Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Kewajiban Membuka Blokade Gaza Palestina

Ali Farkhan Tsani Editor : Rudi Hendrik - 5 jam yang lalu

5 jam yang lalu

77 Views

Ali Farkhan Tsani (Dok MINA)

PENJAJAH Zionis Yahudi masih terus memblokade, menutup bantuan dan terus menyerang Jalur Gaza. Sementara masih banyak para pejuang Palestina dan rakyat dipenjara di sel-sel isolasi yang tak berperikemanusiaan. Armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang mencoba menembus blokade Gaza terancam diserang dan digiring ke penjara Zionis.

Untuk mengingatkan akan tanggung jawab kita, berikut hadir Khutbah Jumat bertema Kewajiban Membuka Blokade Gaza Palestina,” yang ditulis oleh Ustaz Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA yang juga Duta Al-Quds Internasional.

Berikut teks khutbah selengkapnya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Persatuan, Jalan Menuju Kebangkitan dan Pembangunan Peradaban

فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَ قَالَ وَقُلْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱسْكُنُوا۟ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا

وَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم  لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الدِّينِ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ “. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ ؟ قَالَ: ” بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ “

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Sifat-sifat Buruk Kaum Yahudi

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan keimanan di dalam jiwa kita, serta rasa cinta dan memiliki terhadap Masjidil Aqsa yang diberkahi sekelilingnya.

Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap Wilayah Baitul Maqdis sepanjang masa hidupnya.

Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah sepanjang masa di segala situasi dan kondisi. Takwa dalam arti kita berusaha melaksanakan segala perintah-Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Termasuk perintah untuk membebaskan Masjidil Aqsa yang ternoda, dan membantu saudara-saudara di Gaza yang kelaparan, dan mereka yang terpenjara.

Allah pun menyebutkan di dalam firman-Nya:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mewujudkan Keadilan Sosial Menurut Syariat Islam

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)”. (Q.S. Ali Imran [3]: 102).

Pada ayat lain Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Persatuan Umat Islam Sumber Kekuatan dalam Perjuangan

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (70) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (71). (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70-71).

Karena itulah, di setiap khutbah Jumat, di setiap nasihat luhur, yang selalu disebut dan selalu diulang tanpa bosan adalah wasiat takwa. Karena takwa bagaikan cahaya dalam gelap, arah dalam kabut, dan bekal di padang panjang kehidupan.

Takwa bukan sekadar takut, tapi kesadaran yang hidup di hati,  yang membuat lidah menjaga kata, yang membuat mata menjaga pandang, yang membuat tangan menjaga laku, dan yang membuat hati tetap terpaut pada Allah Ta’ala.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keteguhan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dalam Perjuangan

Jumat ini, kami berdiri di mimbar ini untuk menyerukan suara hati nurani manusia, tentang sebuah tempat yang jauh di mata, namun dekat di jiwa, yaitu Jalur Gaza.

Saudara-saudara kita di Jalur  Gaza yang terblokade bertahun-tahun lamanya. Gaza yang setiap hari disapa oleh deru bom dan suara ledakan. Anak-anak kecil kelaparan, bayi-bayi yang terlahir keguguran, ibu-ibu yang menangis tanpa air mata karena kekeringan, dan rumah-rumah yang hancur berantakan.

Saudara-saudara kita di Gaza bukan hanya lapar akan makanan, tapi juga lapar akan perhatian dan kepedulian. Mereka haus bukan hanya karena air tak ada, tapi karena dunia membiarkan mereka tanpa daya.

Karena itu, blokade adalah tindakan kezaliman. Menutup jalan bantuan adalah pembunuhan perlahan. Dan sebab itu, kita wajib berdiri melawannya, atas nama agama, dan atas nama kemanusiaan. Perlawanan dengan segala cara, melalui aksi-aksi protes, melalui suara-suara orasi, melalaui kata-kata di media, melalui infak harta yang tak seberapa, hingga melalui jiwa raga membuka blokade melalui armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang diikuti ratusan aktivis kemanusiaan dan puluhan kapal dari mancanegara.

Baca Juga: Khutbah Gerhana Bulan: Tanda Kebesaran Allah, Perintah Menjaga Persatuan dan Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Adapun kita sebagai orang beriman, terketuk untuk bersama dalam pembebasan saudara-saudara kita yang tertindas, mengingat firman-Nya yang antara lain mengingatkan kita:

وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah [9]: 71).

Selanjutnya, di dalam hadits-Nya, baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menegur kita dalam sabdanya:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi

مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya: “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Tolong-menolong merupakan sikap hidup umat Islam dan merupakan pewujudan dari kehidupan berjamaah. Itulah hakikat hidup bersaudara (ikhwaanaa) karena Allah.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Bukan Figur Politik

Allah menyebutkan hal itu di dalam ayat:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu berfirqah-firqah, dan ingatlah akan ni’mat Allah atas kamu tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu, maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulu nya telah berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103).

Hal itu juga yang menjadi sebab datangnya pertolongan Allah kepada hamba-Nya, seperti disebutkan di dalam hadits:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ

Artinya: “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (H.R. Muslim).

Pada hadits lain disebutkan:

وَ مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ

Baca Juga: Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina

Artinya: “Dan barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah juga akan berusaha memenuhi kebutuhannya”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Apalagi mereka yang sangat sangat memerlukan pertolongan kaum Muslimin dan umat manusia pada umumnya. Yaitu saudara-saudara kita yang ditawan di penjara-penjara Zionis.

