Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA News*
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ, وكُتِبَ عَلَيْنَا الصِّيَام اَلَّذِى هُوَ رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ اْلاِسْلاَمِ,
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمِ الزِّحَامِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى دَارِ السَّلاَم.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ وَتَدْخُلُوْا جَنَّةَ رَبِّكُمْ بِسَلاَمٍ, وَقَالَ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah telah menyampaikan kita hingga bulan puasa Ramadhan, yang bertujuan untuk menghasilkan takwa di sisi Allah. Insya-Allah.
Teriring shalawat serta terkirim untuk baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta segenap keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya yang istiqamah mengikuti sunnahnya.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Setelah tahmid, syahadat dan shalawat, kami sampaikan wasiat untuk diri kami khususnya dan untuk hadirin sekalian dengan wasiat taqwa kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana firman–Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah”. (Q.S. Ali Imran [3] : 102).
Hadirin yang dimuliakan Allah
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dari sekian banyak hikmah disyari’atkannya puasa Ramadhan adalah memperkokoh jalur komunikasi vertikal dari seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta. Sekaligus horisontal, memperhalus rasa mahabbah (kecintaan) kepada sesama, yang akan mampu menjalin hubungan persaudaraan umat Islam (ukhuwah Islamiyah), persatuan umat Islam.
Shoimun yang bergelar taqwa sebagaimana Allah janjikan “la’allakum tattaquun”, akan menjadi manusia yang gemar menolong dengan hartanya, baik pada waktu lapang maupun pada waktu sempit, dapat menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, serta suka berbuat baik.
Karena itu, sesungguhnya dampak puasa akan dirasakan manakala shaimun tersebut menjalin ikatan persaudaraan (ukhuwah) sebagai buah puasanya dengan sesama kaum beriman dalam satu kesatuan umat dalam satu kesatuan Jama’ah Muslimin yang tidak dapat dipecah-belah.
Kasih sayang sesama orang beriman sebagai buah kasih sayang Allah Yang Maha Pemurah akan tertanam ke dalam hati, satu saudara, satu iman, satu aqidah, satu jama’ah muslimin, bagai tubuh yang satu (kal jasadil wahid).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”. (Q.S. Maryam [19]: 96).
Ruh “haqqo tuqootihi” (taqwa dengan sebenar-benar taqwa) sebagaimana Allah nyatakan dalam Surat Ali Imran ayat 102, diwujudkan dalam kehidupan berjama’ah, saling bersaudara (ikhwana). Seperti lanjutan ayat 103 Surat Ali Imran:
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imran [3] : 103).
Hadirin rahimakumullah
Begitulah, persatuan dan kesatuan umat Islam, menegakkan agama Islam dan menjauhi perpecahan, merupakan syariat Allah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
شَرَعَ لَكُمْ مِنْ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِيإِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
Artinya: “Dia (Allah) telah mensyari’atkan bagi kamu tentang Ad-Dien, apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: “Tegakkanlah Ad-Dien dan janganlah kamu ber pecah-belah di tentangnya.” Berat bagi musyrikin menerima apa yang engkau serukan kepada mereka itu. Allah menarik kepada Ad-Dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (Ad-Dien)-Nya orang yang kembali kepada-Nya.” (Q.S. Asy-Syura/42 : 13).
Maka, jika umat Muslimin tidak bersatu, sementara orang-orang kafir saling menguatkan, yang akan terjadi adalah fitnah, ujian, cobaan bertubi-tubu.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah menjadi diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (Q.S. Al-Anfal [8]: 73).
Pada ayat lain Allah menekankan:
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaff [61]: 4).
Maka, walaupun telah mengerjakan rukun Islam puasa Ramadhan dan shalat fardhu, belumlah utuh (kaaffah) sebelum mengamalkan pula syariat hidup berjama’ah.
Kaum Muslimin yang berbahagia
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Sentral kepemimpinan umat Islam dalam kehidupan berjama’ah, menjadi suatu yang mutlak adanya, dalam juang kaum Muslimin keseluruhan. Wabil khusus juang dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina, serta dalam membela kaum Muslimin tertindas di Rohingya, Uyghur, Kashmir dan di tempat-tempat lainnya.
Dalam sebuah hadits dari Khudzaifah bin Yaman Radliallahu ‘Anhu disebutkan wujud kongkrit persatuan dan kesatuan umat Islam adalah dalam Jama’ah Muslimin beserta Imaamnya:
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ
Artinya : “Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Dengan demikian, kehadiran bulan suci Ramadhan bukan hanya bermanfaat bagi peningkatan amal individu. Akan tetapi lebih luas lagi adalah merekatkan nilai-nilai persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyyah), bagai satu bangunan kokoh yang saling menguatkan. Itu semua dapat dirasakan jika sama-sama melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Mi’raj News Agency (MINA)
*Penulis, Ust. Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., adalah Wartawan dan Redaktur Senior MINA, Duta Al-Quds Internasional, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Kepalestinaan. Penulis, Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].