Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi Dakwah MUI Ajak Mubaligh Tingkatkan Wawasan Keilmuan

kurnia - Selasa, 31 Oktober 2023 - 05:27 WIB

Selasa, 31 Oktober 2023 - 05:27 WIB

16 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengajak para mubaligh melalui kegiatan Standardisasi Da’i MUI untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan pemahaman ke-Islaman Wasathiyah.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mendorong para da’i miliki wawasan keilmuan yang komprehensif. Sebab, da’i merupakan seorang agen of change.

“Da’i tidak cukup menguasai ilmu keislaman saja, tetapi juga perlu memiliki wawasan ilmu yang lain. Misalnya nasionalisme, ilmu internasional, dan juga terkait dengan ilmu alam seperti perubahan iklim, ” kata kiai Cholil di hadapan peserta Standardisasi Da’i MUI ke-26, di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Senin (30/10).

Menurutnya, peningkatan wawasan bagi seorang da’i menjadi kebutuhan penting. Hal ini melihat kondisi sosial masyarakat terus berkembang dan berubah. Jadi, upaya tersebut merupakan strategi dalam berdakwah.

Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis

Berkenaan dengan strategi dakwah, Kiai Cholil menyoroti agar para da’i mengisi ruang dunia maya sebagai ladang dakwah. Upgrade metode dakwah bisa dilakukan salah satunya melalui media sosial.

“Hari ini, apabila seorang da’i tidak memiliki medsos, maka dakwahnya akan sulit menjangkau masyarakat yang lebih luas. Perkembangan teknologi jadi tantangan sekaligus peluang bagi da’i dalam berdakwah,” jelas Kiai Cholil.

Dalam forum yang sama, Ketua MUI Bidang Ekonomi Syariah dan Halal KH Sholahuddin Al Aiyub menyampaikan pemahaman tentang Islam Wasathiyah dalam kegiatan tersebut.

Menurutnya, penting bagi seorang da’i memahami konsep Islam Wasathi. Sebab, nantinya para da’i akan bersinggungan dengan radikalisme dan liberalisme agama.

Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan

Radikalisme agama cenderung hanya menerima pemahaman yang tekstual dan mengabaikan substansialnya. Sedangkan liberalisme agama mendorong kepada kebebasan rasionalitas.

“Baik radikal atau liberal, keduanya menjadi perhatian serius bagi setiap da’i. Terlebih apabila pemahaman tersebut telah menjelma menjadi aksi di lingkup masyarakat,” imbuhnya. (R/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024 Dimulai Hari Ahad Ini

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia