Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Memperkokoh Kehidupan Berjama’ah

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 16 Juni 2022 - 17:29 WIB

Kamis, 16 Juni 2022 - 17:29 WIB

9 Views

Oleh : Ali Farkhan TsaniRedaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

 

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَمَرَناَ باِلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ وَالإِبْتِعاَدِ عَنِ العاَدَاتِ الجاَهِلِيَّةِ. وَالصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٌ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ،

أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا نَبِيَّ الرَحْمَةِ وَقُدْوَةَ الأُمَّةِ لِنَيْلِ السَعَادَةِ فيِ الدُنْيَا وَالآخِرَةِ،

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَإِيّاَيَ بِتَقْوَى اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 

Kaum Muslimin rahimakumullah, 

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subahanhu wa Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu dengan cara mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah serta menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Tentu, kita sebagai sesama umat Islam telah sama-sama diikat oleh ikatan yang sangat kuat yakni dengan adanya kesamaan aqidah Islamiyyah. Di dalam aqidah ini, ukhuwwah Islamiyyah merupakan satu prinsip yang sangat mendasar dalam agama kita. Kita umat Islam seluruh dunia sesungguhnya adalah umat yang satu.

Sekalipun secara fisik tempatnya ada yang di barat, di timur, utara maupun selatan. Juga walaupun ada perbedaan tanah air kelahiran, warna kulit, bahasa dan kebudayaan. Namun semua kita pada hakikatnya adalah satu, karena yang mempersatukan kita adalah adanya aqidah, agama Islam ini.

Allah menyebutnya dengan “ummatan wahidatan”, umat yang satu, seperti di dalam firman-Nya:

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya: “Sesungguhnya umat kamu ini adalah umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan kamu, oleh sebab itu maka hendaklah kamu menyembah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 92).

Sehubungan dengan ayat ini, Imam Abu Bakar Al-Jazairi menegaskan bahwa Islam adalah millah (agama) yang satu sejak masa Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Hingga masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Alasannya karena agama ajaran para Nabi adalah satu, yakni beribadah kepada Allah saja dengan mentauhidkan-Nya, berdasarkan apa-apa yang disyariatkan pada mereka.

Imam Ibnu Katsir menguatkan penjelasan ujung ayat وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ, maksudnya adalah beribadah kepada Allah saja tanpa menyekutukan-Nya, walau dengan syariat yang berbeda-beda bagi Rasul-Rasul-Nya.

Sejalan dengan ayat lain yang menyebutkan:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

Artinya; “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (Q.S. Al-Maidah [5]: 48).

Hadirin yang berbahagia

Persatuan-kesatuan umat Islam, atau hidup berjamaah, inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah. Islam menyerukan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid serta larangan terhadap perpecahan umat.

Allah menegaskan di dalam ayat:

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan bersatu-padu dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya”. (Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Melalui ayat ini, Allah hendak mengingatkan akan makna pentingnya hablullaah atau tali Allah, yakni Al-Quran, yang datang dari langit atau sisi Allah dan diturunkan untuk umat manusia di muka bumi ini.

Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits dari Abu Syuraih Al-Khuza’i berkata: Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berada di tengah-tengah kami, beliau bersabda: “Kabar gembira buat kalian, apakah kalian bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan aku adalah utusan-Nya?” Para sahabat menjawab: “Benar“. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali perantara, salah satu ujung talinya berada di sisi Allah dan ujung lainnya ada di tengah-tengah kalian, maka berpegang teguhlah padanya, sungguh kalian tidak sesat dan binasa jika berpegang teguh padanya (Al-Quran)“. (Riwayat Ibnu Hibban).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun menyebut Al-Quran dengan:

هُوَ حَبْلُ اللهِ المَتِيْنُ وَصِرَاطُهُ الْمُسْتَقِيْمَ

Artinya: “Dia (Al-Qur’an itu) adalah tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus”.

Juga dikatakan:

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

اِنَ هَذاَالْقُرْأَنَ هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَتِيْنُ وَهُوَ النُّوْرُ الْمُبِيْنُ  وَهُوَ الشِّفاَءُ النَّافِعُ عِصْمَةَ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةً لِمَنِ اتَّبَعَهُ

Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang menerangi, penawar yang memberi manfaat, sebagai penjaga bagi orang yang berpegang teguh dengannya dan penyelamat bagi yang mengikutinya“. (H.R. Ibnu Mardawaih).

Karenaitu, hadirin yang mulia,

Itulah cara kita kaum Muslimin memegang tali Allah atau Al-Quran itu dengan bersatu padu atau berjama’ah.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Demikianlah bahwa sesungguhnya Allah telah memerintahkan persatuan dan melarang perpecahan. Karena sesungguhnya al- jama’ah atau persatuan merupakan keselamatan dan perpecahan merupakan kebinasaan.

Selanjutnya, “walaa tafarraquu”, adalah janganlah kita kaum Muslimin berpecah belah. Ini merupakan peringatan Allah kepada umat Islam untuk terus bersatu dalam persaudaraan Islam dan sebaliknya melarang berpecah-belah sebab menyebabkan lemahnya umat Islam di hadapan umat lain.

Karena itu, persatuan dan kesatuan umat Islam akan mendatangkan ridha Allah, sebaliknya perpecahan hanya akan mendatangkan murka-Nya. Seperti disebutkan di dalam hadits:

إنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا, يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْ بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا وَأَنْ تَنَاصَحُوْا مَنْ وَلَّاهُ اللهُ أَمْرَكُمْ وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإضَاعَةَ الْمَالِ

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai kalian tiga hal dan membenci kalian tiga hal. Dia meridhai kalian untuk (pertama) menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, (kedua) berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah seraya berjama’ah dan tidak berpecah-belah, (ketiga) memberikan nasihat kepada para pemimpin kalian. Dia (Allah) pun membenci tiga hal bagi kalian, yaitu (pertama) menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, (kedua) banyak bertanya (tapi tidak untuk diamalkan), dan (ketiga) menghambur-hamburkan harta”. (HR Muslim, Malik dan Ahmad. Lafadz Malik dan Ahmad).

Untuk itu, hadirin Rahimakumullah

Maka, marilah janganlah sampai kita saling berpecah-belah sebab itu hanya akan mendatangkan fitnah dan siksaan belaka. Allah mengingatkan kita di dalam ayat:

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَاجَآءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُوْلاَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Q.S. Ali-Imran [3]: 105).

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Pada ayat lain, Allah telah memperingatkan dengan keras:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

Artinya: “Dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak nescaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran); sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar”. (QS Al-Anfal [8]: 46).

Demikianlah, semoga kita dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan umat Islam, kehidupan berjamaah, serta menjauhi perpecahan dan perbantahan di antara kaum Muslimin. Aamiin. (A/RS2/RS3)

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Khutbah Jumat
Kolom