Oleh: Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
اَمَّا بَعْدُ فَـإِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ
Para hamba Allah, sidang Jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini khotib berwasiat kepada dirinya dan kaum muslimin yang hadir pada majelis ini, dengan wasiat taqwa, sebagaimana firman Allah yang telah dibacakan tadi yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim”.
Diantara perintah Allah yang menjadi wujud ketaqwaan para hamba-Nya yang bertaqwa adalah sikap persaudaraan seakidah (ukhuwwah). Perwujudan ukhuwah umat ini difirmankan Allah dalam S.Al-Hujurah 10, sebagai berikut:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.al-Hujurat :10).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Islam mengajarkan pola hubungan sosial umat Islam dilandasi rasa persaudaraan (ukhuwwah), bukan sekedar kepentingan duniawi seperti kesamaan suku, daerah, profesi, hobi dan kepentingan lainnya. Berdasarkan ayat dan hadits diatas jelas menunjukkan bahwa rasa ukhuwwah itu menjadi indikasi keimanan seseorang. Jika seseorang beriman maka ada wujud ukhuwwahnya terhadap sesama mukmin.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Islam mengajarkan terbangunnya sistem sosial kemasyarakatan dimana interaksi sosial didalamnya dilandasi rasa kasih sayang, saling mengenal, saling menolong dan saling peduli. Inilah karakter dasar masyarakat berperadaban yang diajarkan Islam kepada masyarakat dunia.
Dampak ukhrowi yang Allah janjikan bagi mereka yang saling berkasih sayang karena Allah adalah menjadikannya salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiyamat. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah swt pada hari kiyamat berfirman, dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka dengan naungan-Ku, di hari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (HR.Muslim).
Pada hadist lain Rasulullah bersabda bahwa mereka termasuk 7 golongan yang dilindungi Allah, sebagaimana sabda beliau: “….Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya, dan berpisah karena-Nya” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Mencintai orang lain untuk bersama dan berbagi dalam hidup ini memang naluri setiap manusia, bahkan menjadi kebutuhan hidupnya. Keterbatasan diri setiap orang mengharuskan adanya bantuan ataupun nasihat dari orang lain. Orang yang memiliki kelebihanpun memerlukan orang lain untuk menyalurkan kelebihannya, baik kelebihan dalam harta ataupun kelebihan ilmunya.
Dalam syariat Islam orang yang memiliki kelebihan harta bahkan didorong untuk berbagi dengan para fuqoro masakin serta pihak-pihak yang memerlukannya. Maka Islam mewajibkan memberikan zakat, mendorong umat berinfaq maupun shodaqoh. Semua syariat tersebut tidak lain mengajarkan sikap kasih sayang dan kepedulian terhadap nasib sesama mukmin khususnya dan sesama manusia pada umumnya.
Dalam dunia bisnis, sebagaimana Rasulullah pernah berbisnis dengan Khadijah, beliau menerapkan bagi sistem hasil, bukan sistem upah. Pola kerjasama bisnis seperti ini memberikan rasa keadilan antara pemilik modal dan pelaku usaha. Untung dinikmati bersama, rugipun ditanggung bersama. Secara psikologis juga tidak ada pihak yang direndahkan dengan sebutan pekerja. Pemilik modal dan pemilik skill bisnis adalah mitra sejajar yang saling membutuhkan. Sebuah penerapan persaudaraan yang indah diantara orang-orang yang beriman yang bekerjasama dalam dunia bisnis.
Dengan demikian dalam lapangan usaha duniawi apapun jika dilandasi persaudaraan karena Allah, semangat berbagi dan saling menolong karena Allah, maka tidak muncul sikap sombong, arogan, apalagi menindas sesama.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Kuatnya sikap ukhuwwah begitu terasa diantara Rasulullah dan para sahabat beliau, hingga Ka’ab bin Malik begitu menderita ketika dihukum dikucilkan beliau dengan tidak ditegur maupun diberi salam. “Ka’ab berkata: ‘Ketika kami tidak ikut bersama Nabi pada perang Tabuk, Rasulullah melarang berbicara kepada kami dan menyebut-nyebut selama 50 hari, sehingga bumi yang luas ini terasa sempit bagi kami dan diri kami menjadi sempit. Tidak ada yang mau berbicara, memberi salam dan menemui kami. Sampai Allah menurunkan ampunan-Nya di dalam kitab-Nya kepada mereka”. (HR.Bukhari).
Begitulah, ketika ukhuwwah menjadi sikap dan pakaian sehari-hari diantara orang-orang beriman, maka hidup tanpa ukhuwwah menjadikan mereka terasing ditengah umat. Fakta kehidupan ukhuwwah Rasulullah dengan para sahabat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang beriman itu merupakan komunitas khas yang hidup kompak bersama-sama menegakkan syariah Islam di tengah beragamnya corak peradaban masyarakat.
Para hamba Allah, sidang Jum’at rahimakumullah
Bagaimana Cara Mempererat Ukhuwwah?
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Ukhuwwah diantara orang-orang beriman akan terpelihara dengan baik, jika dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa amalan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau, antara lain:
- Memberitahukan rasa cinta kepada yang dicintai
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya” (HR.Abu Daud dan Tirmidzi).
- Saling mendoakan
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak seorang hamba mukmin yang berdoa untuk saudaranya dari kejauhan melainkanMalaikat berkata, Dan bagimu seperti itu” (HR.Muslim).
- Tunjukkan kegembiraan ketika berjumpa
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekedar bertemu saudaramu dengan wajah ceria” (HR.Muslim).
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
- Berjabat tangan
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tanga, melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah” (HR.Abu Daud).
- Saling mengunjungi
Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa’ meriwayatkan, Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman,”Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku”.
- Mengucapkan selamat
Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiyamat” (HR.Thabrani).
- Memberikan hadiah
Imam Thabrani meriwayatkan secara marfu’ dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata: ”Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai” (HR.Thabrani).
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
- Memperhatikan dan membantu saudaranya
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Dan siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya“ (HR.Muslim).
- Memenuhi hak-hak ukhuwah saudaranya
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam: “apabila kamu bertemu hendaklah memberi salam; apabila mengundangmu kabulkanlah undangannya; apabila dia meminta nasihat kepadamu nasihatilah dia; apabila dia bersin dan dia mengucpkan alhamdulillah, maka doakanlah dia dengan mengucpkan yarhamukallah; apabila dia sakit jenguklah dia; dan apabila dia meninggal antarkan dia ke kuburnya” (HR.Muslim).
Bisa dibayangkan eratnya dan saling pedulinya sesama mukmin sebagaimana contoh Rasulullah dan para sahabat beliau tersebut tentu karena mereka bersatu dalam satu kesatuan umat yang utuh (ber-Jama’ah). Tanpa ikatan iman dan hidup berjama’ah tentu sulit mewujudkan ukhuwwah secara utuh. Semoga kaum muslimin dimanapun berada dapat mengamalkan ukhuwwah Islamiyah karena Allah.
بَا رَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَا يَا تِ وَذِّكْرِالْحَكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْم لِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُلَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتَنَانِهِ
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِه
إِنّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَاحِبَ الْوَجْهِ اْلأَنْوَرِ وَالْجَبِيْنِ اْلأَزْهَرِ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّشِدِيْنَ وَاْلأَئِمَّةِ الْمَهْدِيِّيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِى وَعَنِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعِنَا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اَللهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُسْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرْوا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ
(AK/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)