Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat kali ini mengangat judul: Meneladani Keagungan Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Bagi umat Islam, meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan sebuah kewajiban, sekaligus kebutuhan bagi manusia di segala zaman.
Ketika tantangan kehidupan semakin berat, krisis multi dimensi melanda berbagai kalangan, fitnah dan peperangan terjadi di berbagai negara, maka solusi terbaik adalah, mengamalkan apa-apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Semoga kita semua mampu meneladani keagungan akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan mewujudkan persatuan untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Selamat menyimak
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kepada-Nya lah kita memuji dan bersyukur atas segala karunia dan kenikmatan.
Dia-lah Allah Yang memberi taufik dan hidayah kepada manusia. Dengan hidayah itu, kita mampu melangkahkan kaki menuju masjid ini, untuk beribadah hanya kepada-Nya.
Khatib mengajak kepada para jamaah semuanya, marilah senantiasa kita pelihara dan tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketakwaan menjadi ukuran derajat kemuliaan seseorang di sisi Allah Ta’ala, Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
…،إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ،… (الحجرات [٤٩]: ١٣)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
“…,Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa,…” (QS Al-Hujurat [49]: 13)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul: Meneladani keagungan akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Qalam [68] ayat keempat:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ [٤] (القلم [٦٨]:٤)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
“Dan sesungguhnya Engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan ayat di atas dengan menukil pendapat dari Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang agung adalah agama yang agung, yaitu Islam.
Maka, benarlah ungkapan bahwa agama Islam intinya adalah akhlak yang mulia. Tidak dipandang beragama, apabila seseorang tidak memiliki akhlak yang mulia.
Istri beliau yang cerdas lagi mulia, Sayyidatina A’isyah Radhiallahu anha, ketika ditanya tentang bagaimana akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau menjawab:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ (رواه مسلم)
“Akhlaknya (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) adalah Al Qur’an.” (HR Muslim).
Ibunda A’isyah Radhiallahu anha juga menyatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah marah dan memukul para pelayannya, tidak pula kepada para istrinya, para sahabatnya dan siapa pun, kecuali beliau memukul dalam peperangan melawan musuh-musuh yang memerangi kaum Muslimin.
Dalam riwayat lainnya, ada seorang Yahudi bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu tentang akhlak Muhammad. Beliau lalu bertanya,” Bisakah Engkau menceritakan segala isi dunia ini?” Yahudi itu menjawab,” Tidak bisa.” Lalu Ali Bin Abi Thalib berkata, “Dunia ini hanyalah sesuatu yang kecil, sedangkan Allah Ta’ala memberi gelar kepada beliau dengan sifat yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4), Bagaimana mungkin saya bisa menceritakan keagungannya kepadamu, sedangkan Engkau tidak bisa menceritakan sesuatu yang kecil?”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Imam Al-Ghazali Rahimahullah dalam kitabnya “Ihya Ulumiddin” mendefinisikan, akhlak adalah sifat dalam jiwa manusia yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dan tindakan, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Para ahli hikmah mengatakan, akhlak bersumber dari tiga hal: Pertama, insting, yaitu respon yang berasal dari naluri kemanusiaan untuk bertahan hidup dari segala ancaman, gangguan dan rintangan.
Kedua, pengalaman, yaitu kebiasaan yang berdasarkan pada pengetahuan dalam menjalani sesuatu secara berulang-ulang.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib
Ketiga, bashirah, yakni kebiasaan yang muncul dari hati nurani, bersumber pada ajaran-ajaran agama yang diyakini dan dijalankan dalam kehidupan.
Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, bashirah adalah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia yang terkandung dalam peristiwa, hikmah di balik kejadian, yang tidak bisa dilihat dengan mata dan pendengaran fisik.
Dengan bashirah, seseorang akan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, haq dan batil, serta memiliki motivasi kuat untuk senantiasa berbuat kebajikan dan menjauhi keburukan.
Bashirah membantu seseorang untuk melakukan introspeksi diri, bertaubat, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus
Bashirah membuat seseorang dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menghantarkannya pada kemuliaan, keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Bagi umat Islam, meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan sebuah kewajiban, sekaligus kebutuhan bagi manusia di segala zaman.
Ketika tantangan kehidupan semakin berat, krisis multi dimensi melanda berbagai kalangan, fitnah dan peperangan terjadi di berbagai negara, maka solusi terbaik adalah, mengamalkan apa-apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kabar Gembira bagi yang Mentaati Allah dan Rasul-Nya
Sahabat mulia Abu Hurairah Radhiallahu anhu meriwayatkan:
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ: تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ, وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ (رواه الترمذي)
“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau menjawab: Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia. Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka, beliau menjawab: lisan dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)
Beberapa akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan saat ini antara lain:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan Rapatnya Shaf dan Shaf Pertama dalam Shalat Berjamaah
- Kejujuran: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dikenal sebagai Al-Amin (yang terpercaya). Kejujuran merupakan modal utama beliau dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kepercayaan dan kredibilitas di masyarakat.
- Kesabaran: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi berbagai cobaan.
Ketika beliau dituduh sebagai tukang sihir, pembohong, bahkan orang gila. Namun, beliau tidak membalas dengan kemarahan, tetapi justru beliau mendoakan agar dibukakan pintu hidayah dan dapat menerima Islam.
- Kedermawanan: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang sangat dermawan. Sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu anhu menggambarkan, kedermawanan beliau lebih cepat dan lebih luas dirasakan manfaatnya dari angin yang berhembus.
Beliau selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan, baik dengan harta, maupun dengan nasihat dan bimbingan. Beliau tidak pernah menolak permintaan dari siapapun, bahkan dari orang yang pernah menyakitinya sekalipun.
- Kelembutan: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap semua orang, termasuk kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Kelembutan merupakan kunci keberhasilan dalam dakwah. Ketika diminta untuk mendoakan keburukan bagi orang-orang Musyrik, beliau menjawab,
اِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً (رواه مسلم)
“Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi pelaknat, tetapi aku diutus sebagai rahmat” (HR Muslim)
- Menegakkan Keadilan: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam selalu berlaku adil, dalam setiap keputusan yang diambil.
Kepada istri-istri dan keluarganya, beliau berlaku adil. Kepada para sahabatnya, beliau mendengarkan keluhan dengan seksama, dan memberi solusi bagi semua pihak, tanpa memihak.
- Membangun Persatuan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membangun persatuan antara Muhajirin dan Anshar, Aus dan Khajraj dan membuat kesepakatan damai dengan penduduk Madinah.
Dengan persatuan, umat Islam mampu menolong saurdaranya yang teraniaya, mampu mencegah kedzaliman, penindasan, penjajahan dan memberantas kemunkaran.
Semoga kita semua mampu meneladani keagungan akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan mewujudkan persatuan untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)