Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini adalah: Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi.
Syaikh Musthofa Al-Maraghi Rahimahullah menjelaskan, bahwa membuat kerusakan di bumi termasuk kerusakan sosial seperti ketidakadilan, korupsi, kerusuhan dan peperangan yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia.
Kita melihat belakangan ini, di negeri kita Indonesia, terjadi kerusuhan, bentrokan, dan aksi anarkis yang menimbulkan ketakutan, perpecahan, bahkan korban jiwa dan harta. Semua ini adalah bentuk fasadun fil-ardh (kerusakan di muka bumi).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Bukan Figur Politik
Kerusuhan dan aksi anarkisme tidak pernah menyelesaikan masalah, justru hanyalah menambah masalah, merugikan masyarakat kecil, pedagang, dan rakyat jelata.
Khutbah selengkapnya silakan simak berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan berbagai macam nikmat, khususnya nikmat iman dan Islam sehingga kita senantiasa diberi rasa cukup dalam hati atas segala karunia yang kita rasakan.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, demikian pula kepada keluarga, para sahabat serta umatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya, semoga kita semua termasuk di dalamnya.
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu perintah utama dalam syariat Islam adalah menjaga kehidupan, melakukan perbaikan dan tidak membuat kerusakan di muka bumi.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah QS. Al-A‘rāf [7] ayat ke-56 tentang ‘Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi’. Allah berfirman:
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ (الأعراف [٧]: ٥٦)
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya; berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia dengan Mendukung Kemerdekaan Palestina
Ayat ini adalah peringatan keras agar kita tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menjadikannya baik. Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa kerusakan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat, syirik, bid‘ah, dan kedzaliman.
Setiap kali perbuatan maksiat merajalela, bumi akan kehilangan keberkahannya. Hujan tertahan, bencana melanda, keamanan hilang sehingga muncul berbagai krisis sosial lainnya.
Adapun Syaikh Musthofa Al-Maraghi Rahimahullah menambahkan, bahwa larangan ini mencakup kerusakan sosial seperti ketidakadilan, korupsi, kerusuhan dan peperangan yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia.
Ayat ini juga melarang kita agar tidak melakukan eksploitasi alam tanpa batas, menebang hutan sembarangan, membuang limbah ke sungai dan laut sehingga mencemari lingkungan, dan tidak merusak lingkungan yang seharusnya dikelola dengan penuh amanah untuk keadilan bagi seluruh rakyat.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi
Ma‘asyiral muslimin hafidzakumullah,
Kita melihat belakangan ini, di negeri kita Indonesia, terjadi kerusuhan, bentrokan, dan aksi anarkis yang menimbulkan ketakutan, perpecahan, bahkan korban jiwa dan harta. Semua ini adalah bentuk fasadun fil-ardh (kerusakan di muka bumi).
Kerusuhan dan aksi anarkisme tidak pernah menyelesaikan masalah, justru hanyalah menambah masalah, merugikan masyarakat kecil, pedagang, dan rakyat jelata.
Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan umatnya untuk saling menjaga dan berkasih sayang. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Pembelaan Muslim Palestina
…المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ )رَوَاهُ مُسْلِمٌ(.
“… Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim)
Maka, hendaknya kita menghindari prilaku anarkis, karena semua itu akan mengundang murka dan bencana.
Allah mengingatkan dalam firman-Nya yang lain:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Muka Bumi Harus Dihapuskan
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ (البقرة [٢]: ٢٠٥)
“Dan apabila ia berpaling (dari kebenaran), ia berusaha membuat kerusakan di muka bumi dengan merusak tanaman dan binatang ternak. Dan Allah tidak menyukai kerusakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 205)
Pesan moral dari ayat di atas adalah, agar umat manusia senantiasa menjaga dan melestarikan alam, bukan merusaknya.
