Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 22 detik yang lalu

22 detik yang lalu

0 Views

Pengajian 'Kewajiban Umat Islam Bersatu’ di Masjid Darussalam Kota Wisata, Cibubur, Sabtu malam (4/2/17). Foto: MINA/Afta

OleImaam Yakhsyallah Mansur

Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam

Islam mengajarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial. Akan tetapi, dalam memenuhi hak individu, ada hal yang harus diperhatikan yaitu tidak boleh melanggar dan merugikan kepentingan sosial (masyarakat).

Inti ajaran Islam (maqashidus syar’iyah) adalah melindungi lima hal yang menjadi hak asasi manusia

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala

Untuk keterangan lebih lengkapnya, silakan baca teks khutbah berikut ini:

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya, serta kaum Muslimin dan muslimat semuanya hingga akhir zaman.

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan melaksanakan segenap perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Di antara sikap taqwa adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, karena syariat memerintahkan menjalin hubungan dengan Allah Ta’ala dan hubungan dengan sesama manusia.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul “Kewajiban dan Hak Dalam Pandangan Islam.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl [16] ayat ke-90, yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (لنحل (90: [16]

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada umat manusia untuk berlaku adil dan berbuat ihsan, serta melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

Pada ayat di atas, kata adil disebut terlebih dahulu karena perbuatan adil akan menuntun kepada perbuatan baik lainnya. Sebaliknya, perbuatan dzalim menyebabkan permusuhan, kemunkaran dan memicu perbuatan buruk lainnya.

Al-‘adl berarti keseimbangan, harmoni dan keselarasan. Esensi agama Islam adalah teciptanya keadilan. Umat Islam didorong untuk menegakkan keadilan, menunaikan kewajiban dan mendapatkan hak, baik menyangkut dirinya, maupun orang banyak.

Apabila manusia berlaku adil dan menunaikan kewajibannya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan memberi kepadanya apa yang menjadi haknya, yaitu berupa kehidupan yang baik, kemudahan dan keberkahan dalam kehidupan dunia serta ridha dan ampunan di akhirat kelak.

Islam adalah ajaran yang mengutamakan dan mendahulukan pelaksanaan dan pemenuhan kewajiban. Setelah kewajiban itu ditunaikan, barulah kemudian seseorang menerima dan mendapatkan haknya sebagai balasan dari amal perbuatannya tersebut.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Islam tidak mengajarkan pemeluknya menuntut hak terlebih dahulu, sebelum ia menunaikan kewajibannya. Karena setiap orang yang melaksanakan kewajiban, cepat atau lambat, baik langsung maupun tidak langsung, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memenuhi apa yang menjadi hak-haknya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Islam mengajarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial. Akan tetapi, dalam memenuhi hak individu, ada hal yang harus diperhatikan yaitu tidak boleh melanggar dan merugikan kepentingan sosial (masyarakat).

Inti ajaran Islam (maqashidus syar’iyah) adalah melindungi lima hal yang menjadi hak asasi manusia;

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Pertama, menjaga agama. Tanpa agama manusia akan hidup seperti hewan yang hanya memenuhi nafsu dan kebutuhan jasmaninya saja. Agama lah yang membimbing manusia untuk mengatur kehidupan, bukan sekadar lahiriyah individu saja, tetapi kehidupan sosial bermasyarakat dan akhirat.

Kedua, menjaga akal. Islam-lah yang sungguh-sungguh melindungi akal dari semua hal yang bisa merusaknya, baik itu melalui makanan, minuman, hiburan, dan aktivitas yang merugikan dan merusak kehidupan (haram).

Ketiga, menjaga harta. Islam mengakui hak kepemilikan individu, tetapi bukan menjadi kapitalis. Islam juga menganjurkan untuk berjiwa sosial tapi bukan sosialis, Islam adalah agama pertengahan yang mengakui hak-hak individu, juga menganjurkan hidup bersosial.

Keempat, menjaga kehormatan. Islam mengajarkan manusia menjaga kehormatan dirinya agar tidak jatuh kepada derajat seperti binatang yang hanya memenuhi nafsunya saja. Dengan ketakwaan, ketaatan dan perbuatan-pebuatan baik, kemuliaan manusia akan terjaga.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

Kelima, menjaga keturunan. Islam hanya memperbolehkan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bersifat halal sehingga mampu menjaga keturunan yang jelas di masyarakat.  Bahkan dalam Islam ada hak harta keturunan dalam kewarisan.

Kemanusiaan dalam Islam adalah tidak hanya sebatas akal budi, namun adanya konsep mendasar dalam agama atau bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki segenap kewajiban yang harus ditunaikan dan dijanjikan mendapat balasan sebagai haknya apabila kewajiban itu ditunaikan.

Kewajiban adalah syarat atau hal-hal yang harus dilakukan oleh manusia, sebelum ia mendapatkan haknya. Jika kewajiban ditinggalkan, maka manusia akan berdosa. Dalam hubungan sosial, kewajiban yang tidak ditunaikan akan berdampak pada terhalangnya hak orang lain.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

Oleh sebagian manusia, kewajiban dan hak sering disalah-artikan. Mereka lebih mendahulukan dan menuntut haknya dibanding menunaikan kewajibannya.

Banyak manusia menuntut haknya, sementara Islam menekankan untuk menunaikan kewajiban yang harus didahulukan sebelum menuntut haknya.

Dalam Islam, hak adalah anugerah yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada setiap individu sejak lahir.

Islam memandang bahwa setiap manusia, tanpa memandang ras, warna kulit, atau agama, memiliki hak-hak yang harus dihormati dan dilindungi.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ) رواه البخاري)

 “Setiap Muslim atas Muslim lainnya adalah haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya” (H.R. Al-Bukhari).

Namun demikian, Islam juga menekankan bahwa kewajiban harus didahulukan dibandingkan dengan menuntut hak. Kewajiban kita sebagai hamba Allah Ta’ala dan sesama manusia harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan melaksanakan kewajiban ini, kita secara otomatis menghormati dan melindungi hak-hak orang lain.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib

Dalam hadits lain, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, pelanggaran Hak Asasi Manusia masih marak terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di Palestina. Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Palestina telah menjadi isu global yang membutuhkan perhatian dan dukungan dari seluruh umat Islam di manapun berada.

Kita harus berusaha untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak saudara-saudara kita di Palestina. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 135:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ …( النساء (135: [4]

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah….”

Perjuangan untuk menegakkan keadilan dan membela saudara-saudara kita di Palestina adalah tanggung jawab kita sebagai umat Islam dan sesama manusia.

Kita memiliki kewajiban untuk menolong dan membela orang-orang yang tertindas, teraniaya dan tidak dipenuhi hak-haknya, dengan kemampuan maksimal yang kita bisa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (H.R. Muslim).

Mari kita bersama-sama berkomitmen menunaikan kewajiban sebagai umat Islam dan sesama manusia, yakni dengan membantu saudara-saudara kita di Palestina, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

 

Khutbah ke-2 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat