Koalisi Saudi Buka Pelabuhan dan Bandara Yaman untuk Bantuan Kemanusiaan

(Foto: File/Naharnet)

Sanaa, MINA – Pasukan pimpinan yang berperang di pada hari Rabu (22/11) mengatakan, pihaknya akan membuka kembali utama Laut Merah dan Sanaa untuk , setelah blokade lebih dari dua minggu menyusul serangan rudal ke Riyadh.

Koalisi mengatakan, akan membuka kembali pelabuhan Hodeida untuk menerima “bahan bantuan kemanusiaan dan bantuan darurat” serta bandara Sanaa bagi pesawat , mulai tengah hari, Kamis (23/11) (09:00 GMT). Ini tidak menentukan kapan atau apakah akan memudahkan lalu lintas komersial.

Hodeida, yang dikendalikan oleh pemberontak Houthi adalah jalur utama untuk impor makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan ke Yaman, menurut laporan Nahar Net yang dikutip MINA.

Koalisi tersebut memberlakukan blokade total pelabuhan dan bandara Yaman dua hari setelah Huthis menembakkan rudal ke Arab Saudi pada 4 November. Rudal tersebut dicegat di dekat Bandara Internasional Khalid Riyadh, yang memicu perang kata-kata antara Teheran dan Riyadh, yang menuduh Iran “melakukan agresi langsung” dan memasok senjata ke Houthi.

PBB mengatakan pada hari Rabu, telah diberitahukan oleh otoritas Saudi untuk pembukaan kembali pada hari Kamis dari pelabuhan Yaman di Hodeida dan Saleef, serta bandara Sanaa.

“Kami memantau perkembangan ini dan kami mencoba untuk melihat apakah itu benar-benar terjadi di lapangan,” juru bicara PBB, Farhan Haq mengatakan kepada wartawan di markas PBB di New York.

“Tentu saja, jika itu terjadi, itu akan menjadi perkembangan yang sangat disambut dan sangat penting,” katanya pula.

Kelompok bantuan Save the Children menyambut baik pengumuman koalisi tersebut namun mengatakan, bahwa membuka pelabuhan dan bandara tidak cukup untuk dapat mencegah potensi di Yaman.

“Bantuan kemanusiaan hanya menyediakan sebagian kecil dari barang-barang penting yang dibutuhkan di Yaman – pasokan komersial sangat penting untuk memberi makan penduduk dan menjaga agar layanan dasar tetap berjalan,” katanya.

Dewan Keamanan PBB pada 9 November menyerukan agar blokade dicabut, dengan memperingatkan bahwa jika tidak, Yaman akan menghadapi “kelaparan terbesar yang telah dialami dunia selama berpuluh-puluh tahun.”

Pemerintah Huthi pada hari Selasa mengumumkan, bandara internasional utama negara tersebut berfungsi penuh seminggu setelah serangan udara pimpinan Saudi menghancurkan sistem navigasi fasilitas tersebut. Bandara telah terbuka hanya untuk penerbangan kemanusiaan.

Bersekutu dengan orang kuat Yaman Ali Abdullah Saleh, pemberontak Huthi yang didukung Iran mengendalikan ibu kota Sanaa bersama sebagian besar Yaman utara.

Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutu-sekutunya bergabung dalam perang pemerintah Yaman melawan pemberontak.

Lebih dari 8.750 orang telah terbunuh. Negara ini juga menghadapi epidemi kolera yang mematikan dan jutaan orang berdiri di ambang kelaparan. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan, Yaman sangat bergantung pada gandum impor untuk kebutuhan dasarnya. (T/B05/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.