Washington, 2 Sya’ban 1437/9 Mei 2016 (MINA) – Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang memerangi kelompok Islamic State (ISIS) prihatin dengan adanya hubungan antara Kurdi dan Rusia di Suriah.
“Tentu ada kekhawatiran, tapi saya tidak percaya bahwa kepentingan YPG (Unit Perlindungan Rakyat Kurdi) selaras dengan kepentingan Rusia,” kata juru bicara koalisi pimpinan AS Kolonel Steve Warren.
Ia menegaskan bahwa hubungan antara Barat dan Kurdi yang lebih kuat.
“Kita tahu bahwa mereka berinteraksi, tetapi kami percaya bahwa pada akhirnya mereka tidak akan nyaman mendapati di tempat tidur bersama Rusia,” tambahnya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pada 28 April lalu, YPG menukar mayat anggota ISIS dengan mayat seorang perwira Rusia yang sebelumnya tewas di Tadmur (Palmyra). YPG lalu mengembalikan jenasah itu kepada pihak berwenang Rusia.
Berbicara kepada ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Nasser Haji Mansur, penasehat Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Kurdi, mengatakan bahwa tidak ada kontak langsung antara Kurdi dan Rusia.
“Tidak ada koordinasi langsung antara kami dan Rusia. Ketika serangan udara (Rusia) menargetkan Nusra Front dan faksi-faksi lain, kami mengambil keuntungan dari itu, dan maju,” katanya.
Mansur menegaskan bahwa mereka berkoordinasi dengan koalisi internasional pimpinan AS, bukan dengan Rusia, meskipun ada permintaan dari Rusia untuk membuat perjanjian dan kontak dengan mereka. (T/P001/R05)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)