Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat kali ini berjudul: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina.
Persaudaraan dalam Islam bukan sekadar retorika, bukan hanya manis dalam kata-kata, tetapi persaudaraan Islam adalah persaudaraan lahir batin, persaudaraan sejati. Persaudaraan yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan.
Sebagaimana hubungan saudara, maka ia tidak akan rela membiarkan saudaranya nestapa. Ia tidak akan rela saudaranya teraniaya, diembargo, dan kelaparan, disebabkan blokade musuh-musuh Allah Ta’ala.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
Perasaan, dan jiwanya akan senantiasa tersayat melihat saudaranya menderita tengah getir menghadapi kesulitan hidup.
Solidaritas bukan sekadar slogan, tapi aksi nyata dalam doa yang terus kita panjatkan, dalam harta yang kita sisihkan, dalam suara yang kita gaungkan, dalam pena yang kita gerakkan, dan dalam langkah nyata yang kita perjuangkan.
Khutbah selengkapnya, silakan baca berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia dengan Mendukung Kemerdekaan Palestina
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Tiada kata yang paling indah untuk kita ucapkan pada kesempatan yang mulia ini, selain memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita.
Sebagai bentuk rasa syukur tersebut, marilah kita berusaha meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi
Marilah kita menunaikan perintah-perintah-Nya dengan penuh keyakinan kepada janji-Nya, berharap mendapat rahmat dan ampunan-Nya, dan kita menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa takut terhadap siksa-Nya, seraya meminta perlindungan agar senantiasa terjaga dari segala tipu daya syaitan yang selalu menginginkan manusia celaka dan sengsara.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5] ayat ke-2:
….، وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (المائدة [٥]: ٢)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Pembelaan Muslim Palestina
“…,Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Mâidah[5]: 2)
Imam At-Ṭhabarī Rahimahullah menjelaskan ayat di atas, bahwa perintah untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan merupakan kaidah umum yang berlaku dalam seluruh aspek kehidupan.
Seorang Muslim diperintahkan untuk bekerja sama dalam urusan kemanusiaan, dan menegakkan keadilan dengan siapa saja, tidak terbatas kepada sesama umat Islam saja. Sebaliknya, segala bentuk kerja sama yang berujung pada kezaliman dan permusuhan kepada siapa pun, dilarang keras dalam syariat Islam.
Beliau menegaskan bahwa ayat ini menjadi landasan utama dalam hukum fiqh, bahwa setiap kerja sama yang membawa pada kemaslahatan adalah dianjurkan, sementara setiap kerja sama yang mengarah pada kemaksiatan adalah haram.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Muka Bumi Harus Dihapuskan
Para ulama sepakat bahwa ayat di atas adalah prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Islam mendorong umatnya untuk bekerja sama dalam kebaikan, menebar maslahat, dan menegakkan keadilan. Pada saat yang sama, Islam melarang keras segala bentuk kerja sama yang berujung pada dosa dan permusuhan, karena semua itu akan mengundang murka-Nya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Salah satu tanda keimanan seseorang adalah perhatian dan kepeduliannya terhadap perderitaam yang dirasakan saudaranya. Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ؛ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (متفق عليه)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jiwa-jiwa yang Tenang
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan, kasih sayang dan persaudaraannya adalah seperti satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat).” (Muttafaqun alaihi)
Hadis di atas mengajarkan dua hal. Pertama, karena satu tubuh, kaum mukmin jika menyaksikan penderitaan dan kesulitan saudaranya yang lain, maka ia berupaya membantu agar penderitaan dan kesulitannya itu berkurang hingga hilang sama sekali.
Kedua, hubungan kaum mukmin yang saling terkait dan menyatu. Penyakit yang terdapat pada sebagian mereka akan dapat berpengaruh kepada bagian lainnya bila tidak segera diatasi.
Ketiga, bahwa semu aktifitas tubuh itu ada yang mengatur, yaitu otak yang ada di kepala. Maka, hadits di atas mengajarkan bahwa aktifitas masyarakat Islam hendaknya ada yang mengaturnya, yaitu Imaam sebagai pemimpim umat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Karunia Umur
Maka dalam hidup bermasyarakat, hendaknya umat Islam mengamalkan hidup berjama’ah (bersama-sama) di bawah kepemimpinan seorang imaam. Dengannya, kita bisa membangun solidaritas, saling tolong menolong, dalam tuntunan dan ridha Ilahi.
Para ulama mengingatkan, bahwa kekuatan umat tidak hanya terletak pada jumlah manusia, banyaknya harta, atau kelengkapan senjata, melainkan pada kesatuan dan keteguhan iman.
Imam Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Wahai manusia, bersatulah kalian di atas kebenaran, karena sesungguhnya persatuan di atas kebenaran lebih baik daripada banyaknya jumlah yang tercerai-berai dalam kebatilan.”
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pendusta Agama
Ancaman terhadap seorang muslim hakikatnya adalah ancaman bagi seluruh kaum Muslimin sehingga menjadi kewajiban untuk menyelamatkan sesama Muslim dari segala ancaman dan gangguan musuh-musuh Allah Ta’ala.
Persaudaraan dalam Islam bukan sekadar retorika, bukan hanya manis dalam kata-kata, tetapi persaudaraan Islam adalah persaudaraan lahir batin, persaudaraan sejati. Persaudaraan yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan.
Solidaritas bukan sekadar slogan, tapi aksi nyata dalam doa yang terus kita panjatkan, dalam harta yang kita sisihkan, dalam suara yang kita gaungkan, dalam pena yang kita gerakkan, dan dalam langkah nyata yang kita perjuangkan.
Hari ini kita semua menyimak dan menyaksikan bagaimana penderitaan warga Gaza dalam berjuang menghadapi aksi genisida dan blokade dari Zionis Yahudi.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Korelasi Mukmin Sejati dengan Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Penderitaan warga Gaza adalah luka kita, tangisan anak-anak di sana adalah tangisan hati kita, dan derita para ibu di sana adalah penderitaan kita juga.
Gaza juga menjadi ujian keberpihakan. Apakah kita akan berpihak kepada kaum yang teraniaya, ataukah memilih diam dan membiarkan kezaliman merajalela.
Jika kita memilih diam, tanpa berbuat sesuatu apapun, berarti kita memberi ruang bagi penjajah untuk semakin sombong dan pongah dengan kekejaman dan kejahatannnya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Yahudi, Bani Israil dan Ahli Kitab
Jangan biarkan hati kita membeku dan mati disebabkan oleh kenyamanan dan cinta dunia. Jangan sampai kenikmatan yang fana membuat kita lupa bahwa saudara-saudara kita di Palestina memerlukan uluran tangan kita.
Dalam sebuah hadits dari sahabat Tsauban Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam memperingatkan:
يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا. فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ. فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. (رواه احمد)
“Hampir tiba masanya umat-umat lain memperebutkan kalian sebagaimana orang-orang memperebutkan hidangan di atas meja mereka. Seseorang bertanya: Apakah karena jumlah kita sedikit pada waktu itu? Beliau menjawab: Bahkan kalian pada hari itu banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian terhadap kalian, dan Allah melemparkan ke dalam hati kalian al-wahn.
Seseorang bertanya: apakah al-wahn itu? Beliau menjawab: Cinta dunia dan takut mati.” (HR Ahmad)
Hadits di atas mengingatkan, bahwa jika penyakit cinta dunia sudah merata dan semangat jihad telah sirna, maka umat Islam akan mudah dikalahkan, bahkan menjadi santapan empuk bagi musuh-musuhnya.
Maka, dukungan dan solidaritas kepada perjuangan Palestina adalah bagian dari upaya mengikis sifat “al-wahn” dalam diri kita.
Al-wahn lahir dari cinta dunia yang berlebihan dan rasa takut mati yang mendominasi, sementara dukungan terhadap Palestina adalah wujud cinta pada kehidupan akhirat dan kerinduan akan pahala dan ampunan dari Allah Ta’ala.
Semoga Masjidil Al-Aqsa kembali ke pangkuan umat Islam, bangsa Palestina meraih kemerdekaan, keamanan, kedamaian serta ketenteraman dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)