Abha, MINA — Kesempatan belajar bagi para pelajar Indonesia di sejumlah universitas di Arab Saudi kian terbuka lebar pascakunjungan Raja Salman bin Abdulaziz pada awal Maret 2017.
Sebelumnya, para mahasiswa Indonesia yang berada di wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah umumnya tersebar di Universitas Islam Madinah, Universitas Taibah Madinah, Universitas Umm Al-Qura Makkah, Uinversitas King Abdulaziz Jeddah dan Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah di Tuwal.
Kini sebaran mahasiswa Indonesia di wilayah kerja KJRI Jeddah mulai melebar ke Universitas Taif yang terletak di kawasan berhawa sejuk, berjarak sekitar 100 km dari Kota Suci Mekkah dan Universitas Tabuk yang teletak di provinsi ujung utara perbatasan Arab Saudi dengan Yordania.
Terakhir, KJRI Jeddah menyambut kedatangan sebanyak 28 calon mahasiswa yang diterima di Universitas King Khalid di Abha, Ibu Kota Provinsi Asir yang berjarak sekitar 770 kilometer dari Jeddah, demikian keterangan pers KJRI Jeddah yang diterima MINA, Rabu (27/2).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Acara penyambutan yang dikemas dalam Welcoming Session berlangsung belum lama ini, di Kota Khamis Mushait dengan dihadiri langsung oleh Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, didampingi oleh Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial-Budaya Ahmad Syofian, dan Pelaksana Fungsi Konsuler-4 Faiz Ahmad Nugroho.
Hadir pula pada kesempatan tersebut Ahmad Tabrani, guru agama asal Indonesia di Islamic Center Khamis Mushait, Harun Abdul Malik, guru agama di Islamic Center Abha, dan Satgas KJRI untuk wilayah Provinsi Asir.
Di hadapan para calon mahasiswa, Konjen mengingatkan agar mereka meluruskan niat dan bersunggung-sungguh dalam belajar, serta berjuang menunjukkan prestasi.
“Kalian menjadi penentu nasib adik-adik kalian setelahnya, yang juga berminat belajar di kampus ini,” ucap Konjen.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Para calon mahasiswa juga diingatkan agar pandai membawa diri selama berada di Arab Saudi, namun tidak berarti menutup diri dari pergaulan.
“Ketika berada di bangku kuliah, kalian mengasah intekektual. Tapi ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kalian mengasah kepekaan sosial,” pesan Konjen.
KJRI Jeddah, sambung Konjen, telah mengirimkan surat permohonan kepada Kementerian Luar Negeri Arab Saudi untuk meminta persetujuan bertemu dengan Presiden King Khalid University guna membahas tambahan kuota mahasiswa dari Indonesia.
“Tidak hanya jurusan agama, tapi juga ilmu umum lainnya, seperti humaiora, ekonomi syariah dan hubungan internasional,” tambah Konjen.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Dalam pertemuan tersebut, 28 calon mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan lapor diri sekaligus penunjukan koordinator Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Cabang Abha untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi dengan KJRI.
Selain itu, Pelaksana Fungsi Pensosbu, Ahmad Syofian, memaparkan peran dan fungsi KJRI di Arab Saudi, sosialisasi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, do’s and don’ts di negara setempat yang perlu diketahui.
Sementara, Pelaksana Fungsi Konsuler-4, Faiz Ahmad Nugroho, menyampaikan sekilas beragam contoh kasus hukum yang kerap menjerat para WNI di Arab. Tujuannya adalah agar para mahasiswa tidak terbelit kasus serupa di kemudian hari. (L/R01/RI-1)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Mi’raj News Agency (MINA)