Jakarta, MINA – Terkait isu film berjudul Kiblat yang bintangi Ria Ricis, Arisakti Prihatwono atau akrab disapa Rico, salah satu pendiri Pejuang Subuh mengatakan, industri perfilman harus memperhatikan manfaat bagi masyarakat secara seksama, jangan sampai lebih banyak mudaratnya.
“Jagat perfilman diguncang akibat beberapa film horor yang dianggap memanfaatkan simbol agama secara serampangan,” kata Arisakti dalam keterangan, di Jakarta, Selasa (26/3).
“Jangan sampai menjadi lebih banyak mudharat bagi semua,” kata pria yang juga aktif sebagai produser film layar lebar itu.
Lebih lanjut ia mengatakan, secara data, film horor dibalut istilah Islami banyak digemari penonton Indonesia. Sehingga banyak produser yang membuat film sejenis dengan harapan mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: IK dan DD akan Ciptakan SDM Mandiri dan Produktif
“Di sisi lain , film yang mengajak kepada kebaikan sesuai agama Islam jarang mendapatkan penonton dalam jumlah yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap alim ulama khususnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat memberikan perhatian bagi pembuat film Islami agar lebih maju dan berkembang.
“Kami siap memberikan sumbang saran dan jika perlu kita buat lembaga untuk mengkurasi film baik yang akan disupport oleh MUI, alim ulama sebagai pendorong agar umat menonton film dengan pesan kebaikan,” tegasnya.
Saat ini ada satu film yang membawa pesan kebaikan berjudul Perjalanan Pembuktian Cinta masih tayang di bioskop. (R/R4/P2)
Baca Juga: Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Tetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H Rabu 28 Mei 2025
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dari Manuskrip Aceh ke Gaza: Menghubungkan Warisan dan Kemanusiaan