BULAN Ramadhan disebut juga dengan bulan Al-Qur’an, karena pada bulan Ramadhan diturunkannya permulaan Al-Qur’an. Pada bulan Ramadhan pula umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, sebagai pedoman hidup orang beriman.
Dalam kaitan bulan Al-Qur’an, berikut hadir Khutbah Jumat “Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Pedoman Hidup Orang Beriman,” yang ditulis oleh Ustadz Ali Farkhan Tsani, Dai Nasional Bersertifikat Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ وَأَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ سَائِرِ اْلأَدْيَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلَى كَافَةِ اْلاَنَامِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pengendalian Diri sebagai Esensi Puasa Ramadhan
اما بعد. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَاُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِطَاعَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ فىِ كُلِّ زَمَانٍ. قال الله تعالى فى كتابه الكريم: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وقال شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَاْلفُرْقَانِ
Sidang Jumat rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para ahli keluarganya dan sahabatnya, serta kita sekalian umatnya.
Khatib selalu mewasiatkan ketakwaan kita kepada Allah, agar kita mendapatkan kesuksesan, kemenangan dan ampunan dan selamat hidup di dunia dan akhirat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Puasa Ramadhan dan Pendidikan Kesabaran
Takwa merupakan bekal terbaik kita untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti Allah sebutkan di dalam firman-Nya :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 197).
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Tarbiyah Hati dan Jiwa
Alhamdulillah hingga pertengahan bulan suci Ramadhan ini, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa di siang hari dan shalat tarawih di malam harinya, semata-mata karena “iimaanan wah tisaaban”. Yakni penuh keyakinan, semata karena Allah, dan penuh pengharap akan ridha-Nya.
Hingga kita pun melakukan aktivitas, amaliyah sehari-hari, dalam bingkai iman dan takwa. Tidak ada sesuatu yang sia-sia juga tak ada waktu yang terbuang percuma. Semuanya diisi dengan amal shalih, pekerjaan terbaik, prestasi kebajikan.
Itulah wujud atau aplikasi dari tanda kita memahami dan menghayati Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an yang bukan sekedar bacaan tekstual, tapi ia lebih dari itu, adalah pengamalan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an yang bukan hanya ditadarusi lafalnya. Namun juga ditadaburi kandungan maknanya.
Terlebih pada momentum bulan suci Ramadhan ini. Al-Qur’an hendaknya menjadi daya dorong kita, sumber motivasi dan pengawal kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana ini.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bersama Bulan Suci Ramadhan Meraih Gelar Takwa
Allah pun menyebut di dalam ayat kaitan antara bulan Ramadhan dengan Al-Qur’an :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ…
Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)……”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).
Karenanya, pada bulan Ramadhan penuh berkah ini kita perkuat dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, obat penguat jiwa, penyebar kasih sayang, landasan menata peradaban dunia serta bacaan kegemaran sehari-hari.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadikan Bulan Ramadhan Istimewa
Allah menyebutkan pada ayat lain:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا
Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Qur’an ayat-ayat Suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Qur’an tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian juga”. (Q.S. Al-Isra [17]: 82).
Berkaitan dengan ayat ini, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir dari Suriah menjelaskan, Al-Qur’an itu mengandung penyembuh dan rahmat. Akan tetapi, kandungan itu bukan untuk setiap orang. Itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman yang membenarkan ayat-ayat-Nya lagi mengetahuinya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H
Adapun bagi orang-orang dzalim yang tidak membenarkan atau tidak mau mengamalkannya, maka ayat-ayat itu tidak menambah kepada mereka kecuali kerugian belaka. Hal ini karena hujjah telah tegak atas mereka.
Penyembuhan yang disebutkan dalam Al-Qur’an itu bersifat umum untuk menyembuhkan hati dari syubhat dan kebodohan, pemikiran rusak, dan penyimpangan yang buruk, serta niat yang busuk.
Al-Qur’an juga mencakup ilmu yakin yang mengakibatkan syubhat dan kebodohan lenyap, serta mengandung nasihat dan peringatan yang dapat melenyapkan setiap syahwat yang menyelisihi perintah Allah.
Selain itu, Al-Qur’an juga untuk menyembuhkan tubuh dari rasa sakit dan gangguan-gangguannya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menyambut Bulan Ramadhan
Adapun rahmat, maka sesungguhnya muatan al-Qur’an itu bersisi sebab-sebab dan sarana-sarana yang dianjurkan bagi seorang hamba untuk melakukannya. Kapan saja dia menjalankannya, maka akan memperoleh kemenangan berupa rahmat, kebahagiaan yang abadi dan pahala yang akan disegerakan ataupun ditangguhkan pembalasannya.
Al-Qur’an sebagai obat, misalnya dengan meniupkan ke kedua telapak tangan setelah membaca surat Al-Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas). Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali, menjelang tidur.
Sidang Jumat yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah,
Dengan hadirnya bulan suci Ramadhan, marilah kita menjadikan isi kandungan Al-Qur’an benar-benar sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an yang isinya mampu mendorong kemajuan peradaban, menebarkan kasih sayang dan perdamaian di seluruh alam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Diri Memasuki Bulan Ramadhan
Cahaya Al-Qur’an yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang manfaat, nilai-nilai budaya yang penuh persaudaraan, serta hubungan antar bangsa yang penuh dengan cinta dan persaudaraan.
Sebagaimana Allah menyatakan di dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”. (Q.S. Al-hadiid [57]: 9).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Melaksanakan Syariat Islam Secara Kaffah
Imam Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.
Dalam hal kebodohan, misalnya terjadinya kerusakan alam, bencana, kebobrokan moral, kriminalitas, pergaulan bebas, itu akibat jauh dari Al-Qur’an, akibat nilai-nilai petunjuk Al-Qur’an tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. ِ
Karenanya, dengan selalu bersama Al-Qur’an, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, maka marilah kita mentadarusi dan mentadaburinya, sehingga akan senantiasa terhubung dengan Allah.
Dengan demikian, dengan hal itu akan mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Qur’an dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hikmah Perpindahan Arah Kiblat
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari bulan suci Ramadhan sebagai bulan Al-Qur’an, pedoman hidup orang beriman. Aamiin ya robbal ‘aalamiin. []
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Mi’raj News Agency (MINA)