Khutbah Jumat : Menjaga Takwa dengan Sebenar-Benar Takwa

Oleh : , Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ,  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا   أَمَّا بَعْدُ

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Alhamdulillah, bahwa kenikmatan Allah kepada kita sungguh sangat banyak tak terhingga. Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan dan bersyukur dengan anggota badan.

Bersyukur dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang dari Allah, merasa ridha dan lapang atas segala pemberian-Nya. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan menyebut-nyebut kenikmatan tersebut. Bukan untuk riya. Serta bersyukur dengan anggota badan, yaitu menggunakan anggota badan kita ini dan semua karunia Allah itu untuk taat kepada-Nya, dengan bertakwa kepada-Nya secara sebenar-benarnya.

Hadirin yang dirahmati Allah.

Pada setiap ,  khatib senantiasa menyampaikan wasiat . Ini karena memang merupakan salah satu rukun khutbah dan karena memang takwa itu harus selalu kita jaga.

Ayat yang disampaikan tentang wasiat takwa ini adalah firman Allah di dalam Al-Quran yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS Ali Imran/3: 102).

Ayat ini menyerukan kepada orang-orang beriman agar bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa.

Takwa dalam arti secara umum :

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ

Artinya: “Yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya”.

Ibnu Murdawaih meriwayatkan hadits dari jalur Abdullah bin Mas’ud yang menyebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca firman Allah: “bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya” (Ali Imran: 102). Lalu beliau bersabda tentang takwa yaitu :

أنْ يُطاعَ فَلا يُعْصى، ويُذْكَرَ فَلا يُنْسى، ويُشْكَرَ فَلا يُكْفَرَ

Artinya: “Allah itu untuk dipatuhi dan tidak untuk dilanggar, untuk diingat dan tidak untuk dilupakan, untuk disyukuri dan tidak untuk diingkari”.

Hal ini menunjukkan, bukti ketakwaan kepada Allah adalah menaati Allah dengan tidak mendurhakai-Nya, mengingat Allah dengan tidak melupakan-Nya, serta mensyukuri nikmat Allah dengan tidak mengingkarinya, sampai batas akhir kemampuan, sampai mati menghadap Allah dalam keadaan Muslim, berserah diri kepada Allah dengan tetap memeluk agama yang diridhai-Nya yaitu agama Islam.

Karena tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka kita sebagai orang beriman harus terus berusaha sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah.

Allah menyebutkan di dalam ayat lain:

فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS At-Taghabun/64: 16).

Melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia yang mempunyai harta, anak, dan istri, bertakwa kepada Allah dengan sekuat tenaga dan semaksimal kemampuan.

Di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam disebutkan :

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

Artinya: Apa yang aku larang maka hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap para Nabi mereka.(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Hadirin yang berbahagia

Dengan takwa itu, Allah akan memberikan kita jalan keluar dari setiap problematika, serta dengan takwa itu pula Allah akan berikan kita berbagai kemudahan dalam segala urtusan kita.

Keutamaan takwa sangat sering kita dengar, antara lain firman Allah,

وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. (QS Ath-Thalaq/65: 2).

Juga firman-Nya:

وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Artinya: ‘Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (QS Ath-Thalaq/65: 4).

Juga firman-Nya:

وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya, dan akan melipatgandakan pahala baginya”. (QS Ath-Thalaq/65: 5).

Hadirin yang Allah muliakan

Dengan iman dan takwa itulah, apabila kita istiqamah menjalankannya, Allah akan memberikan keberkahan dari langit dan bumi. Seperti Allah sebutkan di dalam ayat :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf/7: 96).

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa seandainya penduduk suatu negeri itu beriman kepada agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mereka bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan dan keberkahan yang banyak. Keberkahan baik yang datang dari langit maupun yang datang dari bumi.

Keberkahan yang datang dari langit misalnya turunnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi. Hingga dengan hujan itu tumbuhlah tanam-tanaman yang diperlukan manusia. Ada tanaman padi, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman kayu, dan sebagainya, yang semuanya diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lalu, dengan tanaman-tanaman itu, seperti rerumputan, dimakan pula oleh binatang-binatang. Hingga  berkembang-biaklah binatang-binatang ternak itu, yang kesemuanya lagi-lagi dimakan oleh manusia.

Lalu tumbuhlah ekonomi yang mensejahterakan, masyarakat yang sehat jasmani dan rohaninya, tumbuh keamanan dan kedamaian para penghuninya. Disebabkan iman dan takwa, perlindungan Allah Ta’ala.

Sebaliknya, saudara-saudaraku yang mulia

Jika penduduk suatu negeri tidak beriman dan tidak bertakwa, bahkan sebaliknya mereka mendustakan Rasul, serta melakukan kejahatan dan kemaksiatan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka. Walaupun bentuk siksanya tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan.

Datangnya azab tersebut adalah sesuai dengan sunnatullah yang telah ditetapkan-Nya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga selain-Nya. Lalu manusia-manusia yang merugi di dunia dan akhirat.

Untuk itu, marilah kita kembali bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya agar dapat kembali kepada-Nya dalam keadaan yang diridhai-Nya.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةً۬ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَڪُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يَوۡمَ لَا يُخۡزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥ‌ۖ نُورُهُمۡ يَسۡعَىٰ بَيۡنَ أَيۡدِيہِمۡ وَبِأَيۡمَـٰنِہِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآ‌ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-Tahrim/66: 8).

Semoga kita dapat menjaga takwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Aamiin.

جَعَلَنَا اللهُ  وَاِيَّـاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الامِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَـا وَاِيَّـاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَـادِهِ الصَّـالِحِـيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُا الرَّاحِمِيْنَ.

(A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.