Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Mbah Minten Jamaah Haji Lansia Romantis dari Magelang

Rana Setiawan - Sabtu, 18 Mei 2024 - 17:12 WIB

Sabtu, 18 Mei 2024 - 17:12 WIB

7 Views

Madinah, MINA – Mbah Minten (78) dan suaminya, Ahmadupo (84), asal Jambean Menayu, Magelang, Yogyakarta, sepertinya layak dijuluki sebagai pasangan jamaah haji lansia romantis.

Saat ditemui petugas, Mbah Minten yang tidak dapat berjalan, sedang didorong menggunakan kursi roda oleh suaminya di pelataran Masjid Nabawi jelang shalat Maghrib.

Dalam laporan MCH Kemenag dikutip MINA, Sabtu (18/5), pasangan yang usia pernikahannya sudah 60 tahun ini berangkat ke Tanah Suci setelah menunggu 10 tahun. Mereka berdua tergabung dalam kelompok terbang (kloter) empat Embarkasi Solo (SOC-04).

Sejak tiba di Madinah pada 12 Mei 2024, Ahmadupo selalu membawa istrinya shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Dari wajah keduanya, selalu terlihat semburat senyum penuh semangat.

Baca Juga: Kemenag Tutup Masa Operasional Haji 2024 di Jakarta

Hotel tempat menginap dua sejoli ini cukup dekat dari Masjid Nabawi. Jalan yang harus dilalui juga mulus dan ramah terhadap lansia.

Bertemu di pelataran Masjid Nabawi, Rabu (15/5), petugas haji Indonesia pun menawarkan diri menggantikan Ahmadupo, mendorong dan mendampingi Mbah Minten shalat Maghrib. Ahmadupo yang usianya lebih tua enam tahun dari istrinya menyambut baik tawaran petugas tersebut.

Dia menunjukkan lokasi yang selalu menjadi tempat istrinya shalat. Yaitu di pelataran masjid, tidak jauh dari pintu gerbang nomor 327.

“Di sini saja. Biar gampang saya jemput,” kata Mbah Ahmadupo.

Baca Juga: PPIH Mencatat Sekitar 45 Jamaah Haji Indonesia Masih Dirawat di RS Arab Saudi

Petugas pun mengikuti instruksinya, mengatur posisi kursi roda di sisi karpet. Meski Mbah Minten tidak keberatan ditinggalkan, tapi mereka tetap memilih untuk menemani Mbah Minten hingga usai Shalat Isya.

Di sela-sela waktu, Mbah Minten bercerita. Mereka dikaruniai delapan anak, empat laki-laki dan empat perempuan. Semuanya sudah menikah. Dua di antaranya bertempat tinggal di luar Magelang. Mbah Minten juga memiliki 15 cucu dan dua buyut.

Mbah Minten dan Kakek Ahmadupo bekerja sebagai petani. Tetapi sejak Mbah Minten sakit, dia tidak mampu lagi membantu suaminya menggarap sawah. “Sekarang bapak kerja sendiri. Saya sudah tidak mampu membantu,” kata Mbah Minten lirih.

Sawah yang digarap, kata dia, milik sendiri. Dulu luas. Sekarang sisa sedikit karena sudah dibagikan ke anak-anak.

Baca Juga: Menag Sambut Kedatangan Jamaah Haji di Jakarta

Saat masih sehat, Mbah Minten bukan hanya membantu suami menggarap sawah. Dia juga berjualan dengan membuka warung kelontong di rumahnya. Warungnya pun sudah tutup karena tidak sanggup lagi mengurusnya. Kini, Ahmadupo hanya mengurus sepetak sawah.

Berhaji bagi mereka adalah mimpi yang sudah lama diidamkan. Dan tahun ini, mereka memenuhi panggilan Allah Swt. Meski salah satu dari mereka hanya mampu beribadah di atas kursi roda.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Fase Pemulangan, 182 Ribu Lebih Jamaah Tiba di Tanah Air

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Haji 1445 H
Haji 1445 H
Haji 1445 H
Haji 1445 H