Oleh : Ali Farkhan Tsani, Da’i Ponpes Al-Fatah Bogor, Wartawan dan Redaktur Senior MINA
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ, وكُتِبَ عَلَيْنَا الصِّيَام اَلَّذِى هُوَ رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ اْلاِسْلاَمِ
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى دَارِ السَّلاَم.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jama’ah Jumah yang dimuliakan Allah
Alhamdulillahi, segala puji hanya bagi Allah, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang telah Allah curahkan kepada kita.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Shalawat teriring salam marilah senantiasa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia menegakkan sunnahnya hingga akhir jaman.
Selanjutnya, khatib menyampaikan wasiat untuk dirinya dan keluarganya, serta hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah agar kita hidup bahagia, selamat dan sejahtera, di dunia hingga di akhirat kelak.
Takwa merupakan bekal terbaik kita untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti Allah sebutkan di dalam firman-Nya :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 197).
Hadirin yang berbahagia
Saat ini kita berada pada akhir bulan Sya’ban, menjelang bulan suci Ramadhan. Bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan menuju bulan Ramadhan penuh berkah. Kita pun dapat berdoa :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” (H.R. Ahmad dari Anas bin Malik).
Setelah sebelas bulan kita menjalani lika-liku kehidupan, sudah pasti kita sangat banyak bergelimang dengan dosa dan kemaksiatan. Setelah sebelas bulan kita bergelut mencari nafkah, mengadu nasib, mengejar prestasi, tidak sedikit kita menyerempet perbuatan mungkar dan berbuat salah.
Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan bertobat dan membersihkan segala noda dosa tersebut, terlebih insya-Allah dengan kehadiran bulan suci Ramadhan sebentar lagi.
Hal ini mengingat kesempatan dan peluang meraih derajat takwa sangatlah terbuka lebar pada bulan Ramadhan penuh berkah ini, bila diisi dengan amal ibadah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Dengan demikian, insya Allah ibadah puasa Ramadhan yang kita amalkan dapat membuahkan hasil berupa takwa, sebagaimana Allah janjikan di dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa”. (Q.S. Ali Imran [3] : 183).
Sungguh, Allah telah memperhitungkan bahwa mereka yang bersedia memikul perintah-Nya untuk menjalankan puasa Ramadhan hanyalah orang-orang yang beriman kepada-Nya. Sebab, ibadah puasa Ramadhan memang adalah suatu perintah yang membutuhkan pengorbanan kesenangan diri dan kebiasaan setiap hari.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Ibadah puasa Ramadhan ini juga adalah suatu perintah yang memerlukan kesabaran dari titik nol sahur dini hari hingga berbuka di senja hari.
Hadirin Rahimakumullah
Maka orang-orang berimanpun mengatakan “Marhaban Yaa Ramadhan”, yang menunjukkan bahwa kita menyambut bulan suci Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan.
Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh, guna melanjutkan perjalanan menuju Allah dengan penuh keberkahan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ
Artinya : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Ath-Thabrani).
Pada hadis lain disebutkan:
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كَتَبَ اللّهُ عَلَيْكُمْ صِيَا مُهُ فِيْهِ تُفْتَحُ اَبْوَابَ الجِنَانِ وَتُغْلَقُ اَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُ هَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya : “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu setan-setan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi, dari Abu Hurairah).
Ayyuhal ikhwah hadakumullah
Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan dan disyariatkan amal-amal ibadah yang agung.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Oleh karena itu, bulan Ramadhan itu merupakan kesempatan berharga yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan ingin meraih ridha-Nya. Sehingga kaum Muslimin menyambut tamu agung tersebut dengan sebaik-baiknya.
Imam Ibnu Rajab menyebutkan, “Bagaimana mungkin orang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para setan dibelenggu?”
Para ulama terdahulu jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan, mereka berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar mereka mencapai bulan yang mulia tersebut. Karena mencapai bulan Ramadhan merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah.
Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Para ulama terdahulu berdoa kepada Allah selama enam bulan sebelum Ramadhan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka berdoa kepada-Nya selama enam bulan berikutnya setelah Ramadhan agar Allah berkenan menerima amal-amal shaleh yang mereka kerjakan dalam bulan Ramadhan.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Maka marilah kita selayaknya mengambil teladan dari para ulama terdahulu dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, dengan bersungguh-sungguh berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan, pengampunan serta keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Marilah kita persiapkan diri baik lahir maupun batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya. Yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktik ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan suci Ramadhan dengan hati bersih, serta dapat menikmati amaliyah Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P2)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Mi’raj News Agency (MINA)
Penulis, Ali Farkhan Tsani, Wartawan/Redaktur Senior MINA, Duta Al-Quds Internasional, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Kepalestinaan. Penulis, Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].