Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat : Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 6 Juni 2024 - 17:54 WIB

Kamis, 6 Juni 2024 - 17:54 WIB

479 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) Menjaga ukhuwah islamiyah merupakan tanggung jawab kita orang-orang yang beriman kepada Allah. Menjaga ukhuwah islamiyah dijelaskan dalam Khutbah Jumat berikut ini :

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah Alhamdulillah, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang telah Allah curahkan kepada kita. Mulai dari nikmat kesehatan, sehingga kita masih dapat beraktivitas sehari-hari. Nikmat kesempatan, sehingga kita masih dapat bersimpuh di hadapan Allah di masjid yang mulia ini. Hingga nikmat iman dan Islam, karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mendapatkan taufik dan hidayah-Nya, serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Aamiin. Selanjutnya, shalawat teriring salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia menegakkan sunnahnya hingga akhir jaman. Kemudian khatib menyampaikan wasiat kepada diri dan keluarga serta hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada-Nya agar kita hidup bahagia, selamat dan sejahtera, di dunia hingga di akhirat kelak. Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya :

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)”. (QS Ali Imran [3] : 102). Pada ayat lain Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70-71). Takwa ini menjadi wasiat abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Takwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan. Dengan takwa, seorang mukmin akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah Agama Islam adalah agama yang lurus dan benar, penuh toleransi dan kasih sayang, mengajarkan kedamaian, cinta kasih, persaudaraan dan persahabatan, dengan sesama orang-orang beriman. Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 10). Inilah prinsip dasar menjaga ukhuwah Islamiyah yang menjadi pegangan hidup kita dalam kehidupan bersama orang-orang beriman. Syaikh Umar bin Abdullah Al-Muqbil, menguraikan ayat ini dengan penjelasan, bahwa jika ada seorang Muslim yang sakit, maka Muslim lainnya wajib menjenguknya, jika ada seorang Muslim yang butuh sesuatu, maka Muslim yang lain membantunya, dan jika ada seorang Muslim berbuat baik maka Muslim yang lain berterimakasih. Demikian sebaliknya, jika ada seorang Muslim yang tertindas da terdzalimi, maka Muslim yang lain wajib menolongnya. Agama Islam itu berisi nasihat, mengajak pada kebajikan dan melarang pada kemunkaran. Itu karena sesama orang-orang beriman itu sesungguhnya adalah bersaudara. Bahkan, begitu pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah, seorang alim Muhammad bin Manadziir menyampaikan, “Aku sedang berjalan bersama Al-Khalil bin Ahmad, dan sandalku putus. Lalu aku berjalan tanpa alas kaki. Sesaat kemudian, dia sahabtaku melepas sepatunya dan membawanya, serta berjalan bersamaku tanpa als kaki”. Aku pun bertanya kepadanya, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Dia menjawab,  “Aku akan menghiburmu dengan hal ini.” Ada juga kisah perjalanan haji, ketika seorang jamaah haji bercerita, “Saya bertemu dengan seorang pemuda di Mina, seorang non-Arab, menggendong seorang lelaki tua di punggungnya, dan saya ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikannya”. Aku pun berkata, “Semoga Allah membalasmu dengan pahala atas kebaikanmu terhadap ayahmu”. Dia menjawab, “Tapi dia bukan ayahku, dan dia juga bukan dari negeraku.” Aku berkata, “Lalu siapa?” Dia menjawab, “Saya menemukannya di Arafah, tidak ada seorang pun yang bersamanya, maka aku menggendongnya di punggungku ke Muzdalifah, dan dari sana ke Mina.” Aku pun bertanya lagi, “Mengapa kamu melakukan itu?” Dia menjawab, “Mahasuci Allah yang telah berfirman yang artinya orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara”. Hadirin yang dimuliakan Allah Begitulah menjaga ukhuwah Islamiyah harus terus menjadi bagian utama kehidupan kita sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah. Selanjutnya, ada beberapa larangan yang wajib kita tinggalkan, agar menjaga ukhuwah Islamiyah ini tetap terpelihara. Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskannya di dalam hadits :

لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Artinya: “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling menyakiti, janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi, dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara untuk Muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini, beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu). Bahkan, sesama orang-orang beriman itu justru agar saling mendoakan dalam kebaikan, saat berjauhan, dan walaupun tanpa sepengetahuan saudaranya itu. Seperti disebutkan di dalam hadits :

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا لأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.

Artinya: “Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin’, dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.” (HR Muslim). Begitulah, dengan menjaga ukhuwwah Islamiyah karena Allah ini akan mendorong ke arah perdamaian, persatuan dan kesatuan. Sebagaimana Allah menegaskan di dalam ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran [3]: 103). Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah Demikianlah, upaya menjaga ukhuwah Islamiyah ini. Terlebih terkait dengan nasib saudara-saudara kita di Palestina, yang masih terjajah oleh zionis hingga saat ini. Maka menjadi kewajiban kita bersama sebagai orang-orang beriman untuk memperhatikannya, mendukungnya, membelanya, menolongnya dan membebaskannya dari ketertindasannya. Kita pun ikut merasakan derita saudara-saudara kita dan tak bisa tenang sebelum mereka terbebasakan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya :

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya: “Perumpamaan kaum Mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR Muslim). Pada hadits lain disebutkan :

الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ لَا يخذلهُ ولا يحقره وَلَا يُسْلِمُهُ

Artinya: “Seorang Mukmin adalah saudara bagi Mukmin lainnya, dia tidak membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak boleh merendahkannya, dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh)”. (HR Bukhari dan Muslim). Hadirin Rahimakumullah Demikianlah makna penting dari menjaga ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan di antara orang-orang beriman. Semoga kita dapat istiqamah dalam mengamalkannya. Aamiin. []

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
MINA Sport
Indonesia
Kolom