New York, MINA – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk menyatakan keprihatinan mendalam atas kekacauan di Sudan oleh kelompok bersenjata yang mengakibatkan ketidakstabilan.
Turk mengecam perang “bencana, tidak masuk akal” yang “disebabkan oleh dorongan sewenang-wenang untuk merebut kekuasaan” yang telah menghancurkan negara itu. Arab News melaporkan, Selasa (15/8).
Dampak konflik bersenjata mengakibatkan ribuan kematian, penghancuran rumah, sekolah, rumah sakit, dan layanan vital, pengungsian yang meluas, dan kekerasan seksual, ujarnya.
Saat konflik bersenjata memasuki bulan kelima, Turk mengatakan kantornya memiliki alasan kuat untuk meyakini bahwa Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat telah melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan harus dimintai pertanggungjawaban.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Daerah yang paling parah terkena dampak pertempuran adalah Khartoum dan sekitarnya, El Obeid di Kordofan Utara dan daerah di wilayah Darfur, khususnya Darfur Barat, di mana warga sipil diserang berdasarkan etnis mereka.
Sementara jumlah pasti korban tewas masih sulit dipahami karena pertempuran sengit dan tantangan dalam mengumpulkan dan mengidentifikasi jenazah.
PBB memperkirakan, sejauh ini lebih dari 4.000 orang telah tewas, termasuk ratusan warga sipil, 28 pekerja kemanusiaan dan kesehatan, serta 435 anak-anak.
Jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Mi’raj News Agency (MINA)