Oleh : Ali Farkhan Tsani, Dai Ponpes Al-Fatah, Bogor, Duta Al-Quds Internasional
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ..
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang diberkahi sekelilingnya, untuk Allah perlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Allah yang telah menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam. Allah yang juga telah mengumpulkan seluruh Nabi dan Rasul utusan Allah di Al-Aqsa yang diberkati.
Kita semua telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan kita pun telah bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Nabi yang menganjurkan umatnya untuk mengerahkan perjalanan ke Masjid Al-Aqsa.
Shalawat dan salam pun semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, dan para sahabatnya.
Apa yang Allah kehendaki terjadi, maka pasti terjadi, dan apa yang Allah kehendaki tidak terjadi, maka pasti tidak terjadi. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Selanjutnya, kami sampaikan wasiat untuk diri kami khususnya dan hadirin sekalian dengan wasiat takwa kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim berserah diri kepada Allah”. (Q.S. Ali Imran [3] : 102).
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Pada kesempatan Jumat ini, marilah kita kuatkan dan tekadkan kembali tentang perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa, di bumi penuh berkah Palestina, dari belenggu penindasan penjajahan.
Masjidil Aqsa di Palestina memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam, dan tempat yang mulia di hati umat Muslimin di seluruh dunia.
Masjidil Aqsa di Yerusalem adalah tempat singgah perjalanan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ketika hendak Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Dari Mi’raj ini kemudian menerima kewajiban mulia shalat lima waktu sehari semalam. Menunjukkan, jika kita sedang melaksanakan shalat, maka terbayanglah Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama, dan titik singgah perintah shalat fardhu.
Masjidil Aqsa di Kota Tua Al-Quds, adalah tempat hati suci orang-orang beriman terikat padanya, dan tempat darah dan nyawa para syuhada mempertahankannya dari penodaan yahudisasi dan aneksasi.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Muhammad Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam banyak menunjukkan status dan keutamaannya.
Allah pun telah menjadikan Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya sebagai kawasan yang Allah berkahi, dalam firman-Nya :
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra : 1).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Ayat ini menunjukkan dua tempat yang termulia di atas muka bumi ini, yakni Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, bersanding dalam satu ayat. Sebuah makna bahwa kita harus memuliakan dan memperhatikan keduanya. Mengesampingkan salah satunya, berarti menyepelekan lainnya.
Masjid Al-Aqsa juga merupakan tempat yang kita sangat dianjurkan untuk berziarah ke sana. Maka, kalau Allah dan Rasul-Nya saja memuliakan, kitapun demikian.
Survei historis pun membuktikan, seperti diketemukan dalam teori geopolitik “The Heartland Theory”, yang dikemukakan oleh pakar geopolitik Inggris Sir Halford Mackinder, yang kemudian dipopulerkan oleh Prof Karl Haushofer, guru dari Adolf Hitler. The Heartland Theory menyimpulkan bahwa Palestina tempat Masjid Al-Aqsa berdiri, adalah jantungnya peradaban dunia. Maka siapa yang ingin menguasai dunia, kuasai Palestina. Siapa yang ingin membuat dunia sejahtera, bebaskan Al-Aqsa Palestina.
Ini terbukti dalam sejarah ribuan tahun, bahwa manakala Syam, termasuk Palestina di dalamnya dalam kepemimpinan kaum Muslimin, maka tenteramlah dunia. Tetapi ketika kawasan Al-Aqsa dikuasai selain Islam, maka kacaulah dunia. Seperti sekarang dikuasai Zionis Israel, yang didukung Amerika Serikat, yang jelas-jelas bukan pemiliknya. Jadi, ia harus dikembalikan lagi kepemilikannya ke pangkuan umat Islam.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Dalam urusan jihad ini, kita ingat akan pesan yang pernah disampaikan sahabat Nabi, Abdullah bin Rawahah salah satu panglima Perang Mu’tah. Ketika ia dengan gagah berani menerjang pasukan kaum kuffar.
Ia berseru, “Demi Allah! Apa yang tidak kalian sukai dalam kepergian ini sebenarnya adalah sesuatu yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita memerangi mereka karena Islam memerintahkan seperti ini, yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah! Karena di medan juang sana hanya ada satu dari dua kebaikan yang akan kita jemput : kemenangan atau mati syahid!”
Karena itu, hadirin yang dimuliakan Allah
Kita berjuang secara integral, yang kita cita-citakan bagaimana Al-Aqsa bebas dan Palestina merdeka. Setelah bebas dan merdeka, insya Allah perjuangan dan pembangunan apa saja bisa masuk. Kita tahu, walaupun masih ada masalah di sekitar kita, tetangga yang dhuafa, problematika pendidikan, dsb. Akan tetapi ini persoalannya masjid tempat suci yang dinodai dan hendak dirobohkan, saudara-saudara kita mulai bayi sampai orang jompo dibunuhi tiap detik, para tahanan dibiarkan menderita tanpa pengobatan medis yang memadai dan tanpa peri kemanusiaan sama sekali.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Terlebih hadirin yang dimuliakan Allah
Pemerintahan pendudukan terus mencengkeram Masjidil Aqsa. Mereka dari kalangan pejabat dan pemukim ekstrem ilegal, secara provokatif menyerbu kawasan Masjidil Aqsa.
Padahal Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita tentang kewajiban berjihad dengan harta dan jiwa, membela kesucian masjid, seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Artinya : “Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya [masjid Allah], kecuali dengan rasa takut [kepada Allah]. Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. (QS Al-Baqarah [2] : 114).
Di dalam sebuah hadits kita juga diingatkan :
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Pada hadits lain juga diyatakan:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (HR Al-Bukhari).
Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah
Untuk itu, marilah tetap fokus dan prioritaskan pembebasan Al-Aqsa dalam perjuangan umat Islam, organisasi Islam dan pergerakan Islam di manapun berada dan sampai kapanpun.
Marilah pula kita terus sosilalisaikan, edukasi, literasi dan mobilisasi terkait dengan Al-Aqsa. Baik melalui agenda ta’lim, kajian, tarbiyah hingga dakwah melalui lisan, tulisan dan media lainnya.
Sehingga potensi kaum Muslimin 1,7 miliar lebih di seluruh dunia akan semakin menyatu dalam pembebasan Masjidil Al-Aqsa dari belenggu penjajahan Zionis Israel. Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P2)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Mi’raj News Agency (MINA)