Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Tumbangnya Penjaga Palestina, Sultan Abdul Hamid II yang Membuat Zionis Pesta Pora

Rendi Setiawan - Selasa, 17 Oktober 2023 - 16:44 WIB

Selasa, 17 Oktober 2023 - 16:44 WIB

32 Views

Sultan Abdul Hamid II Kesultanan Utsmani adalah sosok yang amat dibenci Zionis Yahudi. Kisah hidup Sultan Abdul Hamid II penuh dengan perjuangan, khususnya menjaga tanah Palestina dari rampok Zionis Yahudi.

Sultan Abdul Hamid II memimpin Kesultanan Utsmani di saat kondisi seperti kapal yang sedang menunggu karam. Mengenaskan untuk ukuran penguasa Muslim terbesar yang lahir sejak abad ke-13 masehi.

Ketika masih berkuasa, Theodore Hertzl, pemimpin organisasi Zionis Internasional pernah meminta tanah Palestina untuk dijadikan sebagai rumah Yahudi. Bahkan, Hertzl sampai berani menjanjikan 20 juta poundsterling kepada Sultan Abdul Hamid II.

Dengan tegas, Sultan Abdul Hamid II menentang keras dan mengusir utusan Zionis Yahudi untuk jangan pernah lagi berani menginjakkan kaki di pusat Utsmaniyah.

Baca Juga: Lima Kader Muhammadiyah Perkuat Kabinet Merah Putih

Dalam memoarnya, Sultan Abdul Hamid II pernah berujar tentang sikapnya terkait tanah Palestina. Dia berujar,

Aku tidak bisa menjual meskipun sejengkal dari wilayah ini. Sebab tanah-tanah itu bukan milikku melainkan milik rakyatku. Rakyatku telah mendapatkan negeri ini dengan pertumpahan darah, dan kemudian menyiraminya juga dengan darahnya. Aku pun akan menyiraminya. Bahkan kami tidak akan mengizinkan seorang pun merampoknya dari anda. Hendaklah orang-orang Yahudi itu menyimpan jutaan uang mereka. Adapun jika pemerintahan ini runtuh dan terbagi-bagi, maka kaum Yahudi bisa mendapatkan tanah Palestina gratis. Kami sungguh tidak akan pernah membagi pemerintahan negeri ini, kecuali setelah melangkahi mayat-mayat kami. Aku tidak akan membaginya dengan tujuan apapun.”

Kebencian Zionis Yahudi terhadap pucuk pimpinan Kesultanan Utsmani sudah diubun-ubun. Sultan Abdul Hamid ll digulingkan pada 27 April 1909 melalui kudeta yang disokong Zionis. Berakhirnya masa Sultan Abdul Hamid II membuat Zionis Yahudi berpesta.

Dalam buku berjudul “Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah” karya Prof Dr Ali Muhammad Ash Shallabi mengutip Luther mengungkapkan kegemberiaan Zionis atas lengsernya Sultan Abdul Hamid II:

Baca Juga: Di Manakah Jenazah Yahya Al-Sinwar?

“Setelah Sultan Abdul Hamid disingkirkan dari kesultanan, media-media Yahudi di Salonika menyatakan kegembiraannya dan menyatakan kabar gembira akan terlepasnya dari ‘Penekan Israel’ yang menolak permintaan Hertzl yang memberikan paspor mereka serupa dengan undang-undang untuk orang asing.”

Ash-Shalabi juga menyatakan, kampanye melalui media terus dilakukan oleh orang-orang Yahudi selama beberapa lama yang mengecam dengan keras Sultan Abdul Hamid ll. Apa yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kampanye ini dimaksudkan untuk:

Pertama, membela para anggota Persatuan dan Pembangunan dengan cara memberikan justifikasi terhadap apa yang mereka lakukan dalam mengakhiri pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, agar pemerintahan Utsmani kembali memiliki posisi stabil sebagaimana semula.

Kedua, menutupi kegagalan organisasi Persatuan dan Pembangunan di dalam memerintah negara. Di mana orang-orang Persatuan dan Pembangunan ini menjadikan kekerasan dan kediktatoran sebagai sarana untuk berkuasa. Mereka telah memecah belah rakyat di dalam negeri.

Baca Juga: Pembunuhan Sinwar “Secara Tidak Sengaja”

Ketiga, memberikan kabar yang demikian indah tentang munculnya seorang bernama Mushtafa Kemal At-Taturk dan pendukung-pendukungnya, serta memberikan pembenaran terhadap apa yang dilakukan kaki tangan Yahudi, Inggris dan negara-negara Barat, dalam meruntuhkan pemerintahan Utsmani dan Pembentukan Republik Turki.

Keempat, keinginan orang-orang Zionis untuk menghancurkan kepribadian Sultan Abdul Hamid II, sebagai balas dendam mereka terhadap kebijakannya yang menentang tujuan yang ingin mereka capai di Palestina.

Masalah sebenarnya adalah, andaikata pemerintahan Utsmani tidak memiliki pondasi orisinalitas yang kuat dan kekuatannya, niscaya pemerintahan ini telah menjadi debu dan telah tertutup lembaran sejarahnya pada abad 18 atau awal abad 19.

Namun pemerintahan Utsmani mampu melakukan perlawanan yang demikian hebat terhadap musuh-musuh zamannya lebih dari dua abad lamanya, untuk mengusir serangan imperialisme dan tipu daya Yahudi.

Baca Juga: Bullying dan Peran Komite Sekolah

Saat ini, belum ada lagi sosok pemimpin dalam negeri Islam yang lantang menentang Zionis Yahudi menduduki tanah Palestina seperti Sultan Abdul Hamid II. (A/R2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Yahya Sinwar “Tidak Mati”

Rekomendasi untuk Anda