Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Persatuan, Jalan Menuju Kebangkitan dan Pembangunan Peradaban

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. (FOTO:ARIF RAMDAN/MINA)

Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur 

Khutbah Jumat kali ini berjudul: Persatuan, Jalan Menuju Kebangkitan dan Pembangunan Peradaban.

Sejarah umat Islam pada masa Rasulullah ﷺ dan Khulafa’ur Rasyidin menunjukkan bahwa persatuan adalah kunci kekuatan umat.

Umat yang bersatu dengan rasa persaudaraan sejati, terbukti memiliki daya juang luar biasa, mampu menghadapi tantangan, melawan penindasan, dan menegakkan keadilan di muka bumi.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Sifat-sifat Buruk Kaum Yahudi

Sebaliknya, umat yang tercerai-berai sering menjadi lemah, mudah ditindas, dan kehilangan peran di panggung peradaban.

Khutbah selengkapnya, silakan simak berikut:

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mewujudkan Keadilan Sosial Menurut Syariat Islam

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah   atas segala nikmat yang telah Dia curahkan kepada kita.

Di hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul di rumah Allah untuk meneguhkan iman, memperkuat takwa, dan merenungkan salah satu pilar utama dalam kehidupan umat Islam, yaitu persaudaraan dan persatuan.

Persatuan dan persaudaraan bukan sekadar kata-kata indah, melainkan keduanya adalah fondasi utama yang menjadi jalan menuju kebangkitan umat dan pembangunan peradaban.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Persatuan Umat Islam Sumber Kekuatan dalam Perjuangan

Dengan persaudaraan dan persatuan, Allah   akan menurunkan rahmat-Nya sehingga kita mampu menunaikan syariat-syariat-Nya dan menegakkan keadilan di muka bumi ini.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah  dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum [16] ayat 31-32, yang berbunyi:

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَٱتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ (٣١) مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (٣٢) (الروم [٣٠]: ٣١ــ٣٢)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keteguhan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dalam Perjuangan

“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah [31] Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka [32].”

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, menegaskan bahwa ayat ini merupakan peringatan agar kaum Muslimin tidak berpecah-pecah setelah datangnya peringatan yang jelas dari Allah  dan Rasul-Nya.

Ketika umat berselisih dan hati-hati mereka akan saling membenci. Maka ketika itulah, mereka kehilangan kekuatan, Itulah awal sebuah kelemahan dan kehancuran.

Sementara Sayyid Qutb menjelaskan, bahwa perselisihan dalam masalah sosial dan politik akan melemahkan peran umat Islam dalam menegakkan keadilan. Mereka akan sibuk dengan urusan internal sehingga melupakan peran yang lebih besar, yakni melindungi dan menjaga umat dari berbagai macam ancaman dan gangguan dari musuh-musuh Islam.

Baca Juga: Khutbah Gerhana Bulan: Tanda Kebesaran Allah, Perintah Menjaga Persatuan dan Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Maka, persaudaraan dan persatuan umat adalah kunci utama yang akan menjadi jalan menggapai kebangkitan umat dan membangun peradaban.

Melalui ayat di atas, Allah  ingin menegaskan, bahwa persatuan dan kesatuan bukan pilihan, melainkan kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh umat Islam. Persatuan itu menjadi syarat mutlak bagi bangkitnya kekuatan umat.

Adapun perekat dari persatuan itu adalah rasa persaudaraan (ukhuwah). Persaudaraan yang lahir dari iman membuat hati-hati kaum Muslimin saling terikat, meski berbeda suku, bangsa, maupun bahasa.

Ukhuwah ini bukan hanya sebatas hubungan emosional, melainkan ikatan spiritual yang melahirkan kasih sayang, saling menolong, dan saling menjaga kehormatan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi

Dengan ukhuwah, umat Islam dapat merasakan penderitaan saudaranya sebagaimana penderitaannya sendiri, dan kegembiraan saudaranya sebagai kebahagiaannya juga. Inilah yang menjadikan ukhuwah sebagai pondasi kokoh yang mempersatukan umat dalam langkah bersama menuju ridha Allah .

Sebaliknya, Islam melarang permusuhan dan perpecahan. Sebab, perpecahan hanya akan melemahkan barisan umat, membuka peluang bagi musuh untuk menguasai, serta memadamkan semangat kebersamaan yang menjadi kekuatan utama kaum Muslimin.

Permusuhan menumbuhkan kebencian, saling curiga, bahkan melahirkan pertikaian yang berujung pada kerugian bagi semua pihak.

