Khutbah Jumat: Nabi Muhammad Sebagai Suri Teladan

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Khatib/Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Redaktur Senior MINA

اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وِمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

أَمَّا بَعْد

 

Sidang Jumah rahimakumullah

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kepada-Nyalah kita memuji dan bersyukur atas segala karunia kenikmatan yang tak pernah berhenti Allah berikan kepada kita. Dia-lah Allah Yang Maha Kuasa, Tuhan pula yang telah memberikan taufik dan hidayah dalam hati kita. Sehingga dengan hidayah tersebut, Allah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid ini. Dengan hidayah itu pula, Allah menggerakkan lisan kita untuk bertadarus Al-Quran. Dan dengan hidayah itu jualah kita mampu berbuat kebaikan-kebaikan. Alhamdulillah.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan selalu kepada Rasulullah terakhir Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di surga-Nya. Aamiin.

Hadirin yang berbahagia

Kita mencintai dan mengikuti Nabi Shallalahu ‘Alaihi Wasallam, itu merupakan bagian daari bukti bahwa kita mencintai Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١)

Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Ali Imran/3: 31).

Lebih dari itu, mereka yang benar-benar mencintai Nabi pun, dengan bukti mengikuti jejaknya, kelak akan dikumpulkan bersama Nabi yang dicintainya itu.

Ini seperti disebutkan di dalam sebuah hadits, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Kapankah hari kiamat terjadi wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Apa yang telah kau persiapkan untuknya?” Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak mempersiapkan banyak shalat, puasa, ataupun shadaqah. Namun aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Maka beliau bersabda:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Artinya: “Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.” (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu).

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah

Selanjutnya, tindak lanjut dari kita mencintai Nabi adalah dengan menjadikannya sebagai teladan, anutan dan ikutan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Allah menegaskannya di dalam ayat:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab/33 : 21).

Pada ayat lain disebutkan:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.” (QS Al-Qalam/68: 4).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini merupakan landasan pokok menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai suri teladan dalam ucapan, perbuatan, dan dalam semua keadaan.

Begitulah, terkumpul pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam semua sifat yang terpuji, seperti dermawan, kasih sayang, penyantun, memuliakan anak yatim, jujur dalam ucapan, amanah dalam semua hal, dan selalu menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat.

Itulah akhlak Al-Quran, akhlak yang merupakan cerminan kandungan Al-Quran.

Ini seperti disebutkan pula di dalam hadits dari Aisyah isteri Rasulullah, ketika ditanya tentang bagaimana akhlak Rasulullah, beliau menjawab:

كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Artinya: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR Muslim).

Subhaanallaah. Untuk itu, hadirin yang hendak menggapai rahmat Allah.

Sebagai wujud cinta kita kepada Nabi, marilah kita ikuti segala sunnahnya, walau keadaan bagaimanapun, agar kita senantiasa memperoleh petunjuk.

Hal ini seperti digambarkan di dalam sebuah hadits:

قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ

Artinya: “Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Karena itu, mengamalkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan jalan agar kita meraih syurga yang dijanjikan Allah.

Di dalam hadits disebutkan:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

Artinya: “Setiap umatku masuk surga selain yang enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Shalawat serta salam, kesejahteraan untukmu duhai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang begitu antusias mengajak umatnya menuju ridha-Nya, yang begitu tulus membimbing umatnya dengan sunnah agar mengapai surga-Nya, yang begitu merasakan apa yang dirasakan umatnya.

Semoga kita dapat istiqamah meneladai akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Aamiin. (A/RS2/P2)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهِ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ

Mi’raj News Agency (MINA)