Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berkolaborasi dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal bin Abdullah Al-Amudi berencana akan membangun pusat keislaman (Islamic Center) di Batam, Kepulauan Riau.
Pembangunan Islamic Center itu merupakan bagian dari kesepakatan rencana penguatan kerja sama dalam bidang ekonomi antara kedua negara.
Dalam pertemuannya dengan Dubes Faisal, Menko Airlangga mengatakan, pemerintah telah menyiapkan lahan minimal 15 hektare di Batam, yang di atasnya kemudian bisa dibangun fasilitas publik. Faisal lalu menanggapi rencana itu dengan tangan terbuka.
“Sudah disiapkan lahan di Batam, bisa segera dibangun masjid dan Islamic center serta monumen yang ikonik,” kata Airlangga dalam keterangan pers, Selasa (30/7).
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Faisal dikabarkan akan segera mengunjungi Batam untuk melihat lahan yang disediakan.
Di samping itu, ia juga akan menyaksikan perkembangan pembangunan dan potensi kerja sama ekonomi di pulau tetangga Singapura itu.
Dalam pertemuan di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta pada Senin (29/7) itu, Airlangga dan Dubes Faisal juga membahas secara luas kerja sama di bidang ekonomi dan investasi.
Masing-masing memandang perlunya Indonesia dan Arab Saudi untuk lebih fokus pada kedua aspek tersebut.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Arab Saudi mempunyai Visi 2030, dan Indonesia juga mempunyai visi ke depan Indonesia Emas 2045 sehingga perlu ide-ide baru untuk penguatan hubungan kerja sama ekonomi dengan Arab Saudi,” kata Faisal.
Selain kerja sama bidang ekonomi dan investasi, dalam kesempatan itu pula, Airlangga dan Faisal juga membahas soal pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Sebab, momen tahunan itu turut menggerakkan roda perekonomian.
“Orang Indonesia yang melaksanakan ibadah haji dan umrah setiap tahun sekitar 1,4 juta orang. Kalau spending-nya rata-rata lima ribu dolar AS saja, maka devisanya 7 miliar dolar AS. Karena itu, Saudi juga perlu investasi yang lebih besar di Indonesia,” ujar Airlangga.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina