Khutbah Jumat: Menyambut Nuzulul Qur’an

Oleh: Ust Widi Kusnadi, Dai Ponpes Al-Fatah, Cileungsi, Bogor

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتًّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, Allah Yang Maha Rahman, Maha Rahim, mencurahkan nikmat-Nya kepada manusia dengan kasih dan sayang-Nya. Hari ini sudah separuh bulan kita menikmati Ramadhan. Kita telah dipilih Allah menikmati indahnya Ramadhan di antara jutaan orang yang menginginkannya.

Maka, mari kita maksimalkan ibadah kita, kita pelihara dan tingkatkan iman dan taqwa kita, sehingga kita datang menghadap Allah dalam keadaan ibadah, berdzikir dan berserah diri kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam, keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, dan para pengikutnya yang istiqamah di dalam sunnah-sunnahnya, semoga kita menjadi bagian dari golongan itu, Amiin Ya Rabbal alamin.

Ma’asyiral Muslimin, Mukminin Rahimakumullah

Dalam beberapa hari ke depan, umat Islam akan memeringati peristiwa bersejarah yakni Nuzulul Quran atau turunnya Al Quran yang terjadi di Bulan Ramadhan. Pada bulan suci ini, 14 abad lalu telah terjadi peristiwa agung di belahan bumi yang kering nan tandus, yakni tercurahnya rahmat Allah yang melimpah, menyiram kegersangan kehidupan manusia dan alam semesta. AI Qur’an sebagai kalam Allah Ta’ala diturunkan ke dunia melalui Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam, Rasulullah pembawa amanat yang jujur, lagi terpercaya.

AI Quran berisikan petunjuk, pembeda antara kebenaran dan kebatilan, pembawa kabar gembira dan peringatan, jalan yang lurus bagi umat manusia dalam mengatur dan mengarahkan kehidupannya. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat AI Baqarah, ayat 185.

   شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).”

Cahaya AI-Quran menyinari seluruh pelosok dunia, sinarnya menyeruak menerangi alam semesta, menghilangkan gelap gulita, menembus relung-relung kesuraman, melenyapkan sekat-sekat kebodohan. Al-Quran bukan saja sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi pribadi dan individu yang menghendaki ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan, tetapi juga memberikan petunjuk dan pedoman bagaimana membina berkeluarga, mengatur kehidupan bermasyarakat, dan membangun peradaban dunia yang berkemajuan dan berkeadilan.

Bahkan diriwayatkan bahwa Ramadhan menjadi bulan turunnya seluruh kitab-kitab para nabi. Dalam Musnad Imam Ahmad dan Al-Mu’jam Al-Kabir oleh Imam Thabrani dari hadits Watsilah bin al-Asqa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan setelah 6 hari bulan Ramadhan. Injil diturunkan setelah 13 hari bulan Ramadhan. Zabur diturunkan setelah 18 hari bulan Ramadhan. Dan Al-Quran diturunkan setelah 14 hari bulan Ramadhan.”

Diturunkannya Al-Quran memberikan berjuta hikmah dari kandungan masing-masing ayatnya. Hikmah itu secara special diberikan kepada siapa saja yang mampu menggapainya, kepada siapa saja yang berusaha merengkuhnya dan kepada siapa saja yang memang pantas mendapatkannya.

Hikmah dari diturunkannya Al-Quran di bulan Ramadhan adalah sebagai bentuk pengagungan terhadap Al-Quran itu sendiri, pengagungan terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan risalahnya, pengagungan terhadap bulan Ramadhan, dan pengagungan terhadap malam Al-Quran diturunkan, yakni malam Lailatul Qadr.

Maka, Perhatikanlah keutamaan bulan ini betapa besar karunia Allah di dalamnya. Karena itu hendaknya para hamba Allah mengagungkannya dan menjadikannya sebagai musim untuk beribadah, beramal shaleh, sebagai bekal bagi diri masing-masing untuk hari kembali ke hadirat Rabbul Izzati suatu hari nanti.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam sendiri setiap bulan Ramadhan, beliau tadarus Al-Quran langsung disimak oleh Malaikat Jibril. Walaupun beliau sendiri adalah orang yang diberi wahyu Al-Quran, namun di bulan Ramadhan ini, beliau tetap senyetorkan bacaannya kepada Malaikat Jibril. Bukan karena tidak hafal, atau hal-hal lainnya, tetapi karena keagungan Ramadhan dan Al-Quran itulah yang mendasari beliau tetap mentadarus Al-Quran.

Para salafush shalih rahimahumullah membaca Al-Quran di bulan Ramadhan di dalam shalat dan di luar shalat. Mereka menambah perhatian mereka terhadap Al-Quran yang mulia. Al-Aswad misalnya, beliau mengkhatamkan Al-Quran setiap dua hari. An-Nakha-I mengkhatamkannya setiap tiga hari, namun di sepuluh hari terakhir beliau tambah giat lagi. Qatadah mengkhatamkan Al-Quran di setiap tujuh hari dan di sepuluh hari terakhir beliau menyelesaikannya dalam tiga hari. Apabila bulan Ramadhan tiba, Az-Zuhri mengatakan, “Bulan ini adalah bulan membaca Al-Quran dan memberi makan”. Imam Malik apabila masuk bulan Ramadhan beliau berdiskusi bersama penuntut ilmu lainnya, memfokuskan diri untuk membaca Al-Quran dari mushafnya. Sufyan ats-Tauri apabila datang bulan Ramadhan beliau menyibukkan diri dengan membaca Al-Quran. Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat tentang perhatian para salaafush shalih terhadap Al-Quran di bulan Ramadhan.

Ma’asyiral Muslimin, Mukminin Rahimakumullah

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam dalam sebuah hadisnya mengatakan bahwa manusia yang berpegang kepada Al Qur’an dan Sunahnya, maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.

 تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya,” (H.R. Malik, Hakim, & Baihaqi).

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang Muslim untuk memaknai malam Nuzulul Qur’an adalah dengan mentadarus Al-Quran, mengkaji, memahami dan menempatkan Al Qur’an dalam setiap sendi-sendi dalam kehidupan. Maka dengan itu, Allah dan Rasulnya menjanjikan, bahwa mereka tidak akan tersesat di dunia dan akan selamat di akhirat kelak.

Demikianlah khobah Jumat ini. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang selalu dapat mengamalkan Al Qur’an dalam bentuk ibadah maupun perilaku, sehingga memperoleh berkah serta rida dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin Allahumma aamiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى . وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

(A/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.