YAHUDISASI terhadap Masjid Al-Aqsa masih terus berlangsung dan malah semakin intensif. Tindakan tersebut merupakan agenda sistematis Zionis untuk mengubah identitas, status, dan kepemilikan Masjid Al-Aqsa, yang merupakan masjid suci ketiga umat Islam.
Untuk mengingatkan akan tanggung jawab kita sebagai umat Islam terhadap kondisi Masjid Al-Aqsa, berikut hadir Khutbah Jumat bertema “Selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi,” yang ditulis oleh Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Pembelaan Muslim Palestina
مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan
Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Muka Bumi Harus Dihapuskan
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kita rasa cinta, rasa kepeduian dan rasa memiliki terhadap Masjidil Aqsa di Palestina yang diberkahi sekelilingnya. Rasa syukur pula bahwa di dalam hati kita masih ada iman, yang ditandai dengan adanya kepedulian terhadap nasib saudara-saudara kita di Palestina yang masih terjajah, yang memang memerlukan pembelaan kita, di negara Indonesia yang sudah merdeka.
Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap Masjidil Aqsa di Palestina.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah menganjurkan umatnya untuk berkunjung ke Masjidil Aqsa di Palestina, di samping berziarah ke Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menganjurkan umatnya untuk memberikan kontribusi terhadap kedudukan Masjidil Aqsa di Palestina, agar tetap terjaga kesuciannya dari penodaan Yahudisasi dan penjajajahan bangsa yang tak memiliki hak atasnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jiwa-jiwa yang Tenang
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, untuk dilindungi dari segala penzaliman.
Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah di segala situasi, kondisi, waktu dan tempat.
Sebagaimana Allah sebutkan di dalam firman-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Karunia Umur
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)”. (QS Ali Imran [3]: 102).
Juga firman Allah pada ayat lainnya :
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (70) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (71). (QS Al-Ahzab [33] : 70-71).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pendusta Agama
Penerus kepemimpinan Islam, Umar bin Abdil Aziz pun selalu memberikan wasiat takwa ini kepada staf dan makmumnya.
Pesannya, “Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah di tempat mana saja Engkau berada. Sesungguhnya takwa kepada Allah adalah persiapan yang paling baik, program yang paling sempurna, dan kekuatan yang paling dahsyat. Janganlah kalian katakan bahwa musuh-musuh kita lebih jelek keadaannya daripada kita dan mereka takkan pernah menang atas kita. Berapa banyak kaum yang dihinakan dengan sesuatu yang lebih jelek dari musuh-musuhnya, karena perbuatan dosa-dosanya. Mintalah kalian pertolongan kepada Allah atas diri-diri kalian, sebagaimana kalian minta pertolongan pada-Nya atas musuh-musuh kalian.”
Manakala kita jauh dari takwa, jauh dari perintah dan peringatan Allah. Maka, justru kita akan semakin jauh dari keberkahan, kehidupan dan penghidupan yang kita kejar-kejar justru malah tak kesampaian. Sebab sibuk dunia lupa akhirat, sibuk mencari harta lalai berjuang, dan sibuk dengan urusan keluarga mengabaikan amanah-amanah Allah.
Allah mengingatkan kita di dalm ayat-Nya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Korelasi Mukmin Sejati dengan Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS Thaha [20]:124).
Oleh karena itu, marilah kita selalu menjaga takwa, selalu berbuat baik dan senantiasa bersama orang-orang yang baik. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Yahudi, Bani Israil dan Ahli Kitab
Artinya: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan bersama mereka yang berbuat kebaikan.” (QS Al-Nahl [16]: 128).
Kaum Muslimin yang sama-sama mengharap ridha Allah
Selanjutnya, pada kesempatan Khutbah Jumat ini, kami ingin mengingatkan dan memperkuat kembali tentang perjuangan dan tanggungjawab kita semua dalam memperhatikan, menjaga dan membebaskan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina dari belenggu penjajahan Zionis Yahudi.
Allah telah mengingatkan kita tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hijrah dalam Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina
Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Artinya : “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat“. (QS Al-Baqarah/2: 114).
Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling dzalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, shalat, dzikir, i’tikaf, belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya. Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Semangat Hijrah Menuju Kebangkitan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa
Perbuatan semacam itu merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.
Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.
Perbuatan dzalim menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa, inilah yang saat ini dan sejak puluhan tahun lalu, dilakukan oleh para pemukim Yahudi dan pasukan pendudukan Israel.
Mereka dengan klaim memiliki peninggalan kuil pemujaan, melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif, seperti pawai bendera pekan lalu. Bahkan mereka berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk mereka ganti dengan tempat pemujaan mereka.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hijrah dan Peradaban
Bukan hanya Masjidil Aqsa yang mereka nodai dan coba rebut. Bahkan mereka dengan kekuatan senjatanya sudah mengambil alih Masjid Ibrahimi di Hebron, untuk pemujaan ritual mereka. Bukan hanya Masjidil Aqsa dan Masjid Ibrahim, termasuk masjid-masjid lainnya di wilayah pendudukan, di Palestina. Bahkan gereja, tempat peribadatan umat Kristiani pun mereka coba kuasai.
