Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Korelasi Mukmin Sejati dengan Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina.
Seorang Mukmin sejati tentu tidak akan pernah ridha kehormatan agamanya diinjak-injak. Tempat yang dimuliakan nabinya terjajah dan ternoda.
Ketahuilah, bahwa Masjid Al-Aqsa adalah simbol kehormatan umat Islam, tempat yang dimuliakan setelah Makkah dan Madinah. Jika Al-Aqsa ternoda oleh penjajahan, jika tempat itu dikotori oleh tangan-tangan orang durjana, maka sesungguhnya harga diri umat Islam seluruhnya sedang diinjak-injak oleh musuh-musuh Islam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Yahudi, Bani Israil dan Ahli Kitab
Karena itu, para ulama menyerukan bahwa membela Masjidil Aqsa adalah tanggung jawab iman, bukan sekadar urusan kemanusiaan. Al-Aqsa bukan sekadar tanggung jawab bangsa Palestina, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam dimana pun ia berada.
Khutbah selengkapnya, silakan baca berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hijrah dalam Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Sudah menjadi kewajiban sebagai seorang Muslim untuk senantiasa mensyukuri segala karunia, anugerah dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.
Nikmat yang senantiasa disyukuri akan mendatangkan keberkahan dan mengundang nikmat lain untuk diberikan kepada kita. Sebaliknya, nikmat yang dikufuri akan mendatangkan kesusahan, kesedihan dan siksa dari Sang Pencipta.
Oleh karenanya, marilah kita mensyukuri segala nikmat yang ada pada diri kita dengan cara terus meningkatan keimanan dan ketakwaan, serta terus menguatkannya dengan senantiasa mengkaji ilmu-ilmu agama.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Semangat Hijrah Menuju Kebangkitan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam surah Al-Hajj ayat 34-35:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَۙ ٣٤الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصّٰبِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ٣٥ (الحخ [٢٢]: ٣٤ــ٣٥)
“Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah). (Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, hati mereka bergetar, sabar atas apa yang menimpa mereka, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hijrah dan Peradaban
Dalam ayat di atas, Allah menyebut salah satu sifat mulia yang menjadi ciri khas orang beriman, yakni “Al-Mukhbitin“. Imam Ath-Thabari Rahimahullah menerangkan menjelaskan, Al-Mukhbitin adalah mereka yang hatinya tunduk dan khusyuk, penuh dengan ketawadhu’an dan kerendahan hati dalam dalam perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Adapun ciri-ciri Al-Mukhbitin dijelaskan lebih rinci dalam ayat berikutnya, bahwa mereka adalah orang yang hatinya bergetar ketika disebut nama Allah , sabar menghadapi musibah, rajin menegakkan shalat, dan gemar menginfakkan hartanya di jalan-Nya.
Al-Mukhbitin adalah gambaran kepribadian seorang mukmin sejati, yang tidak hanya menjaga hubungannya dengan Allah , tetapi juga menunjukkan komitmen nyata terhadap sesama, terutama dalam urusan yang menyangkut harga diri umat.
Al-Mukhbitin tentu akan tersentuh melihat penderitaan saudara-saudaranya. Selanjutnya, mereka mereka melakukan aksi nyata sebagai bentuk solidaritas dan pembelaaannya kepada saudaranya yang membutuhkan pertolongan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru 1447 Hijriyah untuk Pembebasan Al-Aqsa
Syaikh Yusuf Al-Qaradawi Rahimahullah menegaskan, bahwa karakter mukhbitin tidak pernah lepas dari sikap peduli terhadap nasib kaum Muslimin di Palestina. Bagi mereka, membela Al-Aqsa adalah bagian dari ketundukan kepada Allah, karena kehormatan umat Islam terikat erat dengan kehormatan Masjid Al-Aqsa.
Maka menjadi Al-Mukhbitin bukan hanya soal kesalehan pribadi, tapi juga tentang bagaimana seseorang hadir dalam barisan amar ma’ruf nahi munkar dan membela kehormatan umat Islam.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Ciri mukmin sejati yang Allah gambarkan dalam ayat di atas adalah mereka adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah, hati mereka bergetar. Artinya, hatinya tidak terlena dan lalai disebabkan urusan-urusan dunia.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Muhasabah Akhir Tahun, Evaluasi Diri dan Perjuangan
Dalam arti yang lebih luas, hatinya peka terhadap urusan-urusan umat, persoalan-persoalan yang melanda di tengah-tengah masyarakat. Hatinya terenyuh melihat saudara-saudaranya yang terjajah dan teraniaya.
Kemudian, mereka tergerak untuk membantu, berempati, membangun sinergi, solidaritas dan persatuan untuk menyelesaikan permasalahan umat, dan membela kehormatan tempat-tempat yang diberkahi dari orang-orang yang menodai dan menistakannya.
Seorang Mukmin sejati tentu tidak akan pernah ridha kehormatan agamanya diinjak-injak. Tempat yang dimuliakan nabinya terjajah dan ternoda.
Ketahuilah, bahwa Masjid Al-Aqsa adalah simbol kehormatan umat Islam, tempat yang dimuliakan setelah Makkah dan Madinah. Jika Al-Aqsa ternoda oleh penjajahan, jika tempat itu dikotori oleh tangan-tangan orang durjana, maka sesungguhnya harga diri umat Islam seluruhnya sedang diinjak-injak oleh musuh-musuh Islam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Haji Mabrur
Karena itu, para ulama menyerukan bahwa membela Masjidil Aqsa adalah tanggung jawab iman, bukan sekadar urusan kemanusiaan. Al-Aqsa bukan sekadar tanggung jawab bangsa Palestina, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam dimana pun ia berada.
Masjidil Aqsa dan Palestina adalah barometer kehormatan umat. Ketika umat Islam tidak lagi peduli pada Al-Aqsa, itu pertanda hati mereka sedang terserang penyakit, yakni wahn (cinta dunia) dan tidak peduli dengan urusan dan kehormatan umat.
Al-Aqsa adalah amanah yang diwasiatkan kepada umat Islam untuk menjaganya. Bila hari ini kita melihat Al-Aqsa terjajah, maka itu adalah alarm bagi keimanan kita. Akankan hati kita tergugah dan tergerak untuk membebaskannya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS
Ciri mukmin sejati yang selanjutnya juga mereka yang sabar atas musibah yang menimpa mereka. Para ulama menjelaskan, sabar bukan sekadar tabah menghadapi musibah, tetapi kesabaran yang melahirkan kekuatan. Sabar yang membuat mereka tetap teguh di atas kebenaran. Sabar dalam berjuang melawan kedzaliman, sabar dalam menjemput kemenangan yang dijanjikan Allah .
Perjuangan membebaskan Masjidil Aqsa dan Palestina bukanlah jalan yang singkat dan mudah, tetapi membutuhkan kesabaran yang kokoh dan keuletan yang tak mengenal lelah.
Kemenangan selalu lahir dari kesabaran. Kesabaran melahirkan keteguhan, dan kekuatan iman yang menjadi syarat mutlak bagi datangnya sebuah pertolongan.
Sebaliknya, sikap tergesa-gesa, gegabah, dan ingin cepat menang tanpa perhitungan matang, persiapan dan kesatuan hanya akan membuat kemenangan terus tertunda.
Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Balajar dari Kedermawanan dan Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim AS
Bukti kesabaran tidak hanya pada hubungan dan solidaritas dalam perjuangan, tetapi kesabaran juga ditunjukkan dengan kekuatan ruhiah, hubungan yang intens dengan Allah Sang Pencipta. Maka, kesabaran selanjutnya ditunjukkan dengan mendirikan shalat, karena bagi mereka, shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan bagi jiwanya.
Shalat adalah pertemuan seorang hamba dengan Rabb-nya, tempat mengadu, memohon pertolongan kepada Dzat Yang Mahamenentukan, Mahakasih dan Sayang.
Setelah hubungan dengan Sangpencipta terbangun dengan baik, maka mukmin sejati hendaknya menginfakkan sebagian rezekinya di jalan Allah . Mereka sadar bahwa harta yang ia punya hanyalah titipan. Maka, mereka keluarkan untuk membantu perjuangan, membebaskan kaum tertindas, untuk membela mereka yang teraniaya.
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Napak Tilas Dua Uswah Hasanah
وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (متفق عليه)
“Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya. Dan barangsiapa melepaskan kesusahan seorang Muslim, maka Allah akan melepaskan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (Muttafaqun alaihi).
Kepedulian dan solidaritas kita kepada Masjidil Aqsa dan Palestina, yang kita wujudkan dalam lingkup perjuangan secara berjamaah adalah salah satu bukti bahwa kita berusaha menjadi mukmin yang sejati.
Maka membela Al-Aqsa dan Palestina bukanlah sekadar pilihan, tapi menjadi kewajiban. Membela Masjidil Aqsa adalah kewajiban setiap Muslim. Siapa yang diam dan berpaling, maka bisa jadi ia kehilangan kemuliaan imannya.
Syaikh Salman Al-Audah berkata, “Siapa yang berpaling dari Palestina, maka ia sedang berpaling dari kehormatan umatnya sendiri.”
Maka, mari kita tunjukkan keimanan kita dengan kepatuhan menjalankan perintah-perintah Allah Ta’ala dan pembelaan kita kepada Al-Aqsa dan Palestina.
Semoga Allah Ta’ala kuatkan iman kita, kokohkan langkah kita, dan memasukkan kita ke dalam barisan hamba-Nya yang peduli dan berjuang hingga Al-Aqsa terbebas dan Palestina benar-benar merdeka. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)