KLIS Primary, Sekolah Islam Multikultural Berbasis Cambridge di Sentul

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap masa depan Indonesiia, K-Link yang telah berkiprah selama 17 tahun di Indonesia, menghadirkan sekolah Islam tingkat dasar (Primary) di Jl. Pintu 3, Sirkuit Sentul, Kabupatan Bogor.

Knowledge Link Intercultural School () Primary ini dibangun untuk menjawab permasalahan para orang tua yang membutuhkan sekolah Islam berkualitas yang mampu membentuk generasi Qur’ani yang berwawasan multikultural, cinta perdamaian dan menjadi solusi di setiap bidang kehidupan.

Permasalahan di masa depan semakin kompleks. Butuh generasi yang kuat dan mampu beradaptasi sesuai dengan dinamika jaman.

“Pengalaman kami di Indonesia, telah menyaksikan betapa bagusnya potensi masyarakat di sini. Sebagai mayoritas muslim, masyarakat Indonesia memiliki watak yang kuat, pekerja keras, disiplin dan berkomitmen untuk maju. Di sinilah kami ingin menjadi bagian untuk kemajuan bangsa, melalui kontribusi pada dunia di tingkat dasar dan menengah,” kata Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh saat peluncuran awal KLIS di K-Link Tower, Jakarta belum lama ini.

Sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Ahad (14/4), Chairman KLIS Primary Datin Rozi Jamaludin mengatakan, tak dipungkiri, saat ini satu sisi dunia Islam di Indonesia tengah mendapat sorotan dari berbagai kalangan, terutama soal kualitas pengajaran yang masih butuh banyak penyempurnaan dan output dunia pendidikan.

Menurutnya, bukan hanya output kualitas secara intelektual, sekaligus juga akhlak. Apalagi Indonesia, negara majemuk yang kaya akan budaya (multicultural), seharusnya lahir generasi muslim yang sadar kultur, berpola pikir universal dan memiliki ketrampilan dan berkemampuan global.

Karena itu, pembentukan generasi mulai dari pendidikan tingkat dasar merupakan kebutuhan.

“Dari pendidikan dasar inilah, sedini mugkin, siswa dibentuk mampu untuk mengenal dirinya dan siapa mereka di masa depan melalui karya yang bermanfaat. Maka itu, dalam proses belajar mengaja disesuaikan dengan karakter siswa. Mereka diajak terlibat langsung, saling berinteraksi dan bereksperimen yang mereka menjadi mandiri dan kreatif berimajinasi,” ujar Datin Rozi.

Datin Rozi menambahkan, pendidikan dasar merupakan elemen penting dari perjalanan belajar seorang siswa. Pendidikan dasar yang baik akan memberikan fondasi yang kuat bagi siswa untuk pendidikan selanjutnya dan tentu saja akan ikut membentuk masa depan siswa didik.

Ustadz Abdul Somad yang hadir dalam soft launching KLIS Primary di Sentul pada Rabu (10/4) juga menguatkan peran orang tua yang sangat penting untuk membentuk karakter generasi Qur’ani.

Berbasis kurikulum Cambridge
belajar dalam suasana yang menyenangkan dalam lingkungan yang intercultural, fasilitas lengkap, menggunakan kurikulum international dapat memberikan stimulus yang luar biasa untuk kemajuan pendidikan anak.

Ada tiga komponen utama yang membentuk kurikulum KLIS Primary yaitu Cambridge Primary Framework sebagai dasar, pendidikan agama Islam dan kajian Al-Qu’ran yang dilakukan secara konsisten dan memberikan porsi-porsi pada pelajaran yang penting untuk ujian nasional.

Sistem KLIS memungkinkan sekolah untuk secara terus menerus menilai performance siswa dan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa didik.

Tingkat keberhasilan siswa dinilai secara progresif dengan tolak ukur penilaian: Progression Test (penilaian yang dilakukan oleh guru KLIS per mata pelajaran), Checkpoint Tests (penilaian yang dilakukan Cambridge international Examiners, KLIS akan melakukan Junior Al Hafeez Test (minimum 2 juz) dan UASBN – Ujian Nasional.

Kerangka dasar yang membentuk proses belajar mengajar KLIS Primary yaitu kurikulum sekolah dasar kelas dunia Cambridge, kemampuan bahasa dunia, pendidikan Islam, pendidikan karakter dan pendalaman Al-Quran, program peneliti muda, keterampilan hidup dan pendidikan sosial, pendidikan jasmani dan olahraga.

KLIS Primary dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendidikan lengkap dan menyenangkan sesuai dengan karakter dan bakat siswa didik, diantaranya, kolam renang, area bermain luar ruang, lapangan sepak bola (mini soccer field), ruang musik dengan alat musik lengkap, laboratorium komputer, serta area vokasional seperti dapur dan laundry, ruang kesehatan dan kantin.(L/R01/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.