Bahkan pada genosida di Jalur Gaza, sudah ribuan masjid yang diserang dan dihancurkan, baik rusak sebagian atau hancur total. Bahkan gereja pun dibombardir oleh pasukan Zionis.
Padahal, Hadirin rahimakumullah
Berdasarkan pengalaman dan perjalanan sejarah perjuangan Islam, masjid-masjid Allah bukanlah sekedar tempat berdzikir dan shalat. Namun juga tempat paling efektif dan sering untuk berkumpulnya kaum Muslimin. Paling tidak lima kali dalam sehari semalam umat Islam bertemu dan berkumpul di masjid untuk shalat berjama’ah. Karena itu, masjid juga merupakan sentral perjuangan umat Islam.
Karena itu pula, militer Zionis memang menyasar masjid-masjid karena dianggap sebagai pusat komando perlawanan terhadap pendudukan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga memberikan komando perjuangan di jalan Allah, dikumandangkan dari Masjid Nabawi di Madinah. Rasulullah juga memberangkatkan delegasi-delegasi utusannya dari masjid. Serta berbagai kegiatan sosial, pendidikan, pelatihan dan syiar lainnya juga di masjid.
Perkembangan peradaban Islam di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan Islam, pun bermula dan berpusat dari masjid. Sebut saja kemasyhuran Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang dibangun sejak 970-972 M. Bermula dari masjid inilah kemudian melahirkan Universitas Al-Azhar, yang dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan tingkat dunia. Bukan hanya ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga yang bersifat umum seperti kedokteran, teknik dan komunikasi.
Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah [9]: 18).
Ayat tersebut menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.
Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam hadits lain dikatakan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).
Ya, kewajiban ‘mengirimkan minyak’ agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah.
Sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya, baik harta, ilmu, tulisan, lisan, buku, media, pengibaran bendera, longmarch, aksi demonsrasi, hingga jiwa dan raga.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis. Palestina menjadi satu-satunya megara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini. Karena itu, bagi kita kaum Muslimin, maka menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang terdzalimi.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (H.R. Abu Dawud dan Ahmad).
Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestian di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.
Lebih-lebih pelaparan massal yang dilakukan oleh penjajahan Zionis yang semakin menunjukkan aksi genosida Zionis terhadap pendudukan Palestina. Bahkan warga Gaza ditembaki saat berkumpul untuk menerima bantuan kemanusiaan di pos-pos distribusi bantuan.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam sebuah hadits:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (H.R. Bukhari).
Hadirin rahimakumullah
Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran, pembela Al-Aqsa, pembela Baitul Maqdis, pembela palestina. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa Ilaaha Illallaah.
Di dalam hadis, Rasulullah bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الدِّينِ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ ” . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ ؟ قَالَ: ” بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ
Artinya: “Akan senantiasa ada sekelompok ummatku yang menang memperjuangkan agama ini, berhasil menekan musuh mereka. Tidaklah merugikan mereka para penyelisih, kecuali sekedar tekanan hidup sampai datang kepada mereka keputusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, dan di mana mereka?” Beliau menjawab, “Di Baitul Maqdis dan pinggir-pinggir Baitul Maqdis.” (H.R. Ahmad dari Abu Umamah).
Berarti memang akan selalu ada kelompok dari umat Islam yang selalu berjuang dalam menegakkan kebenaran, selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis, kelompok yang akan selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi.
Mereka tidak takut dan tidak khawatir akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.
Apalagi ini dikaitkan dengan pembebasan Baitul Maqdis, negeri para Nabi yang penuh berkah. Merekalah para pejuang, aktivis, pegiat yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjidil Aqsa di kawasan negeri yang disucikan Baitul Maqdis.
Adapun dengan kaum muslimin yang jauh dari kawasan tersebut, mereka tetap memiliki kewajiban yang sama dalam berjuang untuk Baitul Maqdi, tanggung jawab untuk selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi. Sebab, mempertahankan Baitul Maqdis bukan semata tanggung jawab kaum muslimin di sekitarnya. Namun juga tanggung jawab seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.
Hadirin Rahimakumullah
Adapun selanjutnya, perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina akan efektif tercapai jika umat Islam bersatu karena Allah, baik internal di Palestina sendiri maupun seluruh kaum Muslimin di dunia internasional. Landasan persatuan dan kesatuan umat Islam inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah, yakni berupa seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid .
Allah menegaskan di dalam ayat:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya”. (Q.S. Ali Imran [3]: 103).
Semoga kita kaum Muslimin terus tergerak tanpa lelah untuk berdoa, memikirkan dan berupaya untuk membela Masjidil Aqsa, selamatkan Masjid Al-Aqsa dari Yahudisasi dan seluruh kawasan negeri penuh berkah, dan saudara-saudara kita di Palestina serta kawasan Muslimin lainnya, semata-mata karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Serta semoga Allah mempersatukan negeri-negeri Muslim, para tokoh, pimpinan dan umat Muslimin demi kejayaan Islam wal Muslimin. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. []
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَةِ وَذِكْرِالْحِكِيْمِ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرٌ الرَّحِيْمٌ
Mi’raj News Agency (MINA)