Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْفَتَّاحِ الْعَلِيْمِ . الَّذِى خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِى أَحْسَنِ تَقْوِيْمِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَحِدُ الْحَكِيْمِ . وَأَشَهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الرَّءُوْفُ الرَّحِيْمُ . اَللَّهُمَّ صَلِّوَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍالْكَرِيْمِ . اَلْمُنْزَلِ عَلَيْهِ وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمِ . وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَتَوْارَبَّهُمْ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ . اَمَّابَعْدُ . فَيَاعِبَادَاللهِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً أما بعد
Hadirin Rahimakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Menyiapkan kaderisasi anak-anak berarti kita sedang mengamalkan firman-firman Allah, berarti kita memang takut jika meninggalkan generasi yang jauh dari syariat Allah.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An-Nisa [4] : 9).
Mendidik anak berarti juga kita sedang menyiapkan investasi jangka panjang, terutama akhirat. Jika pendidikan itu mengantarkan anak menjadi anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : “Apabila manusia telah meninggal, maka semua amalnya akan terputus kecuali tiga perkara. (Yaitu: ) shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya”. (H.R. Muslim).
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Bagaimanakah upaya kita dalam mendidik sesuai fitrahnya sebagai hamba Allah?
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Pertama, mendidik anak dengan meneguhkan kalimat tauhid dalam jiwa anak, sehingga kelak anak-anak terbimbing selalu di jalan Allah.
Dalam hal ini, sesuai dengan tuntunan Nabi:
إِفْتَحُوْا عَلَى صِبْيَانِكُمْ أَوَّلَ كَلِمَةٍ لا إله إلا الله
Artinya: “Bukakanlah untuk anak-anak kalian pertama kalinya dengan kalimat La ilaha illallah (tiada sesembahan yang hak kecuali Allah)”. (HR Al-Hakim dari Ibnu Abbas).
Kedua, membimbing dan mengajak anak untuk menunaikan shalat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Artinya: “Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat). Serta pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)”. (HR Al-Hakim dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu).
Ketiga, mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ وَحُبِّ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Artinya: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga hal; mencintai nabimu, dan mencintai keluarganya dan membaca Al-Qur’an”. (HR Ad-Dailami).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah
Imam Al-Ghazali menyebutkamn dalam kata-kata nasihatnya, bahwa anak adalah amanah di tangan ibu-bapaknya. Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-sifat baik dan akan bahagia di dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan tradisi-tradisi buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, niscaya ia akan hancur dan binasa.
Karena itu, marilah kita didik anak-anak kita, generasi muda kita, siswa-siswa kita, santri-santri kita, dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar mereka tumbuh menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa.
Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P1)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
Mi’raj News Agency (MINA)