Mereka adalah ribuan warga Palestina yang terdiri dari para orang tua, anak-anak yatim, orang-orang miskin hingga kaum Muslimah. Mereka diperlakukan secara tidak manusiawi di sel-sel sempit seukuran manusia, ruang pengap, tanpa makanan memadai, apalagi pengobatan. Bahkan hanya setetes air asin yang mereka rasakan.

Maka, tidak ada acara lain kecuali kaum Muslimin itu sendiri yang bersuara, bergerak, beraksi melalui berbagai lini perjuangan. Mulai dari aksi turun ke jalan melakukan protes, mengiriman risalah seruan, mengirim bantuan yang memungkinkan hingga memanjatkan doa untuk mereka yang terzalimi.

Terlebih jihad menembuis blokade Gaza yang digerakkan oleh kapal-kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF). Termasuk relawan Aqsa Working Group (AWG), yang dengan izin dan pertolongan Allah berada di barisan armada tersebut.

Itu menjadi rangkaian melaksanaan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mengingatkan kita di dalam sebuah hadits:

فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (H.R. Bukhari).

Jamaah yang dirahmati Allah

Pada hadits lain juga dinyatakan:

مَا آمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانٌ وَ جَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَ هُوَ يَعْلَمُ

Artinya: “Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya”. (H.R. Ath-Thabrani).

Karena itu, kiriman makanan dari kita yang bebas merdeka, juga sangat diperlukan oleh mereka, saudara-saudara kita yang diblokade dari darat, laut dan udara, oleh Zionis sejak 2007 hingga sekarang, atau berarti sudah 18 tahun lamanya.

Demikian juga kondisi Masjidil Aqsa di tanah yang diberkahi tidak kalah getirnya. Tangan-tangan dan kaki-kaki najis Zionis terus menrus menodainya, mengotorinya, dan meyuhidasikannya dengan klaim-klaim palsu mereka.

Di dalam hadits lain juga diingatkan:

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya : “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis”. Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya”. Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa”. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).

Hadirin rahimakumullah

Bagaimanaun dikatakan kekuatan hegemenoi Zionis itu, tetap saja janji Allah pasti terlaksana, yaotu mereka akan dikalahkan pada akhirnya. Tidak ada sejarahnya Zionis Yahudi dapat menguasai umat Islam lebih dari 80 tahun. Mereka akan dikalahkan jutsri ketiak mereka berada dalam satu wilayah dengan kaum Muslimin, yang menjadi musuh mereka. Sebagaimana firman-Nya:

وَّقُلْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ لِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اسْكُنُوا الْاَرْضَ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيْفًاۗ

Setelah itu Kami berfirman kepada Bani Israil, “Tinggallah di negeri ini! Apabila janji kebangkitan datang, niscaya Kami kumpulkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu).”(Q.S. Al-Isra [14]: 104).

Di dalam Kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, menjelaskan ayat ini bahwa Allah akan mendatangkan kalian dari kubur kalian dengan pencampuran baur antara mukmin dan kafir dari segala tempat. Juga dikatakan, yakni Allah akan mendatangkan kalian dari berbagai suku dan negeri menuju Baitul Maqdis untuk menyempurnakan apa yang telah Allah tetapkan dari kerusakan yang akan mereka lakukan pada kali kedua.

Kita pun tergerak untuk menjadi bagian dari seruan Allah dan Rasul-Nya, sebagai pembela-pembela Baitul Maqdis, Al-Aqsa dan Palestina. Sebagaimana sabda Nabi mengingatkan:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَحَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ

Artinya: “Senantiasa ada kelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah ‘azza wa jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka?” Rasulullah bersabda, “Di Baitul Maqdis dan di sisi-sisi Baitul Maqdis”. (HR. Ahmad).Berarti memang akan selalu ada kelompok dari umat Islam yang selalu berjihad dalam menegakkan kebenaran, Selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis.

Mereka tidak takut dan tidak khawatir akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.

Apalagi jika jihad itu dikaitkan dengan pembebasan Baitul Maqdis, negeri para Nabi yang penuh berkah. Maka, bagi mereka hanya ada dua pilihan, menang atau syahid di jalan Allah.

Merekalah para pejuang, aktivis,  pegiat yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjidil Aqsa di kawasan ngeri yang disucikan Baitul Maqdis. Jadi memang selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis.

Karena itu, Wahai kaum Muslimin

Marilah kita berdiri bersama Gaza yang berada di barisan terdepan penjaga Al-Aqsa. Jika kita lapar, kita ingin makan. Jika kita terkurung, tentu kita ingin bebas.  Maka bukalah blokade Jalur Gaza. Dengan doa, dengan donasi, dengan suara, dengan pena, dengan amal kebajikan dan aksi-aksi lainnya, wabil khusus armada Global Sumud Flotilla yang sedang berhadapan langsung dengan pasukan Zionis.

Jangan biarkan mereka saudara-saudara kita di Gaza sendirian. Karena ketika kita membela mereka, maka sesungguhnya kita sedang membela harkat dan martabat kita sendiri, membela darah daging kita sendiri, membela kemanusiaan dan membela keadilan.

Semoga Allah turunkan bala tentaranya dan bantuannya untuk saudara-saudara kita di Gaza dan di Palestina keseluruhan, juga untuk para pejuangan pembela Al-Aqsa dan Palestina. Aamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Khutbah Jumat
Palestina
Palestina