Kita harus menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan, mengendalikan emosi, jangan membalas kezaliman dengan kezaliman, mengajak dialog dan musyawarah, bukan kekerasan dan memperbanyak doa kepada Allah agar negeri kita aman, damai, dan dijauhkan dari fitnah dan bencana.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jiwa-jiwa yang Tenang
Ma‘asyiral muslimin hafidzakumullah,
Menjaga bumi berarti menjaga keseimbangan alam, melestarikan sumber daya alam, dan mencegah pencemaran. Sedangkan menjaga kehidupan sosial berarti menjaga hubungan baik antar sesama manusia, membangun masyarakat yang damai dan sejahtera, serta menegakkan nilai-nilai moral dan etika.
Sementara menjaga agama berarti melaksanakan syariat-syariat agama dengan benar, menyebarkan nilai-nilai kebaikan, dan mencegah perbuatan keji dan munkar yang menyebabkan kerusakan.
Perbuatan merusak bumi akan membawa dampak negatif bagi alam semesta dan kehidupan manusia. Kita menyaksikan banyak kerusakan terjadi karena manusia jauh dari petunjuk Allah .
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Karunia Umur
Kerusakan sering bermula dari kepemimpinan yang tidak adil. Ketika pemimpin menumpuk kekayaan untuk diri sendiri, keluarga dan kelompoknya, membiarkan korupsi merajalela, hukum menjadi tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, maka keadilan yang menjadi asas kesejahteraan akan hilang, kepercayaan akan sirna.
Akibatnya, masyarakat kecil semakin terpinggirkan. Mereka sulit mendapat akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan yang layak. Kesenjangan sosial semakin lebar, kemiskinan meningkat, sementara orang-orang tertentu hidup dalam kemewahan.
Lebih parah lagi, hilangnya kepedulian sosial. banyak orang yang sibuk dengan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap fakir miskin, yatim piatu, dan tetangga yang lapar.
Semua ini adalah bentuk fasad fil-ardh (kerusakan di bumi) yang mendatangkan murka-Nya. Allah mengingatkan:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pendusta Agama
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ (الرّوم [٣٠]: ٤١)
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.” (QS. Ar-Rum [30]: 41)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata kerusakan ini berupa bencana alam dan sosial yang merata, semuanya akibat dosa-dosa yang diperbuat manusia.
Syaikh As-Sa‘di Rahimahullah menambahkan, tidak ada jalan keluar kecuali kembali kepada Allah , yaitu dengan taubat dan ketaatan.
Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk menjaga lingkungan. Beliau melarang segala bentuk kedzaliman dan memerintahkan keadilan, bahkan terhadap hewan dan tumbuhan.
Dalam sebuah hadist sahih, beliau bersabda:
“Seorang wanita diazab karena mengurung seekor kucing hingga mati, ia masuk neraka karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika seekor kucing saja harus diperlakukan dengan baik, apalagi manusia dan bumi yang Allah amanahkan kepada kita semua untuk menjaganya.
Oleh karena itu, janganlah kita membuat kerusakan di muka bumi dengan cara apapun. Ingat perintah Allah dan janji-Nya di akhir ayat dalam QS. Al-A‘rāf [7] ayat ke-56 di atas.
“…Sesungguhnya rahmat Allâh sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Untuk menjaga bumi dari kerusakan, dapat kita lakukan dengan beberapa cara, antara lain:
Pertama, tingkatkan ketakwaan dan jauhi maksiat, karena maksiat adalah pangkal kerusakan. Kedua, tegakkan keadilan dan amanah, mulai dari diri sendiri hingga pemimpin negeri. Ketiga, jaga lingkungan, jangan tebang hutan sembarangan, jangan cemari sungai, jangan boros energi, jangan merusak fasilitas umum.
Keempat, perbanyak doa dengan takut dan harap, sebagaimana ayat di atas: “Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap.” Artinya, takut terkena siksa Allâh dan berharap bisa meraih rahmat dan ampunan di sisi-Nya.
Kelima, menjaga kebersamaan, karena dengan kebersamaan rahmat Allah akan turun. Rasulullah ﷺ bersabda:
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ (رواه أحمد حديث حسن)
“Al-Jama’ah adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (H.R. Ahmad dengan derajat hadits Hasan)
Mari kita berdoa, semoga Allah menjauhkan kita dari segala bentuk kerusakan, mampu memperbaiki negeri ini, dan menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa berbuat ihsan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
[]
Mi’raj News Agency (MINA)