Khutbah Jumat: Spirit Ramadhan untuk Pembebasan Al-Aqsa

Ali Farkhan Tsani (foto: Maemuna Center)

Oleh : , Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Duta Al-Quds Intenasional

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ , اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ,

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ ,

اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَقَالَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah

Alhamdulillah, telah sampailah kita pada bulan , yang bertujuan untuk menghasilkan takwa di sisi Allah. Insya-Allah.

Teriring shalawat serta terkirim untuk baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta segenap keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya yang istiqamah mengikuti sunnahnya.

Setelah tahmid, syahadat dan shalawat, kami sampaikan wasiat untuk diri kami khususnya dan untuk hadirin sekalian dengan wasiat taqwa kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana firman–Nya :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah”. (Q.S. Ali Imran [3] : 102).

Sidang Jum’ah yang berbahagia

Kesempatan pada bulan suci Ramadhan tahun ini, kaum Muslimin di Palestina kembali diusik oleh penjajah Zionis Israel atas perlakuannya membunuhi dengan brutal warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza,  serta menghambat dan membatasi jamaah yang hendak shalat Tarawih di Masjidil Aqsa.

Tindakan zalim terhadap Masjid itu sebenarnya akan berakibat pada kehinaan bagi mereka sendiri. Hal ini sebagaimana Allah firmankan di dalam ayat-Nya:

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهٗ وَسَعٰى فِي خَرَابِهَآۚ أُوْلٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِيْنَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٌ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Artinya: “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allāh dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allāh), kecuali dengan rasa takut (kepada Allāh). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 114).

Apalagi, ini rumah Allah, Masjidil Aqsa, yang Allah sendiri menyebut sebagai tempat penuh berkah, setara dengan Masjidil Haram. Seperti firman-Nya:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkan ayat-ayat Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat “. (Q.S. Al-Isra [17]: 1).

Disatukannya kata Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa dalam satu ayat menunjukkan kaitan erat kedua tempat suci tersebut bagi umat Islam. Mengabaikan salah satunya, berarti mengabaikan yang lainnya.

Masjidil Haram adalah masjid pertama yang dibangun di bumi. Masjid Al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di bumi. Kedua Pondasi Masjid ini sama-sama dibangun oleh Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang meninggikan pondasi dua masjid ini. Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam, dan Masjidil Haram adalah kiblat yang kedua.

Di samping itu, Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa adalah permulaan dari peradaban dan akhir dari peradaban di bumi. Serta Malaikat membentangkan sayapnya di Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.

Hal tersebut menekankan pentingnya kaum Muslimin memperhatikan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa serta tanggungjawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela, memelihara dan menjaga masjid tersebut.

Karena itu, umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikan salah satunya dikuasai oleh yang bukan haknya. Seperti berlangsung saat ini, yakni dikuasainya Masjidil Aqsa oleh pendudukan Zionis Yahudi Israel. Terlebih lagi mereka dengan segala kebrutalannya menyerang kaum Muslimin yang hendak masuk ke dalamnya dan yang sedang beribadah di dalamnya.

Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Zionis Yahudi  Internasional mengetahui betapa Masjidil Aqsa adalah milik dan simbol kejayaan umat Islam, dan karenanya mereka  akan terus mencoba mencoba untuk menguasi keberadaannya. Masjidil Aqsa adalah lambang peradaban umat Islam sejak jaman Nabi Adam ‘Alaihis Salam, hingga akhir jaman, ketika kaum Muslimin dapat mengalahkan kaum Yahudi.

Oleh karena itu mereka berusaha dengan berbagai daya dan upaya bagaimana agar jangan sampai umat Islam sadar dan bersatu untuk membebaskan Masjidil Aqsa dari cengkeraman penjajahan Zionis.

Inilah saatnya kaum Muslimin di seluruh dunia melakukan aksi bersama membela Al-Aqsa dan membentengi kaum Muslimin yang terzalimi di bumi penuh berkah itu.

Kita kerahkan segala daya dan upaya, baik lisan, pernyataan tertulis, melalui media massa, dan aksi-aksi. Hingga mengirim bantuan yang memungkinkan ke Palestina.

Inilah bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Termasuk doa tulus kita untuk mereka. Ini semua adalah aksi-aksi nyata pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat:

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ‌ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang [yang dengan persiapan itu] kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 60).

Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir As-Sa’di dijelaskan, “Siapkanlah,” maksudnya dalah menyiapkan untuk menghadapi musuh-musuh umat Islam, yakni orang-orang kafir yang selalu berusaha mencelakakan kaum Muslimin dan menghalangi agama Islam. Persiapannya berupa kekuatan apa saja yang dapat disanggupi, yakni, kekuatan akal, strategi, jasmani, senjata, dan apa saja yang mampu, di mana kekuatan itu dapat membantu kekuatan kaum Muslimin.

Termasuk dalam hal ini adalah berbagai keahlian membuat senjata perang dan perangkatnya seperti meriam, peluru, senapan, pesawat tempur, kendaraan darat dan laut, benteng, kapal layar, parit, perangkat-perangkat pertahanan, dan mampu menangkal ancaman musuh, termasuk belajar membidik, melatih keberanian, dan seni perang.

Ini semua pengembangan dari anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah.”

Termasuk juga mempersiapkan aneka kendaraan yang diperlukan dalam perang, pengembangan dari, “kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dipersiapkan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.”

Allah mpun menyebutkan di akhir ayat, dengan kalimat, “Apa saja yang kamu nafkahan ke jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup. Yaitu balasan pahala pada Hari Akhir yang sangat besar. Karena itu infak atau sedekah di jalan Allah akan dilipat gandakan menjadi tujuh ratus kali lipat berkali- kali.

“Dan kamu tidak akan di aniaya,” yakni sedikitpun pahalamu tidak akan dikurangi.

Perhatian dan pembelaan kita terhadap Masjidil Aqsa, dikuatkan dalam hadits:

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya : “Dari Maimunah maula Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis”. Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya”. Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa”. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).

Karena itu, kita seluruh kaum Muslimin wajib menyambutnya dengan segala daya dan upaya apa yang bisa kita lakukan. Hatta mengirim minyak untuk menerangi lampu-lampu di Masjidil Aqsa, harus kita lakukan.

‘Mengirim minyak’ di sini dalam arti luas adalah mengirim dukungan, bantuan, support, pembelaan lisan dan tulisan, hingga doa yang kita panjatkan.

Hadirin rahimakumullah

Begitulah, hingga pada akhirnya kemenangan kaum Mukminin akan menghukun kejahatan Yahudi, akan segera tiba, seperti Allah sebutkan di dalam Al-Quran:

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

Artinya : “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al-Isra [17]: 5).

Marilah kita jadikan spirit bulan suci Ramadhan ini untuk semakin meningkatkan kepedulian kita terhadap perjuangan pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina. Serta marilah kita lebih khusyu dan serius berdoa buat pembebasan Masjidil Aqsa dan saudara-saudara kita di Palestina agar terlepas dari belenggu penjajahan. Aamiin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَةِ وَذِكْرِالْحِكِيْمِ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرٌ الرَّحِيْمٌ

(A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

*Penulis, Ust. Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., adalah Wartawan dan Redaktur Senior MINA, Duta Al-Quds Internasional, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Kepalestinaan. Penulis, Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.