Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Cholil Sampaikan Pencegahan Stunting dan Konsep Keluarga Maslahah

Rana Setiawan - Ahad, 9 Oktober 2022 - 23:57 WIB

Ahad, 9 Oktober 2022 - 23:57 WIB

11 Views

etua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis.(Foto: IST)

JAkarta, MINA — Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis LC, menyampaikan konsep keluarga maslahah sebagai upaya untuk mencegah stunting di Indonesia.

Menurut Kiai Cholil, keluarga maslahah ini tidak hanya harmonis dan sakinah akan tetapi haruslah jadi mawaddah wa rahmah.

Dikutip dari MUI Digital, Ahad (9/10), Kiai Cholil menjelaskan keluarga yang maslahah itu ada manfaat, dan dari manfaat itu ada yang uswah (teladan) dan ada ta’tsir (pengaruh).

Ini menjadi proses menjadi teladan pada keluarga lain, kemudian dia juga punya pengaruh kepada orang lain. Dengan demikian keluarganya itu berarti memiliki efek positif bagi keluarga lain.

Baca Juga: Stand Buku Kantor MINA Meriahkan Tabligh Akbar Ta’lim Wilayah Jabar

“Kerangka besar keluarga maslahah, yaitu jika berpikir keluarga saya baik, tapi tidak hanya baik melainkan harus adanya perbaikan. Selanjutnya tidak sekadar saleh, akan tetapi juga harus mushlih (melakukan perbaikan untuk orang lain),” ujar Kiai Cholil.

Sedangkan terkait mawaddah, Kiai Cholil, menjelaskan yaitu adanya maddah atau materi. Jadi kalau hubb itu perasaan, dengan demikian ketika kita sudah bawakan hadiah atau kita lamaran, maka itu sudah menjadi mawaddah.

Dia pun menjelaskan makna Surat Al-Baqarah ayat 233 وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ (Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf). Itulah kewajiban seorang suami memberikan gizi yang cukup.

Jadi, kata Kiai Cholil, mencari nafkah dalam Islam itu bukan kewajiban istri, melainkan kewajiban suami.

Baca Juga: MHM Tebar Pesan Cinta Semesta Lewat Buku “Cahaya Cinta dari Kota Madinah”

“Oleh karena itu kewajiban kita itu memberikan pakaian dan rezeki yang cukup, itu semua berkenaan dengan gizi apakah itu makro atau berkaitan dengan mikro. Kalau makro seperti hal nya lemak, protein, dan karbohidrat. Sedangkan mikro seperti hal nya mineral dan juga vitamin,” ujarnya.

Kiai Cholil yang juga Pengasuh Pesantren Cendikia Amanah ini, berpendapat bahwa mengatasi stunting itu diawali dari keluarga, yang harus menjadi keluarga yang hebat, keluarga yang tangguh, dan ketahanan keluarga.

“Dengan demikian nantinya akan melahirkan anak-anak yang hebat, maka dari itu bisa dimulai dari kelahirannya. Akan tetapi umpamanya jangan 3T yaitu Jangan terlalu tua, jangan terlalu muda, jangan terlalu cepat, dan jangan terlalu banyak,” paparnya.

Kiai Cholil mengingatkan apa-apa yang terjadi kepada ibu dan bapaknya itu sangat berpengaruh terjadi kepada anaknya, baik itu yang keluar melalui percakapan atau perilaku sehari-hari.

Baca Juga: Indonesia Tawarkan 10 Ribu Kesempatan Kerja Freelance untuk Pendamping Proses Produk Halal di IIHF 2025

“Karena pada hakikatnya anak itu akan meng-copy paste apa yang menjadi tingkah laku kedua orang tuanya,” pungkasnya. (R/R1/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Stan MHM di IBF 2025 Hadirkan Pojok Anak dan Kelas Dongeng Ajarkan Nilai Moral di Era AI

Rekomendasi untuk Anda