Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan RSF Minta Maaf atas Pembantaian Warga Sipil di El Fasher

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), Mohamed Hamdan Dagalo.

Darfur, MINA – Komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), Mohamed Hamdan Dagalo, telah meminta maaf kepada penduduk El Fasher menyusul laporan pembantaian dan pembunuhan warga sipil yang meluas, yang dilakukan oleh pasukannya selama pengambilalihan kota tersebut baru-baru ini.

Dalam pesan video yang dirilis Rabu (29/10) di kanal Telegram resminya, tiga hari setelah RSF menguasai El Fasher, benteng terakhir tentara Sudan di wilayah Darfur, Dagalo mengatakan ia meminta maaf kepada penduduk El Fasher atas bencana yang menimpa mereka. MEMO melaporkan.

“Kami dipaksa terlibat dalam perang ini; perang ini dipaksakan kepada kami. Namun pembebasan El Fasher berpihak pada persatuan Sudan, baik secara damai maupun melalui perang,” ujarnya.

Dagalo, yang juga dikenal sebagai Hemedti, menyebut pasukannya sebagai “rakyat yang cinta damai”, dan mendesak para pejuang untuk tidak melukai warga sipil.

Baca Juga: DK PBB Kecam Serangan Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter di El-Fasher, Sudan

“Membunuh tentara yang ditangkap dilarang, sedangkan warga sipil, Anda tidak punya urusan dengan mereka,” tegasnya.

Komandan RSF itu mengumumkan pembentukan komite akuntabilitas di El Fasher untuk menyelidiki dugaan pelanggaran, dengan mengatakan, “Kami menjunjung tinggi hukum dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bersalah,” meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Laporan dari para saksi, aktivis lokal, dan organisasi internasional, yang diperkuat oleh citra satelit, menunjukkan para pejuang RSF melakukan pembantaian dan pembunuhan etnis yang meluas terhadap warga sipil setelah kota itu direbut.

Uni Eropa pada Rabu mengutuk “kebrutalan” RSF dan “penargetan etnis” terhadap warga sipil, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan meningkatnya risiko pelanggaran dan kekejaman bermotif etnis di wilayah tersebut.

Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan

Jatuhnya El Fasher menandai perubahan signifikan dalam perang saudara yang sedang berlangsung di Sudan, yang secara efektif memberi RSF kendali penuh atas Darfur dan semakin memperdalam kekhawatiran akan bencana kemanusiaan. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prancis dan Spanyol Tuntut Pembatasan Hak Veto PBB untuk Keadilan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda