Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dalam Perjuangan
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam adalah orang yang shalatnya paling khusyuk, puasanya penuh makna. Dalam muamalah, beliau pemimpin yang jujur, amanah, dan adil. Dalam hubungan sosial, beliau memperhatikan fakir miskin, anak yatim, dan kaum lemah.
Dalam kepemimpinan umat, beliau selalu bermusyawarah dalam berbagai masalah, tidak dzalim. Bahkan dalam peperangan, beliau menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, mengingatkan umatnya untuk tidak membunuh anak-anak, wanita, manula, membunuh hewan atau merusak tanaman.
Khutbah selengkapnya silakan simak berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, teladan agung sepanjang masa, panutan bagi setiap keluarga. Curahan kesejahteraan, kiranya terlimpah pula kepada keluarga, para sahabat serta umatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena hanya dengan ketakwaanlah, Allah akan menurunkan pertolongannya dan memberi kemenangan kepada Umat Islam.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Bukan Figur Politik
Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab [33] ayat 21 tentang perintah ‘Meneladani Rasulullah ﷺ dalam Perjuangan. Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا. وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا (الاحزاب [٣٣]: ٢١-٢٢)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidak menambah kepada mereka kecuali iman dan ketunduka”.
Ayat ini turun mengambarkan situasi Perang Ahzab (Perang Khandaq), akhir tahun ke-5 H. Pada saat itu, kaum Muslim mengalami ketakutan dan goncangan di hadapan pasukan musuh yang bersatu. Allah kemudian memerintahkan mereka untuk mencontoh kesabaran dan keteguhan Rasulullah ﷺ.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina
Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pokok anjuran kepada umat Islam agar meneladani Rasulullah ﷺ dalam semua aspek kehidupan, baik ucapan, perbuatan, dan segala perilakunya, termasuk dalam hal perjuangan atau peperangan.
Karena itulah Allah memerintahkan kepada umat Islam jangan merasa khawatir, gelisah, dan gundah dalam perjuangan dan semua upaya yang belum kunjung tercapai. Tetapi hendaknya kita meniru sikap Nabi ﷺ yang selalu bersabar, tenang dan teguh dalam perjuangannya.
Bagi orang-orang beriman yang membenarkan janji-Nya dan yakin akan kesudahan baik di dunia dan akhirat, Allah dan rasul-Nya akan menepati janjinya dengan memberi kemenangan.
Ibnu Abbas dan Qatadah menafsirkan bahwa ayat di atas sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 214:
Baca Juga: Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan dengan berbagai cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Melalui ayat di atas, kita diingatkan bahwa Rasulullah ﷺ adalah teladan sempurna dalam seluruh aspek kehidupan: ubudiyah (ibadah kepada Allah), muamalah (hubungan sosial), dan jihad (perjuangan).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia dengan Mendukung Kemerdekaan Palestina
Beliau adalah orang yang shalatnya paling khusyuk, puasanya penuh makna. Dalam muamalah, beliau pemimpin yang jujur, amanah, dan adil. Dalam hubungan sosial, beliau memperhatikan fakir miskin, anak yatim, dan kaum lemah. Dalam kepemimpinan umat, beliau selalu bermusyawarah dalam berbagai masalah, tidak dzalim. Bahkan dalam peperangan, beliau menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, mengingatkan umatnya untuk tidak membunuh anak-anak, wanita, manula, membunuh hewan atau merusak tanaman.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Sebelum perang dimulai, Rasulullah ﷺ bermusyawarah untuk mencari strategi menghadapi pasukan musuh yang terdiri dari berbagai macam suku di Jazirah Arab (Ahzab). Kemudian munculah saran-saran dari Salman Al-Farisi agar membuat parit di sekitar kota Madinah, ia berkata:
“Ya Rasulullah, di negeri kami (Persia), jika terkepung, kami menggali parit untuk pertahanan.”
Baca Juga: Khutbah Jumat : Selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi
Rasulullah ﷺ menerima usul ini, lalu memimpin langsung penggalian parit selama 6 hari bersama para sahabat. Parit dengan ukuran panjang + 5 km, lebar 4-5 meter dan dalam 3-4 meter, sehingga pasukan berkuda Quraisy tidak bisa menyeberang parit dan jika terjatuh tidak dapat naik kembali.
Dengan kesabaran, ketenangan, tawakal kepada Allah, dikuatkan dengan doa yang terus menerus dipanjatkan, akhirnya, tanpa pertempuran besar, Allah menurunkan tentara-Nya berupa angin kencang dan rasa takut di hati musuh, sehingga mereka mundur dalam keadaan hina.
Rasulullah ﷺ bersabda tentang kesabaran dalam perjuangan:
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ (رواه البخاري و مسْلم)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Pembelaan Muslim Palestina
“Tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas yang diberikan kepada seseorang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Keteladanan kepada Rasulullah ﷺ hanya akan berhasil dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tiga sifat sebagaimana ayat di atas:
- Mengharap Rahmat Allah (يَرْجُو اللَّهَ)
Mereka yang selalu berharap rahmat Allah akan berusaha meneladani Rasulullah ﷺ dalam ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan. Karena mereka yakin bahwa dengan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, mereka akan mendapat kasih sayang Allah , sebagaimana firman-Nya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Muka Bumi Harus Dihapuskan
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ (الاحزاب [٣]: ٣١)
“Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3] :31)
- Mengharapkan Pertemuan dengan Allah (وَالْيَوْمَ الْآخِرَ)
Orang yang yakin akan hari akhir dan ingin bertemu Allah dengan husnul khatimah pasti akan menjaga diri dari dosa, bersabar dalam kesulitan, dan mengikuti tuntunan Nabi ﷺ dalam ibadah dan akhlak.
Al-Qurthubi menjelaskan: “Siapa yang berharap bertemu Allah pada hari kiamat, maka hendaknya ia bersungguh-sungguh meneladani Nabi ﷺ, karena itulah jalan keselamatan.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jiwa-jiwa yang Tenang
- Mereka yang Banyak Berzikir (وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا)
Orang yang selalu berzikir mengingat Allah akan kuat imannya, sabar dalam ujian, dan mudah mengikuti keteladanan Rasulullah ﷺ.
Zikir bukan hanya sekadar menyebut nama Allah dengan tasbih, tahmid, dan takbir, tetapi mencakup seluruh amal yang mengingatkan kita kepada Allah, terutama membaca Al-Qur’an, karena itulah zikir yang paling agung. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Hijr [15]: 9,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (الحجر ]١٥[: ٩)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.”
Ibnu Katsir berkata adz-Dzikr dalam ayat ini adalah Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat pelajaran yang akan membawa manusia dari kesesatan menuju kebahagiaan sejati.
Oleh karena itu, marilah kita meneladani Rasulullah ﷺ dalam segala hal: ibadah, muamalah, kepedulian, kepemimpinan, dan perjuangan. Khususnya dalam kesabaran dalam membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina. Bersabarlah, teruslah berusaha, dan bertawakallah, karena janji Allah pasti benar, pertolongan Allah pasti akan diberikan. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)