Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an.
Dalam konteks kehidupan kita saat ini, ayat tersebut mengingatkan kepada kita semua akan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupan.
Al-Quran seharusnya menjadi rujukan, pedoman dalam menyelesaikan persoalan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai Al-Qur’an harus selalu kita pegang teguh. Peringatan dan larangannya harus kita tinggalkan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Para ulama menjelaskan, untuk dapat menjadi umat yang unggul dan mulia, ada pokok-pokok kandungan Al-Qur’an yang harus dipahami dan dilaksanakan umat Islam.
Untuk mengetahui lebih lanjut, selakan para pembaca menyimak khutbah berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Marilah senantiasa kita merawat dan memelihara keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keimanan dan ketakwaan itu ibarat tanaman, ia akan tumbuh subur jika dirawat dan dipelihara. Sebaliknya, ia bisa layu, bahkan mati jika tidak mendapatkan perhatian dan perawatan.
Maka, dengan menyimak khutbah ini, dan menunaikan ibadah-ibadah lainnya, semoga iman dan takwa kita akan tumbuh subur, meningkat dan lestari.
Kiranya, dengan iman dan takwa yang kuat, kita mampu memberi manfaat, kebaikan kepada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul, “Menjadi Umat yang Unggul dengan Mengamalkan Al-Qur’an” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Al Anbiya [21] ayat ke-10, yang berbunyi:
لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (الانبياء [٢١]: ١٠)
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Ayat ini diturunkan untuk menegaskan kepada kaum Musyrikin Mekah tentang keagungan Al-Qur’an. Mereka sering kali meragukan dan menentang ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam.
Dengan turunnya ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menekankan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang penuh dengan hikmah, petunjuk, dan keutamaan yang mampu membawa kemuliaan dan keunggulan bagi umat manusia.
Imam As-Sa’di Rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan ayat di atas, siapapun di antara manusia yang mengamalkan isi Al-Qur’an, mempraktikkan syariat-syariatnya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai pedoman dan rujukan dalam menyelesaikan persoalan, maka mereka akan menjadi umat yang unggul, mendapat kemuliaan di hadapan Allah Ta’ala, juga manusia, baik di dunia mapun di akhirat kelak.
Hal itu karena Al-Qur’an mengandung segala macam ilmu dan hikmah yang diperlukan manusia untuk mencapai kehidupan yang unggul lagi mulia. Oleh karena itu, meremehkan dan mengabaikan Al-Qur’an, berarti mengabaikan jalan kemuliaan itu sendiri.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Barang siapa yang mengabaikan Al-Qur’an, tidak memperhatikan dan mengamalkan perintah-perintahnya, bahkan menistakan dan menghinakannya, maka mereka akan menjadi umat yang hina.
Allah Subahanahu Wa Ta’ala akan membinasakannya dan menggantinya dengan umat lainnya, sebagaimana umat-umat terdahulu pernah merasakannya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Dalam konteks kehidupan kita saat ini, ayat tersebut mengingatkan kepada kita semua akan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib
Al-Quran seharusnya menjadi rujukan, pedoman dalam menyelesaikan persoalan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai Al-Qur’an harus selalu kita pegang teguh. Peringatan dan larangannya harus kita tinggalkan.
Para ulama menjelaskan, untuk dapat menjadi umat yang unggul dan mulia, ada pokok-pokok kandungan Al-Qur’an yang harus dipahami dan dilaksanakan umat Islam:
Pertama, Taat kepada Allah, Rasul dan ulil amri sebagai pondasi utama.
Hal itu sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam surah An-Nisa [4] ayat 59:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (النسااء [٤]: ٥٩)
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Prof Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan ayat di atas, taat kepada ulil amri merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya selama perintah-perintahnya sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan sunnah.
Kedua, memahami ilmu dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kabar Gembira bagi yang Mentaati Allah dan Rasul-Nya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Ilmu itu adalah cahaya yang akan menerangi jalan bagi pemiliknya di dunia dan akhirat.” (HR. Ahmad)
Imam Malik Rahimahullah menyatakan, bahwa ilmu adalah cahaya yang membawa ketenangan, petunjuk, kemuliaan dan kebahagiaan. Dengan ilmu, seseorang dapat menyelesaikan persoalan hidupnya dan akan menjadi generasi unggul lagi mulia di sisi Allah Ta’ala.
Ketiga, memiliki akhlak mulia dalam pergaulan.
Akhlak dan perilaku yang baik menunjukkan kedalaman pemahaman akan ilmu, dan ketinggian iman dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan Rapatnya Shaf dan Shaf Pertama dalam Shalat Berjamaah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi).
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah, akhlak mulia adalah kunci untuk mencapai keunggulan, kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.
Seseorang atau suatu kaum yang memiliki akhlak mulia, maka mereka akan selalu dihormati, dihargai dan dimuliakan oleh orang lain, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat.
Keempat, disiplin menghargai waktu.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Rasulullah dalam Memimpin Umat
Islam mengajarkan pentingnya disiplin dalam menjalani setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengatur waktu. Shalat lima waktu adalah contoh nyata, bagaimana Islam menanamkan prinsip disiplin. Termasuk dalam ibadah Jumat ini, jamaah sangat ditekankan untuk datang sebelum khatib naik mimbar. Itu menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan kedisipinan.
Imam Ghazali Rahimahullah dalam kitabnya “Ihya Ulumiddin” menekankan, bahwa disiplin dalam mengatur waktu adalah salah satu kunci utama untuk mencapai keberhasilan, keunggulan dan kemuliaan. Mengatur waktu dengan baik berarti memberikan perhatian pada hal-hal yang menjadi prioritas, sehingga dapat ditunaikan dalam waktu yang tepat, dengan seksama dan sesuai kebutuhan.
Orang yang menghargai waktu akan senantiasa unggul dalam prestasi dan pencapaian. Sebaliknya, orang yang tidak disiplin dalam mengatur waktu, akan tertinggal dan mengalami banyak kerugian.
Kelima, berjamaah dalam kehidupan.
Berjamaah adalah konsep kehidupan bermasyarakat yang didasari rasa kasih sayang, tanpa berharap pamrih dan imbalan, untuk saling membantu, bekerja sama dan saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kebaikan.
Contoh terbaik kehidupan berjamaah adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam dan para sahabatnya, sebagaimana dalam sabdanya:
مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى (رواه الترمذي)
“(Al-Jamaah) adalah orang yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (H.R. At-Tirmidzi)
Dalam kehidupan berjamaah ada solidaritas, empati dan perhatian kepada mereka yang masih terjajah, tertindas dan teraniaya. Maka, salah satu ciri kehidupan Al-Jama’ah adalah memilki kepedulian dan upaya yang sungguh-sungguh untuk dapat membebaskan Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
Akhirul kalam, semoga umat Islam mampu mengamalkan ajaran Al-Quran sehingga menjadi umat yang unggul dan mulia, mampu membebaskan Al-Aqsa serta rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)