Gaza, 3 Syawwal 1435 / 30 Juli 2014 (MINA) – Muhammad Al Dhaif, Komandan tertinggi Brigade Izzudin Al Qassam sayap militer gerakan perlawanan Hamas, menyatakan, Pemerintah Israel pimpinan Netanyahu telah menipu rakyat dan tentaranya.
Dalam pidato yang disiarkan televisi Al Aqsha, Selasa (29/7) malam pukul 20.00 waktu Gaza, Dhaif menyatakan, Netanyahu menipu rakyatnya dengan mengatakan telah memasuki Gaza dan menghancurkan terowongan terowongan serta tempat tempat peluncuran roket.
“Ia menunjukkan kemenangan palsu pada rakyatnya,” tutur Dhaif sebagaimana dilaporkan koresponden-koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Gaza.
“Pemerintah Israel mengerahkan tentaranya ke medan pertempuran di Gaza seolah-olah menyeret mereka kepada kematian,” kata Al Dhaif pada awal pidatonya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Dhaif menegaskan, Israel telah gagal, karena dengan teknologi yang dimiliki seperti pesawat tempur, artileri tank dan kapal perang, penjajah Israel tidak berhasil masuk ke dalam Gaza, bahkan menjadi sasaran empuk para pejuang Palestina.
“Apa apa yang gagal di capai oleh pesawat pesawat tempur, artileri, tank tank, dan kapal kapal laut perang kalian, tidak mungkin bisa dicapai oleh pasukan pecundang di bumi Gaza, yang dengan izin Allah pasukan pecundang ini telah menjadi buruan bagi para sniper dan pasukan sergap mujahidin,” ujar Dhaif.
Keberhasilan pejuang Al Qassam menyusup ke garis pertahanan musuh, juga menjadi point penting yang disampaikan Dhaif. Karena dengan begitu ketatnya penjagaan dan system pengamanan yang lengkap, namun pejuang Gaza masih bisa menerobos masuk wilayah israel dan menewaskan tentara mereka.
Pada bagian akhir pidatonya, Al Dhaif menyatakan, tidak akan pernah ada gencatan senjata tanpa dibukanya blokade dan diakhirinya agresi militer terhadap Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Tidak akan ada gencatan senjata sampai agresi ini dihentikan dan blokade dihentikan dan kami tidak akan pernah menerima solusi tengah yang mengorbankan kemuliaan dan kebebasan rakyat kami,” tegas Dhaif. (L/K01/K02/IR)