Jakarta, 20 Syawwal 1436/5 Agustus 2015 (MINA) – Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menegaskan, kehadiran sejumlah warganegara Israel dan simbol-simbol Israel di Tolikara, Papua, bukanlah kebetulan sehingga hal itu harus diusut tuntas.
Pemerintah juga telah “membuka” Papua bagi pers asing baru-baru ini, demikian Antara News melaporkan, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Motifnya pun, menurut Siddiq kepada pers, di Jakarta, Rabu (5/8), bukan tentang penyebaran agama karena agama Yahudi adalah agama eksklusif.
Dia menenggarai orang-orang Israel ini hadir di Tolikara untuk menjalankan satu operasi politik di Papua secara keseluruhan. Untuk itu, dia pun meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas kehadiran mereka di Papua.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Sangat mungkin ada pihak lain yang menggunakan orang-orang ini untuk menjalankan operasi politik di Papua,” katanya.
Jadi, kata dia, bukan hanya tentang Tolikara yang baru saja jadi lokasi kerusuhan sosial semata. “Pemerintah melalui Kepolisian Indonesia BIN, TNI, dan Kementerian Luar Negeri harus mengusut tuntas kehadiran orang berpaspor Israel itu,” kata dia.
Kasus Tolikara, menurut Siddiq, bisa dilihat kecil kalau dipisahkan dari konteks Papua. Namun kasus ini juga bisa menjadi serius jika ditempatkan dalam konteks Papua, khususnya gerakan separatisme.
“Mereka membutuhkan pemantik. Dan harus diingat Papua tidak hanya bagian dari kepentingan Indonesia, tapi juga kepentingan beberapa negara lain,” katanya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Pemerintah, kata dia, telah diberi lampu kuning dan sirine nyaring tentang penyelesaian tuntas isu Papua melalui kasus Tolikara.
Sebelumnya, menurut informasi yang didapatkan MINA, Ketua DPRD Kabupaten Tolikara, Ikiles R. Kogoya mengatakan, hasil penulusuran timnnya di lapangan menemukan, ada perintah dari Wamena untuk melakukan pengecatan bendera Israel di rumah-rumah.
Relawan lembaga medis kemanusiaan MER-C di Karubaga, Tolikara, pada Selasa (28/7) mengunjungi para tokoh agama, keamanan dan pejabat pemerintah untuk mengkonfirmasi berbagai isu yang diberitakan sejak terjadinya penyerangan terhadap ibadah Muslim di sana dua pekan lalu.
Bupati Tolikara Usman Wanembo mengatakan, ada pihak yang memprovokasi, sesaat setelah kejadian pembakaran pukul tujuh pagi pada 17 Juli, tiba-tiba warga mengecat bendera di pintu rumah mereka.(T/P008/R05)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)