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menjalankan Syariat Agama
Said dikenal sangat tekun beribadah, telah melakukan haji lebih dari tiga puluh kali, dan selama empat puluh tahun tidak pernah meninggalkan salat berjemaah di baris (shaf) pertama di masjid.
Imam Ahmad merawikan dari ‘Imran Al-Jauni bahwa Sa’id bin al-Musayyib tidak pernah ketinggalan shalat (berjamaah) lima waktu selama 40 tahun, tidak pula melihat tengkuk para jamaah lain (artinya ia selalu berada di shaf pertama), dan para jamaah juga tidak pernah mendapatinya keluar dari masjid (karena ia pulang paling terakhir).
Abu Sahal Utsman bin Hakim berkata, selama 30 tahun Sa’id bin al-Musayyib selalu berada di masjid sebelum mu’adzin mengumandangkan adzan.
Maka dari itu, guna menjaga agar kita selalu dapat shalat berjamaah di masjid dan berada di shaf pertama, tidak lain caranya adalah dengan selalu menjaga waktu-waktu shalat kita, berusaha datang sebelum adzan, atau sebelum iqamah dikumandangkan.
Ummul mukminin Sayyidatina ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkisah, “Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi Wasallam biasa membantu pekerjaan istrinya, dan jika beliau mendengar adzan, beliau segera keluar (untuk pergi menuju masjid)” (HR. Al-Bukhari)
Maka sebagai umatnya yang mencintai sunah-sunah beliau, sudah sepatutnya kita mengikuti, bagaimana beliau bersegera menuju shalat berjamaah, dan berusaha berada di shaf pertama.
Semoga kita mampu selalu menjaga waktu-waktu shalat, dan bersegera mendatanginya untuk memperoleh keutamaan shaf pertama. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)