Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Islam dan Bai’at

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 16 Mei 2025 - 06:07 WIB

Jumat, 16 Mei 2025 - 06:07 WIB

209 Views

Masjid Al-Munawwarah Takengon. (foto: Minanews)

Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur

Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Mensyukuri nikmat Islam dan bai’at.

Bai’at merupakan komitmen seorang Muslim untuk selalu mendengar, taat, dan berpegang teguh kepada kepemimpinan yang sesuai dengan syariat Islam.

Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, bersyukur kepada Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara melakukan ketaatan kepada-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru 1447 Hijriyah untuk Pembebasan Al-Aqsa

Khutbah selengkapnya, silakan baca berikut ini:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Muhasabah Akhir Tahun, Evaluasi Diri dan Perjuangan

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah , yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat kepada kita, khususnya nikmat Islam dan Bai’at. Dengan anugerah ini, kita dapat senantiasa beribadah dengan ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dengan terus meningkatkan rasa syukur kepada Allah , semoga kita semakin dicintai oleh-Nya dan senantiasa diberikan limpahan nikmat serta karunia-Nya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga, para sahabat, dan mereka yang senantiasa menghidupkan sunnah-sunnahnya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Haji Mabrur

Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan tema “Mensyukuri Nikmat Islam dan Bai’at” sebagai pengingat bagi kita semua akan nikmat besar yang Allah berikan. Sebagai landasan, marilah kita merenungkan firman Allah  dalam Al-Qur’an Surah al Maidah [5] ayat ke-7, yang berbunyi:

وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (المائدة [٥]: ٧)

“Dan ingatlah karunia Allah kepada kalian dan perjanjian-Nya yang telah diikatkan-Nya dengan kalian, ketika kalian mengatakan, “Kami dengar dan kami taati.” Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati (kalian).”

Allah  mengingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin akan semua nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka yaitu berupa agama Islam. Dia mengutus seorang rasul yang mulia, dan mengambil perjanjian dan kesediaan untuk berbaiat kepada Rasulullah Muhammad .

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS

Dalam Tafsir Kementrian Agama RI, Allah  menegaskan perjanjian (bai’at) kepada Rasulullah  berupa ketaatan kepada Allah , baik dalam hal mudah maupun yang sulit, serta untuk mendengar dan taat dalam menunaikan perintah maupun menjauhi larangan.

Adapun takwa kepada Allah , merupakan landasan untuk tidak melakukan pelanggaran dan perusakan terhadap bai’at atau perjanjian yang telah kita ikrarkan.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Dalam kehidupan ini, banyak nikmat yang Allah  berikan kepada hamba-hamba-Nya, mulai dari kesehatan, rezeki, keluarga, hingga keamanan.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Balajar dari Kedermawanan dan Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim AS

Namun, di antara semua nikmat tersebut, nikmat terbesar adalah karunia Islam, karena dengan agama itu, Allah  telah menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Sebelum datangnya Islam, manusia banyak yang hidup dalam kesesatan dan kegelapan, tenggelam dalam kebodohan, kesyirikan, dan kezaliman.

Namun, dengan rahmat-Nya, Allah  mengutus Nabi Muhammad  sebagai pembawa risalah yang menyelamatkan umat manusia dari kebutaan hati kepada kebenaran. Allah  berfirman:

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ،…   (البقرة [٢]: ٢٥٧)

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Napak Tilas Dua Uswah Hasanah

“Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 257)

Selain itu, kita juga harus bersyukur atas nikmat bai’at, yaitu janji untuk mendengar dan taat dalam menjalankan agama ini.

Bai’at merupakan komitmen seorang Muslim untuk selalu mendengar, taat, dan berpegang teguh kepada kepemimpinan yang sesuai dengan syariat Islam.

Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, bersyukur kepada Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara melakukan ketaatan kepada-Nya.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha 1446 H: Pengorbanan untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Kemerdekaan Palestina

Adapun rukun syukur ada tiga, yaitu:

  1. Mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah Ta’ala.

Mensyukuri nikmat Allah  berarti kita menyadari bahwa setiap nikmat yang kita terima berasal dari-Nya.

Kita mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki, seperti kesehatan, rezeki, keluarga, dan keberhasilan, adalah karunia dari Allah  yang patut disyukuri.

  1. Mengucapkan dengan lisan.

Artinya bertutur kata dengan baik, menunjukkan kepada manusia akan besarnya nikmat Allah kepadanya dan mengajak mereka menuju kebaikan yang disyariatkan.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Haji, Qurban dan Kesalehan Sosial dalam Semangat Ukhuwah Islamiyah

  1. Menggunakan nikmat untuk kebaikan.

Dengan mensyukuri nikmat Allah , kita sadar bahwa semua yang kita miliki harus kita gunakan untuk kebaikan, ketaatan dan menolong serta membantu mereka yang membutuhkan.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Bai’at secara bahasa ialah transaksi jual beli atau berjanji setia dan taat. Adapun menurut istilah adalah mengikat janji atas sesuatu sebagai tanda kesempurnaan perjanjian tersebut dan keikhlasannya.

Terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur’an tentang bai’at, salah satunya adalah firman Allah:

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Momentum Penyucian Hati dan Penguatan Ukhuwah Islamiyah 

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا   (الفتح [٤٨]: ١٠)

“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. (QS. al Fath (48): 10)

Ibnu Khaldun rahimahullah mengatakan, “Bai’at ialah janji untuk taat. Seakan-akan orang yang berbai’at itu berjanji kepada pemimpinnya untuk menyerahkan kepadanya segala kebijaksanaan tentang urusan dirinya dan urusan kaum Muslimin, tanpa menentangnya sedikitpun.

Imam Ahmad meriwayatkan dari sahabat Jabir, bahwa pada peristiwa baiat Aqabah kedua, kami berkata kepada Rasulullah . “Wahai Rasulullah , untuk hal apa kami berbai’at kepada engkau?”Kemudian Rasulullah  bersabda: “Untuk mendengar dan taat baik yang disenangi ataupun yang dibenci, untuk menafkahkan harta saat sulit dan saat mudah, untuk menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, untuk tegak bediri karena Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang suka mencela karena Allah dan hendaklah kalian menolongku jika aku datang kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak-anak kalian, dan bagi kalian adalah surga.”

Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Atas Muka Bumi Harus Dihapuskan

Al Barra’ bin Ma’rur salah seorang peserta mubayya’ah memegang tangan Rasulullah  dan berkata, “Demi Yang Mengutus engkau dengan benar, kami benar-benar akan melindungi engkau sebagaimana kami melindungi istri-istri kami, maka bai’atlah kami wahai Rasulullah , demi Allah  kami adalah orang-orang yang mahir dalam berperang dan mengepung musuh, kami mewarisinya sejak dahulu.” Setelah itu maka dimulailah pelaksanaan bai’at dengan cara berjabat tangan bagi yang pria dan secara lisan bagi yang wanita.

Selanjutnya, bai’at memiliki beberapa tujuan bagi yang mengikrarkannya, sebagaimana sunnah yang telah dijalankan oleh Rasulullah  dan para shahabat dalam mengangkat ulil amri, yaitu:

Pertama, sebagai penetapan diri untuk siap menerima dan mengamalkan syari’at Allah , siap diatur dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

Kedua, sebagai ikrar untuk siap membela agama Allah dengan jiwa dan segenap hartanya.

Ketiga, memperkuat dan memperteguh ikatan melalul sebuah janji ketaatan dalam ukhuwah islamiyyah dalam rangka memperjuangkan agama Allah dengan terpimpin oleh seorang imaam sebagal ulil amri.

Keempat, menjaga persatuan umat Islam dan mencegah perpecahan. Dengan adanya bai’at, umat Islam memiliki pemimpin yang ditaati. Tanpa kepemimpinan yang jelas, umat akan berada dalam keadaan perpecahan dan tidak terarah.

Bai’at adalah perkara yang disyariatkan berdasarkan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah. Para sahabat Nabi  melaksanakannya sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, mari kita amalkan syariat bai’at ini dalam kehidupan berjama’ah dengan penuh keimanan dan keikhlasan.

Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya mensyukuri nikmat Islam dan menjaga komitmen bai’at dalam kehidupan sehari-hari.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهpِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat