Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat : Menjalin Persaudaraan di Tengah Perbedaan Pilihan Politik

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 26 Januari 2024 - 06:52 WIB

Jumat, 26 Januari 2024 - 06:52 WIB

7 Views

Ali Imran 103 -tipyan.com -

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Wartawan MINA News

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menjalankan Syariat Agama

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Baca Juga: Islam Mengatur Peperangan, Membangun Perdamaian

Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Alhamdulillahi, marilah yang pertama dan utama, kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang telah Allah curahkan kepada kita. Mulai dari nikmat kesehatan, sehingga kita masih dapat beraktivitas sehari-hari. Nikmat kesempatan, sehingga kita masih dapat bersimpuh di hadapan Allah di masjid. Sampai pada nikmat iman dan Islam, karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada kita.

Selanjutnya, shalawat teriring salam marilah senantiasa kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia menegakkan sunnahnya hingga akhir jaman.

Khatib menyampaikan wasiat kepada diri dan keluarga serta hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada-Nya agar kita hidup bahagia, selamat dan sejahtera, di dunia hingga di akhirat kelak.

Baca Juga: Memahami Makna Hidup Berjama’ah

Takwa kepada Allah merupakan bekal terbaik untuk menghadap-Nya. Seperti Allah sebutkan di dalam Al-Quran :

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ

Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (Q.S. Al-Baqarah  [2]: 197).

Takwa menjadi wasiat abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Takwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Al-Wala wal Bara'(Kesetiaan Kepada Sesama Muslim)

Dengan takwa, kita akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Artinya : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Q.S. An-Nahl [16] : 128).

Dengan bekal takwa inilah kita menjadi mulia di sisi Allah. Dengan takwa pula harta menjadi berkah, ilmu menjadi manfaat, hidup menjadi bermakna, berbobot dan berkualitas.

Baca Juga: Larangan Memberikan Loyalitas dan Pertemanan dengan Yahudi

Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Agama Islam adalah agama yang lurus dan benar, penuh toleransi dan kasih sayang, mengajarkan kedamaian, cinta kasih, persaudaraan dan persahabatan, di tengah keniscayaan perbedaan yang ada.

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Baca Juga: Bahaya Sifat Egois

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 10).

Perbedaan adalah keniscayaan, dan akan selalu ada. Mulai dari perbedaan secara fisik, perbedaan keyakinan dan keagamaan, perbedaan hobi, pekerjaan dan kebiasaan. Sampai perbedaan pendapat dan pilihan yang muncul kuat pada tahun politik.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya :

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mentadaburi Makna Hijrah  

Artinya : “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (Q.S. Al-Nisa [4] : 1).  

Imam Al-Thabari menjelaskan ayat ini,  bahwa Allah secara sendirian telah menciptakan semua manusia di dunia ini berasal dari individu yang satu. Tujuan dari ini adalah untuk memberitahu kepada para hamba-Nya bahwa, bagaimanapun kondisi mereka saat ini sedang tumbuh berkembang, asal muasal manusia adalah dari jiwa yang satu.

Oleh karena itu, antara satu sama lain, individu satu dengan lainnya, hukumnya adalah wajib untuk saling menjaga hak sebagai seorang saudara. Penyebutan ini sekaligus merupakan anjuran untuk berbuat kasih sayang antar sesama, bertindak saling menolong dan tidak melakukan upaya saling berbuat aniaya.

Hadirin Rahimakumullah

Baca Juga: Muharram 1446 Saatnya Resolusi Hijrah

Dalam prinsip dasar ukhuwwah Islamiyyah yang menjadi pegangan hidup kita, ada beberapa larangan yang harus kita perhatikan, agar persaudaraan tetap terjaga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskannya di dalam sabdanya:

لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Artinya: “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling menyakiti, janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi, dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara untuk Muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Baca Juga: Memberantas Judi Online di Masyarakat

Pada hadits lain disebutkan :

الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ لَا يخذلهُ ولا يحقره وَلَا يُسْلِمُهُ

Artinya: “Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak boleh merendahkannya, dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sebagai satu anak bangsa, Indonesia, yang sangat menjunjung persatuan dan kesatuan Indonesia, marilah tetap kita jaga nilai-nilai persaudaraan di dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga bangsa Indonesia tetap tampil sebagai bangsa yang kuat dalam persaudaraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga: Istiqamah dalam Da’wah dengan Memperkuat Ukhuwah Islamiyah

Hadirin Rahimakumullah

Terakhir, tentang pentingnya persatuan dan kesatuan, Allah menegaskan di dalam ayat:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Semoga kita dapat istiqamah dalam mengamalkannya. Aamiin. (A/RS2/B04)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khutbah Jumat
Khadijah
Khadijah
Kolom
Khutbah Jumat