Dalam sebuah, hadits Rasulullah ﷺ bersabda:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Bukan Figur Politik

إِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ (رواه الترمذى)

“Jauhilah oleh kalian perpecahan, karena sesungguhnya setan bersama dengan yang satu, sedangkan terhadap dua orang ia lebih jauh.” (HR At-Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Sejarah umat Islam pada masa Rasulullah ﷺ dan Khulafa’ur Rasyidin menunjukkan bahwa persatuan adalah kunci kekuatan umat.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina

Umat yang bersatu dengan rasa persaudaraan sejati, terbukti memiliki daya juang luar biasa, mampu menghadapi tantangan, melawan penindasan, dan menegakkan keadilan di muka bumi.

Sebaliknya, umat yang tercerai-berai sering menjadi lemah, mudah ditindas, dan kehilangan peran di panggung peradaban.

Hal ini ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali Rahimahullah, yang menyatakan, “Persatuan hati adalah fondasi segala kekuatan sosial dan moral. Tanpa persatuan, tidak ada kebaikan yang dapat bertahan lama.”

Selain itu, persaudaraan dan persatuan memperkuat posisi umat di kancah dunia internasional. Umat yang bersatu akan memiliki suara yang kuat, mampu membela kepentingan saudara yang tertindas, dan memainkan peran strategis dalam diplomasi global.

Baca Juga: Khutbah Jumat : Kemerdekaan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina

Persaudaraan dan persatuan sangat penting untuk menghadapi penjajahan dan ketidakadilan, khususnya yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina. Mereka terus-menerus menghadapi kekerasan, pengusiran dan aksi genosida oleh Zionis Israel.

Persaudaraan dan persatuan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif, sehingga setiap individu merasa terlibat dalam perjuangan.

Bantuan kemanusiaan, advokasi, pendidikan dan kampanye internasional untuk mengakhiri penjajahan dapat berjalan lebih efektif jika didukung oleh persaudaraan dan persatuan yang kokoh.

Persaudaraan dan persatuan bukan sekadar nilai moral, tetapi juga senjata strategis dalam menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak umat dan bangsa yang tertindas.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia dengan Mendukung Kemerdekaan Palestina  

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Untuk mewujudkan persatuan dan persaudaraan sehingga menjadi jalan kebangkitan umat dan pembangunan peradaban, ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan, antara lain:

Pertama, memperkuat iman dan takwa sebagai dasar persatuan. Tanpa iman dan takwa, persaudaraan mudah goyah, umat akan rentan terpecah-belah oleh perbedaan kepentingan dan pandangan.

Fondasi iman yang kokoh menjadi perekat yang meneguhkan hubungan sesama umat Islam.

Kedua, menjaga komunikasi dan silaturahim. Saling mengunjungi, menasihati, serta menghindari fitnah merupakan hal penting yang mempererat hubungan dan membangun kepercayaan.

Silaturahim yang kuat akan menumbuhkan rasa kebersamaan yang tulus, sehingga gesekan kecil tidak berkembang menjadi perpecahan besar.

Ketiga, menghindari konflik dalam persoalan sosial maupun politik. Umat Islam hendaknya selalu mengedepankan musyawarah dalam penyelesaian setiap persoalan.

Dalam musyawarah, setiap pendapat didengar dan dikaji dengan seksama, sehingga keputusan yang diambil akan lebih adil dan bijaksana.

Musyawarah bukan sekadar mencari jalan keluar, melainkan upaya menumbuhkan rasa saling menghargai, memperkuat kebersamaan, dan menghindarkan diri dari sikap otoriter. Perbedaan janganlah menjadi pemicu perpecahan, melainkan kekayaan yang melahirkan solusi terbaik bagi kepentingan umat secara keseluruhan.

Kesadaran untuk menempatkan kepentingan umat di atas kepentingan individu menjadi ruh dalam musyawarah, bukan berdasarkan ambisi pribadi atau ego kelompok tertentu.

Keempat, tolong-menolong dalam kebajikan. Baik dalam pembangunan masyarakat, pendidikan, maupun bantuan kemanusiaan.

Saling membantu dan menolong akan menciptakan jaringan kekuatan yang mampu menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan permasalahan lainnya.

Kelima, mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Kepemimpinan yang adil, bersih, dan bertanggung jawab akan memperkuat persatuan serta menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif.

Jika umat Islam mampu menerapkan langkah-langkah di atas, insya-Allah akan menjadi jalan kebangkitan umat, siap menghadapi tantangan dan membangun peradaban. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Puluhan ribu warga Muslim Palestina melaksanakan Shalat Jumat (11/7/2025) di Masjid Al-Aqsa, Al-Quds (Yerusalem Timur) dan halamannya, meskipun menghadapi pembatasan ketat dari pasukan penjajah Israel. (Foto: PIC)
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat