Paris, 20 Dzulqa’dah 1435/15 September 2014 (MINA) – Pemimpin dan pejabat dari 29 negara anggota koalisi bertemu di Paris mereka setuju untuk memberikan bantuan militer ke Baghdad untuk melawan kelompok radikal Negara Islam (ISIS) di Irak.
Perwakilan dari negara-negara anggota koalisi itu, termasuk lima anggota tetap DK PBB, Perancis, Rusia, Cina Inggris, dan Amerika Serikat bertemu di ibukota Perancis pada hari Senin (15/9), untuk menghadiri konferensi terkait strategi perang dalam menghadapi ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah di Irak Utara dan Suriah.
“Para anggota koalisi berkomitmen untuk mendukung pemerintah baru Irak dalam memerangi ISIS dengan cara apapun yang diperlukan, termasuk bantuan militer yang sesuai karena mengatasi ISIS adalah hal mendesak” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, Anadolu yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Presiden Prancis, Francois Hollande mengatakan saat pidato pembukaan konferensi, bahwa ancaman ISIS adalah ancaman global dan dibutuhkan “respon yang global pula.”
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Menurutnya, dukungan politik, bantuan kemanusiaan dan perjuangan melawan ISIS, adalah subyek utama yang akan dibahas dalam konferensi kali ini.
“Irak bukan satu-satunya negara yang terancam oleh militan ISIS, mereka sudah hadir di Suriah dan akan terus meluas ke negara-negara lainnya,” katanya.
Presiden Irak Fouad Massoum meminta masyarakat internasional untuk melanjutkan serangan udara dan membantu Irak hadapi pejuang militan ISIS.
“Mereka menargetkan semua orang yang menentang kebijakan mereka, kita membutuhkan dukungan internasional untuk melawan ekstremisme mereka,” katanya.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Menurutnya, ISIS adalah “kelompok terorisme global” yang menargetkan semua kelompok etnis termasuk Arab, Sunni, Kristen, Yazidi dan Kurdi.
Menjelang konferensi di Paris, Laurent Fabius mengatakan, Ahad (14/9) pesawat Prancis akan memulai penerbangan pengintaian atas Irak dari pangakalan udara Perancis di Abu Dhabi pada hari Senin (15/9).
Salah satu tujuan utama konferensi di Paris adalah untuk menentukan sifat anggota koalisi internasional, yang sebelumnya telah diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan meminta mereka untuk melancarkan “perang” terhadap ISIS.
Anggota koalisi juga membahas cara memotong dana ISIS, membendung aliran dan perekrutan militan dari seluruh dunia dan memperkuat kontrol perbatasan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kekerasan yang ditimbulkan oleh ISIS telah menewaskan lebih dari 1.400 jiwa pada bulan Agustus saja, dan menyebabkan 1,2 juta warga Irak, termasuk Turkmen, Arab, Kristen dan Ezidis, melarikan diri dari rumah mereka.
Dua hari sebelum konferensi, kelompok tersebut telah memposting video ke internet yang menunjukkan seorang sandera asal Inggris dipenggal, setelah sebelumnya menunjukkan pemenggalan dua wartawan Amerika.
Militan ISIS juga telah mengancam akan membunuh seorang warga Inggris kedua, Alan Henning, yang mereka sandera.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan pada hari Ahad (14/9) bertekad untuk “mendorong kembali, membongkar dan akhirnya menghancurkan” ISIS, menurutnya, militan radikal ISIS “bukanlah Muslim, melainkan mereka adalah monster”. (T/P011/R11)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)