Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Nasihat Syawal, Membalas Keburukan dengan Kebaikan

Widi Kusnadi - Jumat, 20 Mei 2022 - 10:02 WIB

Jumat, 20 Mei 2022 - 10:02 WIB

56 Views

Oleh: Widi Kusnadi, da’i ponpes Al-Fatah, Cileungsi, Bogor

Khutbah Pertama:

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

أَمَّا بَعْدُ: فَيَاَيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰه وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن، قَالَ اللّٰه تَعَالَى فِي اْلقُرْانِ الْكَرِيْم: أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمَ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللّٰه وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وَقَالَ تَعَالَى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Segala puji bagi Allah, pemilik segala yang ada di langit dan bumi dan di antara keduanya, Dialah yang Mahakuasa, Mahabijaksana lagi Maha Menyaksikan semua perbuatan manusia. Tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya. Tidak ada manusia yang mampu bersembuyi dan lari dari segala tanggungjawab atas segala amal perbuatannya.

Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam, keluarga yang mulia, sahabat-sahabatnya yang agung, dan orang-orang beriman hingga akhir zaman. Khatib berwasiat taqwa kepada dirinya dan hadirin jamaah Jumah semuanya, semoga kita tetap dalam iman dan Islam hingga ajal menjemput kita.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hidup di dunia hanyalah sementara, kesempatan hidup yang singkat dan sebentar ini sebaiknya kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Sebagai manusia tentu saja kita tidak luput dari kesalahan dan dosa. Kita pernah melakukan dosa atau keburukan, dan mungkin pula pernah pula ada orang yang berbuat jahat dan kezaliman pada kita.

Lalu apakah kita perlu membalas keburukan yang diperbuat orang lain kepada kita, dengan perbuatan yang serupa?

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Di bulan Syawal, tradisi yang biasanya kita lakukan adalah bersilaturahim dan saling maaf-memaafkan, mumpung masih bulan Syawal, marilah kita kencangkan tali silaturahim, membuka pintu maaf yang selebar-lebarnya kepada orang lain. Semoga dengan hal itu, Allah menghapus dosa-dosa kita, melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita, dan Allah ganti catatan amal buruk kita dengan kebaikan dan dengan surga yang penuh kenikmatan.

Memberi maaf dengan tulus ikhlas kepada orang yang pernah berbuat salah kepada kita merupakan perbuatan yang mulia. Hal itu seperti sifat Allah, Al-Ghafuur, Yang Maha mengampuni dosa-dosa dan kesalahan hamba-hambanya, tidak hanya sekali, dua kali, tetapi berulang-ulang kali, selama hayat masih di kandung badan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:

 اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِكُمۡ‌ۖوَاِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَهَا ‌ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَةِ لِيَسُـوْۤءُو ا وُجُوۡهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوۡهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِيۡرًا‏

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai,” (QS. Al-Isra: 7)

Dalam ayat itu, Allah menegaskan bahwa apabila kita berbuat baik, maka hasil kebaikan itu untuk diri kita sendiri.  Ketentuan itu berlaku umum, untuk seluruh manusia sepanjang masa. Dengan demikian, apabila manusia berbuat berbuat kebajikan, maka balasannya adalah  kebajikan yang akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat.

Kebaikan yang diterima di dunia ialah,  ia mampu melakukan kebaikan lagi, ia terhindar dari keburukan, mampu mempertahankan diri dari kejahatan yang direncanakan oleh para musuh.

Sedangkan kebahagiaan yang abadi adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang disediakan dan dijanjikan Allah, sebagai bukti keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kebajikan yang dilakukan.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Sebaliknya apabila ada yang berbuat jahat dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariat dan fitrah manusia, seperti menentang kebenaran dan norma-norma dalam tata kehidupan mereka sendiri, maka akibat dari perbuatan mereka itu adalah kemurkaan Allah kepada diri mereka.

Di ayat ini Allah juga mengungkapkan hukuman bagi pelaku kejahatan sebagaimana kejahatan yang dilakukan Bani Israil. Pada saat itu, Allah membiarkan mereka dalam penderitaan,  kekayaannya dirampas,  istri dan anak-anak mereka dijadikan budak, dan segenap penderitaan lain yang berlipat ganda.

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Jika seseorang membalas kejelekan dengan kejelekan, maka sebenarnya yang rugi adalah dirinya sendiri. Sebab, kebaikan dan keburukan itu hakikatnya akan Kembali kepada pelakunya. Maka jika kita mendapatkan perlakukan buruk, sangat mungkin itu adalah hasil dari perbuatan buruk kita sendiri.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Maka, janganlah kita berfokus pada kejelekan orang lain. Fokuslah kepada diri sendiri, untuk terus berbuat baik.  Fokuslah memperbaiki diri, sehingga mampu menghasilkan kebaikan-kebaikan dan kreatifitas. Sebab hal ini lebih besar manfaatnya, ketimbang kita membalas keburukan orang lain.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam sendiri menjadi teladan. Ketika dizalimi beliau tidak balas menyakiti. Ketika dicaci maki beliau diam. Dan memilih tetap focus melakukan kegiatan dakwah dan pembinaan para sahabat.

Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam mendoakan orang-orang yang mendzalimi beliau. Kisah ketika beliau dilempari batu dan kotoran ketika berdakwah di Ta’if menjadi pelajaran berharga bagi kita umatnya, untuk senantiasa bersabar menghadapi segala tantangan, cobaan dan musibah.

Sifat sabar dalam menghadapi musuh menjadi salah satu parameter kualitas iman dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT. “… dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan peperangan  melawan musuh. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah [2]:177).

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Hasilnya adalah, orang-orang yang memusuhi Rasulullah kagum dengan akhlak beliau. Akhirnya, mereka mengakui kebenaran Islam. Sebagian besar dari mereka bersyahadat dan memeluk Islam.

Jamaah Jumuah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Bersabar menghadapi kezaliman yang dilakukan oleh pihak musuh bukanlah berarti pasrah dan patah semangat. Akan tetapi, berusaha sedaya upaya untuk keluar dari belenggu kesulitan dan penderitaan yang diakibatkan oleh kezaliman ITU, serta berusaha untuk mencegah dan menghentikannya.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam bersabda, “Tolonglah orang zalim dan orang yang dizalimi.” Kemudian, seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami dapat mengerti menolong orang yang dizalimi, namun bagaimana menolong orang yang berbuat zalim?” Maka, Nabi menjawab, “Hendaklah kamu  mencegah dan melarangnya dari berbuat zalim. Sesungguhnya yang demikian itu cara menolongnya.” (HR Al-Bukhari).

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah ke-2:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا  أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ،  فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُونَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسى بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

(A/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Kolom
Khadijah