Amman, 15 Rajab 1428/12 April 2017 (MINA) – Yordania memanggil Duta Besar Iran untuk Amman, Mujtaba Fardousi Bour, pada akhir pekan ini untuk menyampaikan protes keras terhadap pernyataan pejabat Iran yang mengecam komentar Raja Abdullah.
Raja Abdullah mengatakan kepada Washington Post dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Kamis bahwa Iran ikut campur atau terlibat dalam ‘masalah strategis’ di kawasan itu.
“Ada upaya untuk menempa hubungan geografis antara Iran, Irak, Suriah, dan Hizbullah/Lebanon,” ujar Raja Abdullah seperti dimuat Saudi Gazette, Senin (11/4).
Dia menambahkan bahwa pasukan Garda Revolusi Iran berada dalam radius 70 km (45 mil) dari perbatasan Yordania dan bahwa aktor-aktor nonnegara mendekati perbatasan ‘tidak akan ditoleransi’.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Dalam respons yang diterbitkan dalam bahasa Arab oleh kantor berita Iran, Fars, pada Ahad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghassemi menyebut komentar Raja Abdullah sebagai ‘tolol dan ceroboh’.
“Tampaknya Raja Yordania membuat kesalahan mendasar dan strategis dalam mendefinisikan terorisme,” kata Fars.
Kementerian Luar Negeri Yordania pada hari Ahad mengatakan telah memanggil Duta Besar Iran di Amman, Mujtaba Fardousi Bour, untuk menyampaikan ‘protes bernada keras’.
Amman menyatakan komentar Ghassemi ‘tidak dapat diterima’ dan ‘usaha telah gagal mengaburkan peran sentral Kerajaan Yordania dalam mendukung keamanan dan stabilitas regional dan memerangi terorisme.
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan
Yordania, yang menjadi rumah bagi puluhan ribu pengungsi Suriah, merupakan bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat yang memerangi kelompok militan ISIS di sana dan di Irak. (T/R11/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru