Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى نِعَمِهِ فِى شَهْرِ شَوَّالِ الْكَرِيْمِ اَلْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَأَتْبَعَ رِضَاهُ. أَلْمُنْـتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَاَتْبَعَ هَوَاهُ. الَّذِى يَعْلَمُ مَااَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا اَخْفَاهُ. اَلْمُتَكَفِّلِ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فِلاَ يَتْرُقُ اَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَ يَنْسَاهُ. اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا كَثِيْرًا اِذْلاَ يَسْتَحِقُّ الْحَمْدَ ِالاَّ اِيَّاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. اَمَّا بَعْدُ: اُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ, يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Jamaah Jumat yang berbahagia
Alhamdulillah. memasuki bulan Syawwal pasca Ramadhan ini, marilah kita selalu bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Syukur atas berbagai rahmat dan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Rasa syukur yang kita iringi dengan meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal ibadah serta meningkatkan kesungguhan dalam memperibadati-Nya, memantaskan diri sebagai hamba-Nya. Sehingga bisa lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam
Jamaah Jumat yang berbahagia
Sesuai dengan namanya, Syawwal artinya adalah peningkatan. Ini mengandung makna bahwa pada bulan ini hendaknya kita mengawali bulan baru setelah Ramadhan, dengan meningkatkan segala amal ibadah dan kebaikan.
Hal demikian adalah hasil dari pelatihan ibadah sepanjang bulan Ramadhan. Bulan di mana pada siang harinya kita berpuasa, menahan diri, serta pada malam harinya kita mengerjakan shalat malam, tadarus Al-Quran, menuntut ilmu, dzikir, tafakkur, maupun ibadah-ibadah lainnya. Maka secara otomatis, mestinya hal itu terus berlanjut pada bulan berikutnya dengan sendirinya. Demikian seterusnya, dari bulan ke bulan.
Dan manakala, mulai tampak lelah, ibarat handphone sudah mulai ngedrop. Maka, datanglah kembali bulan Ramadhan, sebelas bulan mendatang, untuk mengisi kembali daya iman dan amal shaleh di dalamnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
Hadirin rahimakumullah
Di dalam mengarungi tahun mendatang dan dimulai dari bulan Syawwal ini, sedikitnya tiga kualitas yang harus terus kita jaga dan terus kita tingkatkan,
Pertama, kualitas iman dan takwa. Ini yang pokok, bagaimana puasa dengan “imaanan whtisaaban”, yakni puasa yang diiringi dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah.
Keimanan dan ketakwaan ini senantiasa kita jaga dari bujuk rayu syaitan dan dunia seisinya. Tetap terjaga sampai menghadap Allah dalam iman Islam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa
Allah menyebutnya di dalam ayat:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS Ali Imran [3]: 102).
Kedua, kualitas ibadah. Terutama sekali adalah ibadah pokok yaitu shalat fardhu berjama’ah. Marilah jangan sekali-kali kita meninggalkan ibadah shalat fardhu ini, karena ini adalah ibadah pokok yang telah ditentukan waktu-waktunya.
Allah Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
…..فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَـٰبً۬ا مَّوۡقُوتً۬ا
Artinya: “…..maka dirikanlah shalat itu [sebagaimana biasa]. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS An-Nisa [4]: 103).
Pada ayat lain disebutkan:
وَأَقِمْ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Ankabut [29]: 45).
Ketiga, kualitas akhlak dengan sesama. Yakni, marilah kita masing-masing pribadi menjadi contoh dalam kebaikan, uswatun hasanah, mengikuti suri teladan Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Ini mengacu pada ayat:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab [33]: 21).
Tentang keutamaan menjaga akhlak ini, disebutkan di dalam hadits di antaranya:
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Dzar Al-Ghifari).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menegaskan, bahwa takwa dan akhlak yang baik adalah amalan yang menjadi faktor utama seseorang masuk ke dalam surga. Seperti disebutkan di dalam hadits:
أَكْثَر مَا يُدْخِلُ اْلجَنَّةَ تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ اْلخُلُقِ
Artinya: “(Hal) yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga adalah taqwa kepada Allah dan akhlaq yang baik.“ (HR Ahmad, AtTirmidzi, dan Ibnu Majah).
Ditegaskan juga, mukmin atau muslim terbaik adalah muslim yang paling baik budi pekertinya.
أَكْمَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya “ (H.R Ahmad, Abu Dawud, AtTirmidzi, al-Hakim).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Dari kualitas iman dan takqwa, amal ibadah dan akhlak mulia, selanjutnya diikuti dengan meningkatnya kinerja dalam pekerjaan sehari-hari, perhatian terhadap keluarga yang menjadi tanggungjawabnya, kepedulian terhadap orang-orang yang dipimpinnya, serta terhadap sesama manusia, dan seterusnya.
Termasuk meningkatkan persaudaraan, ikatan ukhuwah islamiyyah kal jasadil wahid antarsesama orang-orang beriman, bil jama’ah.
Semuanya meningkat dalam ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai hasil dari training siang-malam sepanjang bulan suci Ramadhan.
Begitulah kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Marilah terus-menerus kita mengupayakannya, dengan saling menasihati dan saling mengingatkan.
Walaupun kelihatannya sedikit, asal itu baik dan benar, mari terus kita rawat secara lebih rutin dan kontinyu. Memenuhi anjuran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
Artinya: “Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun sedikit”. (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga kita tetap istiqamah di jalan kebenaran sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita :
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya: “Maka istiqamahlah kamu, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS Hud [11]: 112).
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّـاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الامِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَـا وَاِيَّـاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَـادِهِ الصَّـالِحِـيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُا الرَّاحِمِيْنَ.
(RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an