Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Da’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ, مَاشَاءَ الله كَانَ وَمَالَمْ يَشَاءْ لَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَةَ إلاَبالله الْعَلي الْعَظيْم, اما بعد. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Jamaah shalat gerhana yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang menguasai jagat raya, yang menggerakkan matahari, bulan, dan bumi hingga berada pada satu garis. Sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan gerhana, semata-mata menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah.
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus [10]: 5).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
Allah jualah yang memerintahkan matahari dan bulan silih berganti bergerak, sehingga menyebabkan terjadinya malam dan siang, serta gelap dan terang. Semua itu sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bersyukur.
Allah mengingatkan di dalam firman-Nya:
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ خِلۡفَةً۬ لِّمَنۡ أَرَادَ أَن يَذَّڪَّرَ أَوۡ أَرَادَ شُڪُورً۬ا
Artinya: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Q.S. Al-Furqan [25]: 62).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa
Semua peristiwa itu, wabil khusus terjadinya gerhana matahari seperti pada hari ini, adalah peringatan dari Allah Yang Maha Kuasa kepada hamba-hamba-Nya agar kembali bertaubat kepada-Nya, seraya menghambakan diri mematuhi perintah-perintah-Nya, serta meninggalkan larangan-larangan-Nya.
وَمِنۡ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
Artinya: “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (Q.S. Fushshilat [41]: 37).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Bahwasanya gerhana itu terjadi adalah semata-mata karena kekuasaan Allah, bukan karena hidup matinya seseorang. Ini seperti diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabdanya:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا
Artinya: “Sungguh, tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan terkait kematian atau lahirnya seseorang. Melainkan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat.” (H.R. Bukhari).
Oleh karena itu, marilah kita kembali pada tuntunan Allah, bertaubat, menghadapkan wajah dan tujuan kita pada ridha Allah, dengan bertakwa kepada-Nya dan memperkuat persaudaraan di antara kita.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Sungguh Allah telah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفً۬اۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡہَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٠) مُنِيبِينَ إِلَيۡهِ وَٱتَّقُوهُ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُشۡرِڪِينَ (٣١) مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمۡ وَڪَانُواْ شِيَعً۬اۖ كُلُّ حِزۡبِۭ بِمَا لَدَيۡہِمۡ فَرِحُونَ (٣٢)
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); [tetaplah atas] fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. [Itulah] agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (31) yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (32). (Q.S. Ar-Ruum [30]: 30-32).
Saudara-saudara kaum Muslimin yang sama-sama menundukkan diri di hadapan keagungan-Nya,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Sebagian dari tanda-tanda akhir jaman itu kini kita saksikan dan rasakan di sekitar kita. Mulai dari kemaksiatan yang dilakukan terang-terangan, tontonan yang menjadi tuntunan, sementara tuntunan hanya menjadi tontonan. Manusia telah bekerja keras mencari kepuasan dunia, mengejar materi yang melalaikannya pada ibadah, atau apa saja yang mengakibatkan kemaksiatan demi kemaksiatan.
Mereka lupa bahwa tugas kita di permukaan bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya, dalam arti seluas-luasnya. Sehingga harta yang kita miliki pun, yang sesungguhnya itu bukan milik kita, tapi mutlak milik Allah, ada hak untuk perjuangan di jalan Allah, menyantuni kaum dhuafa dan mereka yang memerlukan. Dan kita tidak perlu takut dan khawatir dengan disisihkannya herta kita untuk bershadaqah fi sabilillah. Sebab, sesungguhnya pemberi rezki itu adalah Allah. Semakin kita gemar bershadaqah, Allah akan semakin banyak memberikan karunia-Nya.
Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya antara lain:
….وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Artinya: “…..Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Q.S. Al-Anfal [8]: 60).
Jamaah kaum Muslimin rahimakumullaah,
Marilah, di samping secara vertikal kita kembali bertaubat, memohon ampun dan doa, meningkatkan taqwa, serta mengakui kedhaifan diri. Mari kita juga secara horisontal menebarkan rahmat bagi semesta alam. Karena Islam adalah agama yang Allah turunkan untuk membawa kedamaian, kesejahteraan, keamanan, kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh alam.
Adanya pertikaian, dendam berkepanjangan, kebencian hingga permusuhan yang hanya mengakibatkan pertumpahan darah, hanyalah mencerminkan keterbelakangan kita memahami hakikat Islam, dan hanya akan mengembalikan seperti kembali pada jaman jahiliyah. Sebuah jaman mengerikan yang menyelesaiakan setiap masalah dengan darah.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Lihatlah, bagaimana negeri-negeri yang notabene adalah mayoritas Muslimin, merelakan diri mereka diadu domba karena perebutan politik kekuasaaan, kursi, tanah, materi. Irak yang terkoyak, Libya yang merana, Suriah semakin parah, Yaman sudah tak lagi aman. Semua yang mengambil untuk adalah mereka yang ingkar kepada Allah.
Lihatlah pula bagaimana bukan hanya kaum Muslimin, tapi umat beragama lain dari kalangan Nasrani, yang tertindas dan terjajah di negeri para Nabi, Palestina. Masjid Al-Aqsha yang telah menangis bukan hanya air mata, tapi darah merah, di tengah kebisuan kaum Muslimin seluruh dunia.
Untuk itulah, sebagai bentuk penghambaan diri kita kepada Allah, mewujudkan Islam secara kaaffaah, Islam yang kuat dan dihormati, bukan hanya agama individu. Namun juga agama yang menghargai nilai-nilai sosial. Bersatu, bersaudara adalah kuncinya.
Marilah kita hindari segala ajakan jahiliyah yang hanya akan memecah belah umat dari Islam yang satu, yang penuh kasih sayang.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Allah mengingatkan kita di dalam ayat:
وَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةً۬ لِّلۡعَـٰلَمِينَ
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk [menjadi] rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107).
Juga peringatan-Nya agar kita tetap bersatu dalam tali agama Allah.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡ
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imran [3]: 103).
Semoga Allah selalu membimbing kita di jalan yang diridhai-Nya, serta menjadikan peristiwa gerhana ini sebagai peringatan untuk kita meningkatkan penghambaan kepada-Nya. Aamiin.
Akhirnya marilah kita bermunajat kepada Allah, memohon keridhaan-Nya, serta mengharap ampunan-Nya.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)