Abu Dhabi, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Wakil Indonesian untuk Komisi HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR) Dinna Wisnu menyebut pemerintah Myanmar kurang terbuka kepada dunia internasional untuk membantu polemik minoritas Rohingya di negaranya.
Menurut Dinna, Indonesia sudah memainkan peran yang besar dalam mendekati Myanmar. Pendekatan yang berbeda dengan negara lain menjadikan Indonesia diterima Myanmar.
“Dulu waktu Indonesia memilih untuk menjadikan Myanmar sebagai negara anggota ASEAN, itu kan resistensinya besar dari negara-negara lain. Mereka ‘kan maunya punish saja, pemerintahan yang tidak demokratis kan dikucilkan,” katanya kepada wartawan seusai diskusi “Deradikalisasi, Pemuda, Islam dan Barat” di Pusat Kebudayaan Belanda, di Jakarta, Kamis (19/1).
Dinna menyebut, ketika negara lain ‘mengucilkan’ Myanmar dengan berbagai tekanan, Indonesialah yang maju ke depan dengan pendekatan diplomasi konstruktif negara ini.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menurutnya, Indonesia sejauh ini bekerja dengan baik dalam mendekati Myanmar. “Yang masih kita jaga adalah spirit itu, supaya mereka confidence dulu keluar dari shell nya sebelum mereka bertanggung jawab . Intinya kan orang lain mau negara ini bertanggung jawab (untuk Myanmar), jadi pelan-pelan dulu.”
Dia mengatakan, lembaganya dalam waktu dekat akan berkunjung ke Myanmar untuk melanjutkan diplomasi guna membantu muslim Rohingya di Rakhine yang selama ini kerap mendapatkan diskriminasi dari aparat.
“Masih harus secara bertahap kita selesaikan,” katanya.
Sebelumnya, setelah bertemu dengan Konselor Negara Myanmar Aung San Suu Kyi baru-baru ini, Menlu Retno Marsudi menyebut diplomasi dengan pendekatan yang konstruktif dan inklusif terbukti lebih efektif dalam upaya membantu penyelesaian konflik di Myanmar. Apalagi isu tersebut sangat sensitif serta menyangkut kedaulatan Myanmar dalam menentukan kebijakan negaranya.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Kami tidak menggunakan ‘microphone diplomacy’ dalam membantu menangani isu di Negara Bagian Rakhine,” kata dia.
Oleh sebab itu, ujarnya, pada saat negara-negara lain banyak memilih menghujat secara keras terhadap setiap perkembangan isu di Rohingnya, maka Indonesia lebih memilih menempuh upaya diplomasi melalui komunikasi secara langsung dengan Aung San Suu Kyi di Naypidaw, Myanmar sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.(L/RE1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam